Penggunaan RFID di Perpustakaan

tidak hanya dalam mengupdate inventori, tetapi juga mengenali item mana yang di luar pesanan, perpustakaan bisa menerapkan tracing kartu anggota perpustakaan. Dengan sistem ini seluruh pengguna, pengunjung dan karyawan yang memasuki perpustakaan diberi kartu anggota yang ditanami chip RFID. b. Proses Sirkulasi yang Cepat Penggunaan RFID akan mempercepatsuatu proses sirkulasi peminjaman danpengembalian. Efisiensi waktu terjadi karena informasi dapat dibaca dari tag RFID dengan lebih cepat daripada barcode dan dapat membaca tumpukan buku-buku pada waktu yang sama. Efisiensi lainnya diwujudkan dengan sirkulasi sederhana dimana tag RFID menggantikan sistem deteksi EM atau RF dan barcode pada sistem otomasi perpustakaan. Wujud lain berupa sistem RFID untukkeamanan dan pelacakan buku-buku perpustakaan atau sistem hybrid yang menggunakan EM untuk aspek sekuriti dan RFID untuk tujuan pelacakan secara bersamaan dengan menggunakan satu perangkat yang sama. c. Penanganan Buku-buku Secara Otomatis Penerapan lain dari teknologi RFID adalah penanganan buku-buku secara otomatis. Hal ini meliputi sistem sortir dan alat angkut yang dapat memindahkan buku-buku dan menyortirnya berdasarkan kategori menuju penyimpanannya atau ke dalam gerobak. Hal ini akan mengurangi waktu kerja petugas secara signifikan. Terdapat konfigurasi yang umum dalam penerapan sistem RFID di perpustakaan di antara berbagai produsen yaitu : a. RFID Tag - Dapat ditulis ulang , label standar ISO mengidentifikasi dan melacak berbagai barang materials - Memori chip menyimpan informasi barang tersebut - Status security tersimpan langsung pada label - Menghilangkan garis pandang yang diperlukan untuk memproses barang - Garansi b. Conversion Station - Konversi ID barang dari barcode ke label RFID - Secara otomatis menyalurkan mengeluarkan label - Mencakup layar sentuh, scanner barcode optic, RFID reader dan gerobak portable - Memungkinkan programming reprogramming entri data - Tidak memerlukan koneksi ke sistem sirkulasi terotomasi c. Self Check System - Secara dramatis menyederhanakan proses checkout check- inpeminjamanpengembalian - Memproses barang dengan barcode dan label RFID - Dapat memproses banyak barang sekaligus secara bersamaan - Kendali operasi dengan layar sentuh - Pilihan fleksibel : 4 bahasa standard tersedia tambahan, memungkinkan pembayaran biaya d. Staff Workstation - Meningkatkan efisiensi tempat kerja dan ergonomic - Memproses barang dengan barcode dan label RFID - Display dikombinasikan dengan display sistem otomasi - Bekerja dengan komputer di meja sirkulasi, scanner, printer - Bekerja sebagai tempat sirkulasi atau tempat programming label data entri - Dapat memproses peminjaman check-out banyak barang sekaligus secara bersamaan e. Digital Library Assistant - Mampu membaca sendiri, shelving, pengurutan, pencarian, penyiangan, dan pencarian yang luar biasa - Dapat digunakan untuk scan barang untuk status sekuriti dalam hal alarm berbunyi - Secara bersamaan melakukan pembacaan, pencarian, dan scan persediaan - Dapat memegangmenyimpan informasi lebih dari 1 juta barang - Antena mempermudah pembacaan pada rak yang tinggi dan rendah - Design yang mudah, tanpa kabel, dan ergonomis f. Detection System - Proteksi sekuriti yang tinggi untuk semua koleksi perpustakaan - Lebar koridor mengikuti standar ADA - Pilihan suara alarm memainkan pesan pilihan - Penghitung trafik terintegrasi - Tidak membutuhkan aplikasi server - Tersedia dalam warna abu-abu gelap dan terang g. Self Return Books Drops - Koleksi yang dikembalikan langsung diidentifikasi setelah melalui book drop, fungsi sekuriti anti pencurian antitheft diaktifkan kembali. - Pada saat bersamaan database perpusatakaan diperbaharui. - Pengembalian mandiri self return book drop menyediakan servis pengembalian 24 jam. - Sebagai tambahan, book drop dapat dilengkapi dengan automatic sorting system, menjadikan pengelolaan koleksi lebih efisien 2.2 Framework COBIT 4.1 2.2.1 Definisi Keberhasilan implementasi teknologi informasi di dalam mendukung kebutuhan bisnis membuat manajemen harus dapat menempatkan sistem kendali internal atau framework pada tempatnya. COBIT Framework memberikan kontribusi terhadap kebutuhan tersebut dengan membuat hubungan dengan kebutuhan bisnis, mengorganisasi aktifitas teknologi informasi ke dalam proses model yang diterima secara umum, mengidentifikasi sumber teknologi informasi utama, mendefinisikan sasaran kontrol manajemen yang harus dipertimbangkan. COBIT yaitu Control Objectives for Information and Related Technology yang merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association ISACA, dan IT Governance Institute ITGI pada tahun 1992, meliputi Johnson dkk, 2007 : 1. Business information requirements, terdiri dari : Information : effectiveness efektifitas, efficiency efisiensi, integrity integritas, availability ketersediaan, reliability terpercaya. 2. Confidentiality compliance 3. Information Technology Resource, terdiri dari : People, applications, technology, facilities, data. 4. High - Level IT Processes. COBIT merupakan salah satu kerangka kerja framework dalam mendukung tatakelola teknologi informasi. Prinsip dasar pada framework COBIT adalah menyediakan informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi perlu mengatur dan mengatur sumber daya teknologi informasi dengan menggunakan sekumpulan proses teknologi informasi yang terstruktur sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. COBIT adalah framework yang telah diterima secara global sebagai basis tata kelola TI yang menyediakan tools dan best practice untuk memonitor dan mengelola aktifitas TI IT Governance Institute, 2008. ISACA Information System Audit and Control Association dan lembaga afiliasinya ITGI Information Tecnology Governance Intitute COBIT Control Objective for Information and Related Technology adalah sebuah kerangka kerja Framework evaluasi terhadap sistem informasi yang dikeluarkan. COBIT memberikan domain proses TI yang penting untuk diperhatikan oleh setiap organisasi ISACA-ITGI, 2000. Sebagai sebuah kerangka kerja, COBIT memiliki struktur yang mengikat kebutuhan bisnis organisasi dengan kebutuhan manajemen informasi dalam satu kesejajaran aligment, dan pengelolaan serta pengawasan monitoring, dan pengendalian control. Secara keseluruhan konsep framework COBIT digambarkan sebagai sebuah kubus tiga dimensi yang terdiri dari: 1 kebutuhan bisnis, 2 sumber daya teknologi informasi dan 3 proses teknologi informasi IT Governance Institute, 2007 . Gambar 11 menunjukan framework COBIT 4.1 secara keseluruhan.