Pemanfaatan RFID di Perpustakaan Nasional RI

2. Mengamankan koleksi dan inventaris koleksi yang bernilai sehingga informasi yang terkandung di dalamnya tetap dapat digunakan dan dimanfaatkan seluas2nya oleh masyarakat 3. Membangun sistem pengamanan dan inventory koleksi dengan menggunakan sistem RFID yang memiliki frequency open standard platform 4. Meningkatkan kualitas layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berintegrasi dengan sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI 5. Menyediakan aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat multifungsi yang dapat ditampilkan dan dioperasikan melalui display perangkat multifungsi dan berjalan melalui server pendukungnya Hasil yang diharapkan : 1. Tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembangunan sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi berbasiskan teknologi RFID 2. Mendukung peningkatan pelayanan bagi pengguna perpustakaan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI 3. Penggunaan sistem RFID dengan frequency open standard platform pada sistem yang digunakan untuk pengamanan koleksi dan intaris koleksi 4. Adanya suatu sistem cetak mandiri menggunakan perangkat keras mesin multifungsi bagi pengguna perpustakaan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RL guna meningkatkan kualitas layanan 5. Adanya aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat multifungsi yang dapat ditampilkan dan dioperasikan melalui display perangkat multi fungsi 6. Tersedianya server untuk mendukung berjalannya aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat multi fungsi Penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional belom mencakup keseluruhan fungsi-fungsi yang ada. Pengembangannya dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran yang ada. Pemilihan fungsi-fungfi tersebut dipilih berdasarkan skala prioritas sesuai dengan kinerja layanan perpustakan. Tabel 1 memaparkan tentang penerapan Teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI berdasarkan Kerangka Acuan Kerja RFID, 2008. Tabel 1 Penerapan RFID dan perangkatnya di PNRI : NO PERANGKAT KETERANGAN 1. RFID Frontdesk Station Digunakan oleh staf perpustakaan untuk melakukan proses peminjaman, pengembalian, dan menghidupkanmematikan security bit pada RFID tag. Peralatan ini juga dapat digunakan untuk mengisi data pada RFID tag. 2. RFID security gate Digunakan sebagai gerbang Pengaman yang memiliki alarm counter sekaligus dapat berfungsi sebagai patron counter 3. RFID portable station handheld station Digunakan oleh staf perpustakaan untuk melakukan pemeriksaan koleksi yang telah dilengkapi dengan RFID tag pada rak koleksi guna mendukung sirkulasi dan Pengaman koleksi dan inventaris koleksi. 4. Self check station Layanan peminjaman mandiri yang dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan untuk melakukan proses peminjaman, perpanjangan, dan pengembalian koleksi yang secara otomatis dapat melakukan update data peminjaman tersebut. 5. Aplikasi RFID tag dan reader untuk sirkulasi dan Inventory koleksi stock opname koleksi Perpustakaan Nasional RI Aplikasi ini terintegrasi dengan INLIS yang telah dibangun sebelumnya oleh Perpusnas RI dan digunakan sebagai aplikasi pengelolaan sirkulasi dan inventory koleksi yang berbasis pada RFID. 6. Workstation Digunakan sebagai alat dalam menjalankan aplikasi RFID 7. Server Digunakan sebagai server untuk alat RFID

BAB 3 1.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bersifat evaluatif dengan pendekatan melihat efektifitas dan efisiensi tata kelola IT yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan prosedur standar COBIT 4.1 Control Objective for Information and Related Technology yang dikeluarkan oleh ISACA Information Systems Audit and Control Association. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan metode angket tentang penerapan teknologi informasi yang diperoleh dari beberapa responden yang dianggap terkait atau berhubungan dengan atau yang dianggap memahami tata kelola IT Perpustakaan Nasional RI sesuai dengan yang mewakili tabel RACI Responsible, Accountable, Consulted and Informed, yaitu pihak-pihak yang berkepentingan dengan tatakelola TI di suatu organisasi, pada proses pengolahan data IT Governance Institute, 2007. Data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap analisis berupa dokumen perencanaan, laporan-laporan, dan lain-lain yang merupakan produk kerja Perpustakaan Nasional RI Pengukuran dilakukan terhadap fakta-fakta kematangan pengendalian proses-proses yang terjadi di dalam organisasi dengan menggunakan kuesioner yang dirancang melalui COBIT 4.1 Management Guidlines. Deskripsi tingkat kematangan dapat digambarkan sebagai suatu set of atomic statemen dimana masing-masing deskripsi level of maturity berisi pernyataan-pernyataan yang dapat bernilai sesuai atau tidak sesuai, dan sebagian sesuai atau sebagian tidak sesuai. Deskripsi dari tingkat kematangan terdiri atas 6 level 0 sampai 5 yang menggambarkan tingkat kehandalan aktivitas-aktivitas pengendalian sistem informasi yang dirangkum oleh ISACA dari konsensus berbagai pendapat ahli dan praktek-praktek terbaik di bidang teknologi informasi yang bersifat generik dan telah dijadikan sebagai standar internasional. Level maturity model berdasarkan IT Governance Institut tahun 2007 adalah seperti terdapat pada Tabel 2. Tabel 2 Level Maturity Model Level Kategori Deskripsi Non-Existent Management processes are not applied at all 1 Initial Processes are ad hoc and disorganised 2 Repeatable but intuitive Processes allow a regular pattern 3 Defined Processed are documented and communicated 4 Managed Processes are monitored and measured 5 Optimised Best practices are followed and automated Untuk mendukung analisis data yang dihasilkan dari kuesioner COBIT 4.1 Management Guidelines, sebagai langkah awal akan dilakukan analisis pendukung, yaitu analisis profil, portofolio organisasi, dan strategi organisasi. Selain itu juga dipaparkan mengenai strategi bisnis organisasi. Dari proses analisis profil, portofolio dan strategi organisasi juga dilakukan pemaparan strategi SITI organisasi. Dari hasil analisis strategi bisnis organisasi dilakukan penentuan Critical Success Factor CSF tata kelola RFID. Berdasarkan CSF yang diperoleh, selanjutnya menentukan kendali proses COBIT yang sesuai dengan strategi bisnis organisasi, dengan melakukan pemetaan CSF pada COBIT business goals. Hasil dari pemetaan ini kemudian dilanjutkan dengan penentuan IT goals melalui hubungan antara business goals dengan IT goals yang terdapat pada COBIT. Kendali proses COBIT, yang sesuai dengan strategi bisnis organisasi, akan didapatkan melalui hubungannya dengan IT goals yang terdapat pada COBIT. Proses selanjutnya adalah mendapatkan tingkat kemapanan penyelarasan strategi SITI terhadap strategi bisnis organisasi, sesuai dengan kendali proses COBIT yang terpilih dari strategi bisnis yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai hasil akhir dari proses tersebut yaitu menentukan strategi-strategi untuk meningkatkan tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID berdasarkan tingkat kemapanan yang terdapat pada COBIT 4.1