Tingkat Kematangan Maturity Level

2, defined 3, managed 4, dan optimized 5 IT Governance Institute 2008 dengan deskripsi sebagai berikut ; 1. Non-eksistent 0 = Management processes are not applied at all Kekurangan yang menyeluruh terhadap proses apapun yang dapat dikenali. Perusahaan bahkan tidak mengetahui bahwa terdapat permasalahan yang harus diatasi. 2. Adhoc 1 = Processes are ad hoc and disorganized, Terdapat bukti bahwa perusahaan mengetahui adanya permasalahan yang harus diatasi. Bagaimanapun juga tidak terdapat proses standar, namun menggunakan pendekatan ad hoc yang cenderung diperlakukan secara individu atau per kasus. Secara umum pendekatan kepada pengelolaan proses tidak terorganisasi. 3. Repeatable 2 = Processesallow a regular pattern, Proses dikembangkan ke dalam tahapan dimana prosedur serupa diikuti oleh pihak-pihak yang berbeda untuk pekerjaan yang sama. Tidak terdapat pelatihan formal atau pengkomunikasian prosedur standar dan tanggung jawab diserahkan kepada individu masingmasing. Terdapat tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pengetahuan individu sehingga kemungkinan terjadi error sangat besar. 4. Defined 3 = Processes are documented and communicated, Prosedur distandarisasi dan didokumentasikan kemudian dikomunikasikan melalui pelatihan. Kemudian diamanatkan bahwa proses-proses tersebut harus diikuti. Namun penyimpangan tidak mungkin dapat terdeteksi. Prosedur sendiri tidak lengkap namun sudah memformalkan praktek yang berjalan 5. Managed 4 = Processes are monitored and measured, Manajemen mengawasi dan mengukur kepatutan terhadap prosedur dan mengambil tindakan jika proses tidak dapat dikerjakan secara efektif. Proses berada dibawah peningkatan yang konstan dan penyediaan praktek yang baik. Otomatisasi dan perangkat digunakan dalam batasan tertentu 6. Optimized 5 = Best practices are followed and automated Proses telah dipilih ke dalam tingkat praktek yang baik, berdasarkan hasil dari perbaikan berkelanjutan dan permodelan kedewasaan dengan perusahaan lain. Teknologi informasi digunakan sebagi cara terintegrasi untuk mengotomatisasi alur kerja, penyediaan alat untuk peningkatan kualitas dan efektifitas serta membuat perusahaan cepat beradaptasi. Gambar 2 merupakan gambar peringkat dari maturitas dalam kerangka kerja COBIT 4.1 Gambar 2 Tingkat Maturitas COBIT 4.1 Adapun beberapa cara yang umum dilakukan dalam melaksanakan penilaian maturity diantaranya adalah Guldentops, 2003: a. Pendekatan multidisiplin kelompok orang yang mendiskusikan dan menghasilkan kesepakatan level maturity kondisi sekarang, b. Dekomposisi deskripsi maturity menjadi beberapa pernyataan sehingga manajemen dapat memberikan tingkat persetujuannya, c. Penggunaan atribut matriks sebagaimana didokumentasikan dalam COBIT’s Management Guidelines dan memberikan nilai masing- masing atribut dari setiap proses.

2.2.3 Critical Success Factors CSF

Critical Success Factors CSF adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh organisasi yang merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi Ward J and Peppard J. 2005. CSF adalah sesuatu hal yang harus dilaksanakan dengan baik untuk mendukung kesuksesan sebuah organisasi dan managemennya dan terlebih dari itu CSF mencerminkan managerial sebuah perusahaan yang dapat memberikan sesuatu yang special dan berlanjut pada sebuah performa yang tinggi. Dengan CSF, factor-faktor apa saja yang sangat krusial bagi kesuksesan sebuah organisasi dapat diidentifikasi lebih jauh lagi dan dapat membantu memdidik para eksekutif dan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu juga, CSF dapat membantu melihat sebuah bisnis dalam suatu konteks industri yang besar dan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi. Pembentukan CSF diawali dengan pembentukan tujuan bisnis organisasi yang berbasis pada visi dan misi organisasi. Analisis yang dilakukan terhadap CSF digunakan dalam menentukan indikator produktifitas organisasi.Penentuan CSF dalam penelitian ini juga mengarahkan pada pemilihan kendali proses pada COBIT 4.1 yang berhubungan dengan strategi bisnis organisasi. Pemilihan kendali proses ini akan diawali dengan penentuan klasifikasi tujuan bisnis generic business goals dan hubungannya tujuan bisnis IT goals yang terdapat pada COBIT 4.1.

2.3 Perpustakaan Nasional RI

Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga Pemerintah Non Kementerian yang diberikan tugas untuk melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang perpustakaan, merupakan perpustakaan utama yang dianggap paling komprehensif untuk melayani keperluan informasi dari penduduk suatu negara. Perpustakaan Nasional RI bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang perpustakaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut untuk mendukung tercapainya visi misi orgnisasi. Visi: Terdepan dalam informasi pustaka, menuju Indonesia gemar membaca Misi: 1. Membangun koleksi perpustakaan di seluruh Indonesia 2. Mengembangkan layanan informasi perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi TIK, dan 3. Mengenbamgkan infrastruktur melalui penyediaan sarana dan prasarana serta kompetensi SDM

2.3.1. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi bertugas melaksanakan layanan perpustakaan dan informasi. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan layanan koleksi umum dan khusus b. Melaksanakan bimbingan pemakai c. Melaksanakan pameran dan promosi d. Melaksanakan kerjasama dan otomasi perpustakaan Gambar 3 adalah struktur organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi yang terdapat dalam Laporan Akuntabilitas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2007 : PUSAT JASA PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI BIDANG LAYANAN KOLEKSI UMUM BIDANG LAYANAN KOLEKSI KHUSUS BIDANG KERJASAMA PERPUST. DAN INFORMASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BIDANG KERJASAMA PERPUSTAKAAN SUB BIDANG OTOMASI PERPUSTAKAAN KELOMPOK LAYANAN TERBUKA Gambar 3 Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan Nasional RI