Konsep Deret Taylor Penggunaan Metode Homotopi untuk Menyelesaikan Masalah Getaran Taklinear

II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori yang mendukung karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi masalah nilai awal, konsep dasar deret Taylor, penurunan persamaan osilasi bebasdan konsep metode homotopi. 2.1 Masalah Nilai Awal Penyelesaian dari persamaan diferensial adalah suatu fungsi yang tidak lagi mengandung turunan-turunan yang memenuhi persamaan diferensial tersebut. Dalam penyelesaian persamaan diferensial terdapat penyelesaian umum dan penyelesaian khusus. Untuk memperoleh penyelesaian khusus dibutuhkan suatu syarat awal atau syarat batas. Masalah nilai awal adalah suatu masalah untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan diberikannya suatu nilai awal. Bentuk umum dari suatu masalah nilai awal dinyatakan oleh dengan syarat awal: Hasil yang diperoleh dari masalah nilai awal berupa penyelesaian khusus dimana tidak terdapat lagi konstanta atau variabel hasil pengintegralan dari persamaan diferensial. Selanjutnya masalah nilai batas adalah suatu masalah untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan diberikannya suatu syarat batas pada selang tertentu. Misalkan diberikan suatu persamaan diferensial kemudian akan ditentukan suatu penyelesaian pada daerah dalam selang dengan dan , maka dan merupakan syarat batas. Stanley 1994

2.2 Konsep Deret Taylor

Deret Taylor adalah bentuk khusus dari suatu fungsi yang dapat digunakan sebagai pendekatan dari integral suatu fungsi yang tidak memiliki antiturunan elementer dan dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial. Misalkan fungsi sebarang yang dapat dinyatakan sebagai suatu deret pangkat sebagai berikut 2.1 dengan menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya. Jika fungsi dinyatakan dalam bentuk deret berikut n n n f a x a n     2.2 maka deret 2.2 disebut deret Taylor dari fungsi yang berpusat di . Kreyszig 1998 2.3 Persamaan Osilasi Bebas Tak Linear Persamaan osilasi biasanya digunakan pada masalah getaran sebuah pegas yang diregangkanHalliday 1987. Tinjau pegas yang terdapat pada Gambar 1. Mula-mula pegas dalam keadaan diam lalu diregangkan sepanjang sehingga menyebabkan gaya pada pegas meningkat. Hal ini memperlihatkan bahwa adalah gaya yang sebanding dengan regangan sebesar , yaitu adalah konstanta pegas. Tanda negatif mengidentifikasi bahwa regangan yang diberikan berlawanan dengan gaya yang dihasilkan. Saat pegas dalam keadaan setimbang terjadi simpangan sebesar yang diukur Gambar 1 Perubahan getaran pada pegas. dari keseimbangan. Jika posisi awal lalu diregangkan sehingga , maka menurut hukum Hooke, gaya yang bekerja pada pegas diberikan oleh 2.3 Kemudian menurut hukum Newton kedua, gaya yang yang bekerja pada pegas berbentuk 2.4 dengan adalah gaya, massa, dan merupakan percepatan getaran yang dapat dituliskan sebagai , maka persamaan 2.4 menjadi 2.5 Dengan menggunakan persamaan 2.3 dan 2.5, maka didapat persamaan untuk model getaran pegas dalam bentuk linear berikut 2.6 Misalkan terdapat sebarang gaya luar yang bekerja pada pegas dan bentuknya taklinear kuadratik, misalnya [ ] dengan adalah konstanta. Persamaan 2.6 menjadi 2.7 Bentuk umum dari persamaan 2.7 dapat dituliskan sebagai berikut [ ]. 2.8 Secara fisis, getaran bebas merupakan suatu gerak yang periodik. Misalkan dan masing-masing adalah frekuensi dan amplitudo getaran, maka didefinisikan titik keseimbangan getaran sebagai berikut ∫ dengan periode getaran yang dinyatakan oleh Misalkan dan , dengan bernilai tak nol.

2.4 Metode Homotopi