3.4 Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis
3.4.1 Kadar Air
Contoh uji yang telah dipotong-potong dengan ukuran 5cm pada salah satu ujung balok laminasi. Untuk pengukuran kadar air ditimbang lalu dikeringkan
dalam oven pada suhu 100 + 2°C selama 24 jam, selanjutnya contoh uji dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit untuk mendapatkan berat
konstan. Kadar air dihitung dengan rumus: KA=
dimana: KA
= kadar Air BA
= berat awal BKT = berat kering tanur
3.4.2 Kerapatan
Kerapatan dihitung dengan menggunakan contoh uji dari setiap balok laminasi, sebelum dimasukan kedalam oven, kemudian ditimbang berat contoh uji
serta diukur dimensinya panjang, lebar, dan tebal untuk mendapatkan nilai volumenya. Kerapatan dihitung dengan rumus:
dimana: = kerapatan gcm
3
B = berat contoh uji kering udara g
v = volume contoh uji kering udara cm
3
3.4.3 Delaminasi
Uji delaminasi dilakukan dengan dua cara yaitu perendaman dalam air dingin dan air mendidih. Contoh uji dipotong dari bagian ujung balok laminasi
dengan ukuran yang telah ditentukan. Perendaman air dingin dilakukan dengan merendam contoh uji dalam air pada suhu ruangan selama 6 jam. Selanjutnya
contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 40 ± 3°C selama 18 jam.
Perendaman dalam air mendidih dilakukan dengan merebus contoh uji dalam air mendidih ±100°C selama 4 jam, kemudian dilanjutkan dengan
merendamnya dalam air pada suhu ruangan selama 1 jam. Setelah itu contoh uji dikeringkan dalam oven pada suhu 70 ± 3°C selama 18 jam.
Rasio delaminasi dapat dihitung dengan: Rasio delaminasi = jumlah panjang delaminasi pada kedua ujung
jumlah panjang garis rekat pada kedua ujung
3.4.4 Pengujian MOE dan MOR
Pengujian MOE dan MOR dilakukan untuk mengetahui nilai kekakuan lentur MOE dan kekuatan lentur MOR balok laminasi. Besarnya nilai MOE
menandakan bahwa suatu bahan bersifat kaku susah dilenturkan, sedangkan MOR adalah nilai besarnya nilai pembebanan lentur maksimal yang menyebabkan
contoh uji patah Noermalicha, 2001. Pengujian ini menggunakan mesin UTM instron
tipe 3369. Pola pembebanan pada pengujian sesuai dengan standar JAS 234:2003 seperti Gambar 2.
Gambar 2. Pengujian MOE dan MOR
5cm
Nilai MOE dan MOR dapat dihitung dengan rumus:
dimana P
: beban maksimum pada saat kayu rusak kgf L
: jarak sangga cm Δy
: defleksi cm ΔP
: selisih antara beban atas dan bawah kgf b
: lebar contoh uji cm h
: tebal contoh uji cm
3.4.5 Keteguhan Rekat