Delaminasi Sifat Fisis dan Mekanis

Kadar air balok laminasi juga dipengaruhi oleh kadar air lamina penyusunnya, pada penelitian ini kadar air udara pada tiap lamina sebesar 12. Kadar air mempengaruhi sifat kekuatan kayu, pengembangan dan penyusutan. Perubahan kadar air di atas titik jenuh serat tidak akan memberikan pengaruh yang berarti pada kayu tersebut. Namun sebaliknya perubahan kadar air di bawah titik jenuh serat akan mempengaruhi keteguhan, pengembangan dan penyusutan dimensi kayu. Kadar air semakin rendah pada umumnya kayu akan bertambah kuat Bowyer et al. 2003.

4.2.2 Kerapatan

Berdasarkan hasil pengujian kerapatan contoh uji diperoleh kerapatan balok laminasi A dengan ketebalan laminasi 1cm memiliki nilai kerapatan berkisar antara 0,61 - 0,73 gcm³ dengan nilai rata-rata 0,65 gcm³. Kerapatan balok laminasi B dengan ketebalan lamina 1,5cm memiliki nilai kerapatan berkisar antara 0,61 – 0.65 gcm³ dengan nilai rata-rata 0,63 gcm³. Kerapatan balok laminasi C dengan ketebalan lamina 2cm memiliki nilai kerapatan berkisar antara 0,53 - 0,60 gcm³ dengan nilai rata-rata 0,57 gcm. Tabel 3 menunjukkan hasil analisis statistik sidik ragam pada taraf nyata 5 terdapat perbedaan nilai yang nyata untuk nilai rata-rata kerapatan balok laminasi dan hasil uji lanjut Duncan. Nilai kerapatan glulam ketebalan 2cm memiliki kerapatan yang berbeda nyata dengan glulam ketebalan 1cm dan 1,5cm, sedangkan nilai kerapatan glulam 1cm tidak berbeda nyata dengan glulam ketebalan 1,5cm. Berdasarkan nilai rata-rata diatas balok laminasi dengan ketebalan 2cm memiliki nilai kerapatan terendah, yang hal ini dapat disebabkan oleh umur pohon dan kondisi tempat dari kayu eucalyptus tersebut yang beragam.

4.2.3 Delaminasi

Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian delaminasi pada ketebalan lamina 1cm nilai rata-rata pada air dingin dan air panas adalah masing-masing 4,99 dan 25,20, uji delaminasi pada ketebalan lamina 1,5cm nilai rata-rata air dingin dan panas adalah masing-masing 8,03 dan 45,90, dan nilai uji delaminasi pada lamina ketebalan 2cm memiliki nilai rata-rata air dingin dan air panas adalah masing-masing 0 dan 73,86. Berdasarkan standar JAS 234:2003 nilai delaminasi dingin dan panas yang disyaratkan masing-masing adalah 10 dan 5, sehingga hanya uji delaminasi dingin yang sesuai standar. Berdasarkan nilai rata-rata delaminasi dingin, hasil analisis sidik Tabel 3 pada taraf nyata 5 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata untuk nilai rata-rata delaminasi dingin pada setiap balok laminasi. Uji lanjut Duncan pada Lampiran 5 menunjukkan balok laminasi ketebalan 1cm berbeda nyata dengan glulam ketebalan 1,5cm dan 2cm, sedangkan glulam ketebalan 1,5cm berbeda nyata dengan glulam ketebalan 2cm. Sedangkan pada nilai rata-rata delaminasi panas, hasil uji analisis sidik pada taraf nyata 5 juga menunjukkan adanya perbedaan yang nyata untuk nilai rata-rata delaminasi panas pada setiap balok laminasi. Uji lanjut Duncan Lampiran 5 menunjukkan balok laminasi ketebalan 1cm sangat berbeda nyata dengan balok laminasi ketebalan 1,5cm dan 2cm, sedangkan balok laminasi dengan ketebalan 1,5cm berbeda nyata dengan balok laminasi ketebalan 2cm. Pada Tabel 3 diatas terlihat perbedaan nilai rata-rata yang sangat signifikan pada balok laminasi, hal ini diduga perekat isosianat sangat rentan terhadap kondisi yang sangat ekstrim, sehingga rusaknya perekat yang digunakan pada balok laminasi uji delaminasi panas, sedangkan pada balok laminasi delaminasi dingin tidak ada satu pun perekat yang terlepas atau rusak pada saat proses pengujian selesai dilaksanakan. Berdasarkan nilai delaminasi dingin, diketahui bahwa perekat isosianat dapat digunakan untuk pemakaian interior atau kontruksi yang terlindungi, sedangkan berdasarkan nilai delaminasi panas, diketahui bahwa perekat isosianat yang digunakan ternyata belum mampu bertahan terhadap kondisi yang ekstrim. Vick 1999 menyatakan bahwa uji delaminasi merupakan indikator ketahanan perekat terhadap adanya tekanan pengembangan dan penyusutan akibat adanya kelembaban dan panas yang tinggi.

4.2.4 Kekakuan Lentur Modulus of Elasticity, MOE