ditemukan dengan persen penutupan yang tinggi bersama Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata,
dan Halophila ovalis. Menurut Tomascik et al. 1997 jenis lamun Cymodocea rotundata
mampu hidup pada daerah dangkal yang tertutup karang dan mempunyai toleransi yang tinggi pada daerah tidak terendam air Tomascik et al., 1997. Oleh karena
itu lamun jenis ini memiliki kerapatan dan penutupan yang cukup tinggi. Jenis lamun Halophila ovalis memiliki kerapatan yang rendah dan hanya ditemukan
pada stasiun 3 dan 4, namun lamun jenis ini memiliki nilai persen penutupan yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus
acoroides . Jenis lamun ini ditemukan secara bersama-sama dengan Thalassia
hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, dan Syringodium isoetifolium.
Menurut Nienhuis et al 1989 jenis lamun Halophila ovalis sering terlihat sebagai jenis pembuka yang mendiami substrat pasir.
4.6 Pola Sebaran Jenis Bulu babi
Kondisi lingkungan perairan pada saat pengamatan sangat mempengaruhi pola sebaran jenis di suatu perairan. Penentuan sebaran jenis dengan
menggunakan Indeks Morisita dimaksudkan untuk mengetahui sebaran jenis bulu babi yang ada di Pulau Sapudi membentuk pola seragam, mengelompok, atau
acak. Jenis dengan pola sebaran seragam sangat jarang ditemukan di alam meskipun bukan tidak mungkin hal tersebut dapat terjadi. Berdasarkan hasil
pengukuran Indeks Sebaran Morisita diketahui bahwa pola sebaran jenis bulu babi di Pulau Sapudi Madura memiliki pola sebaran jenis yang bersifat mengelompok
dimana I
d
1 seperti tercantum pada Tabel 8 Lampiran 10.
Tabel 8. Pola sebaran bulu babi di Pulau Sapudi Madura
Jenis Echinoidea
N ∑x
∑x I
2
Pola Sebaran
d
Echinothrix diadema 60
20 76
8,84 Mengelompok
Diadema setosum 60
249 5109
4,72 Mengelompok
Diadema savignyi 60
50 218
4,11 Mengelompok
Echinothrix calamaris 60
7 11
5,71 Mengelompok
Echinometra mathaei 60
134 1362
4,13 Mengelompok
Tripneustes gratilla 60
55 145
1,82 Mengelompok
Mespilia globulus 60
67 215
2,01 Mengelompok
Temnopleurus alexandri 60
8 18
10,71 Mengelompok
Pola sebaran jenis ini sama di semua stasiun pengamatan dengan nilai Id berkisar antara 1,82 – 10,71. Menurut Aziz 1994 bulu babi di padang lamun
dapat hidup soliter atau hidup mengelompok tergantung pada jenis dan habitatnya. Menurut Aziz 1987 bulu babi baik yang menyendiri ataupun
mengelompok, hidup bebas mencari makan secara aktif, berpindah dari satu rumpun ke rumpun alga lainnya. Aktifitas makan ini terutama dilakukan pada
malam hari. Kebiasaan bulu babi jenis tertentu untuk hidup mengelompok seperti pada marga Diadema dan Strongylocentrotus ternyata mempunyai pengaruh
negatif terhadap komunitas algae dan lamun Aziz, 1987. Ketersedian makanan dan faktor habitat sangat mempengaruhi penyebaran
lokal bulu babi Beer, 1990. Pada umumnya setiap jenis bulu babi memiliki habitat yang spesifik, seperti Tripneustes gratilla sering ditemukan di daerah
berpasir atau berlumpur yang banyak ditumbuhi lamun sebagai makanannya. Jenis ini merupakan grazer penting di padang lamun Aziz, 1994. Pola sebaran jenis
mengelompok ini berarti suatu individu jenis hanya dapat ditemukan di tempat tertentu sesuai dengan preferensi habitatnya Aziz, 1994.
4.7 Hubungan Antara Bulu babi dengan Lamun di Pulau Sapudi