4.2 Karakteristik Fisika – Kimiawi Substrat Dasar
Karakteristik fisika dan kimiawi substrat dasar di setiap stasiun pengamatan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik fisika – kimiawi substrat di lokasi pengamatan
Nama Stasiun
pH Walkley
Black Bray
I HCl
25 Fraksi
NO3 H
R
2
R
O KCl C-org
P Pasir Debu Liat
ppm ppm
Stasiun 1 7,5
6,8 0,4
3,3 31,8
92,29 2,31
5,4 310
Stasiun 2 7,5
6,8 0,48
3,5 33,4
93,77 2,11
4,12 616,9
Stasiun 3 7,6
6,9 0,32
3,5 35,1
94,94 1,7
3,36 620
Stasiun 4 7,6
6,9 0,08
3 30,1
95,99 1,14
2,87 616,9
Fraksi substrat yang dihasilkan ada 3 yaitu pasir, debu, dan liat. Fraksi pasir mendominasi ke empat stasiun pengamatan, diikuti oleh fraksi liat dan yang
terkecil adalah nilai dari fraksi debu Tabel 7. Fraksi pasir stasiun 4 memiliki nilai fraksi tertinggi sebesar 95,99 , dan fraksi pasir terkecil terdapat pada
stasiun 1 sebesar 92,29 . Untuk stasiun 2 fraksi pasir sebesar 93,77 dan stasiun 3 sebesar 95,99 . Fraksi liat memiliki nilai semakin kecil dari stasiun 1
ke stasiun 4. Stasiun 1 memiliki nilai sebesar 5,40 , stasiun 2 sebesar 4,12 , stasiun 3 sebesar 3,36 , dan stasiun 4 sebesar 2,87. Sedangkan untuk fraksi debu
stasiun 1 memiliki nilai sebesar 2,31 , stasiun 2 sebesar 2,11 , stasiun 3 sebesar 1,70 , dan stasiun 4 sebesar 1,14 .
Bulu babi merupakan biota yang menyukai substrat yang agak keras, dimana substrat padang lamun campuran terutama terdiri dari campuran pasir dan
pecahan karang Dobo, 2009. Pada umumnya masing-masing jenis dari bulu babi memiliki habitat yang spesifik, seperti Tripneustes gratilla sering ditemukan di
daerah berpasir atau pasir berlumpur yang banyak ditumbuhi lamun dengan kedalaman antara 0,5 – 20 m Radjab, 2001.
Hasil pengukuran nitrat pada setiap stasiun pengamatan Tabel 7 nilai nitrat tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 620 ppm, dan terendah pada stasiun
1 sebesar 310 ppm. Untuk stasiun 2 dan stasiun 4 nilai kandungan nitratnya sama sebesar 616,9 ppm. Nilai fosfat tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 35,10
ppm, dan terendah pada stasiun 4 sebesar 30,10 ppm. Nilai nitrat pada substrat di lokasi penelitian tinggi, hal tersebut dikarenakan substratnya kaya akan bahan
organik yang menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam substrat maka nilai nitratnya
akan semakin tinggi. Sampai saat ini belum ada standar baku yang pasti mengenai nitrat di substrat.
Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga Effendi, 2003. Fosfat
merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan juga merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan alga, sehingga
unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan Effendi, 2003. Oleh karena itu
nitrat dan fosfat dibutuhkan oleh organisme perairan termasuk lamun dan bulu babi untuk kelangsungan hidupnya.
Hasil dari analisis data substrat juga menghasilkan kandungan C organik dan pH substrat. Hasil C organik pada keempat lokasi penelitian Tabel 7
memiliki nilai tertinggi pada stasiun 2 sebesar 0,48 dan terkecil pada stasiun 4 sebesar 0,08 . Nilai pH substrat yang menggunakan H
2
O tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan stasiun 4 dengan nilai yang sama sebesar 7,60 dan terkecil terdapat
pada stasiun 1 dan stasiun 2 dengan nilai yang sama juga sebesar 7,50. Nilai pH
yang menggunakan KCl tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan stasiun 4 dengan nilai sama sebesar 6,90 dan terkecil terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 2 dengan
nilai yang sama juga sebesar 6,80. C organik di perairan berasal dari tumbuhan atau biota akuatik, baik yang
hidup atau mati dan menjadi detritus. Mikroba memanfaatkan bahan organik sebagai sumber makanan dari suatu rangkaian reaksi biokimia yang kompleks.
Pada reaksi katabolisme, makrobenthos merombak bahan organik dan dipecah untuk menghasilkan energi berupa makanan yang digunakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhannya Effendi, 2003. Nilai pH substrat yang semakin tinggi akan menaikkan nilai alkalinitas basa dan
semakin rendah kadar karbondioksida bebas, sedangkan larutan yang bersifat asam pH rendah bersifat korosif Effendi, 2003. Oleh karena itu C organik dan
pH dalam substrat perairan diperlukan oleh organisme akuatik untuk kelangsungan hidupnya.
4.3. Kepadatan Bulu babi