Kepadatan Bulu babi HASIL DAN PEMBAHASAN

yang menggunakan KCl tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan stasiun 4 dengan nilai sama sebesar 6,90 dan terkecil terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 2 dengan nilai yang sama juga sebesar 6,80. C organik di perairan berasal dari tumbuhan atau biota akuatik, baik yang hidup atau mati dan menjadi detritus. Mikroba memanfaatkan bahan organik sebagai sumber makanan dari suatu rangkaian reaksi biokimia yang kompleks. Pada reaksi katabolisme, makrobenthos merombak bahan organik dan dipecah untuk menghasilkan energi berupa makanan yang digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhannya Effendi, 2003. Nilai pH substrat yang semakin tinggi akan menaikkan nilai alkalinitas basa dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas, sedangkan larutan yang bersifat asam pH rendah bersifat korosif Effendi, 2003. Oleh karena itu C organik dan pH dalam substrat perairan diperlukan oleh organisme akuatik untuk kelangsungan hidupnya.

4.3. Kepadatan Bulu babi

Bulu babi yang dijumpai di Pulau Sapudi terdiri dari 8 jenis, yaitu Echinothrix diadema, Diadema setosum, Diadema savignyi, dan Echinothrix calamaris dari famili Diadematidae, Mespilia globulus dan Temnopleurus alexandri dari famili Temnopleuridae, Tripneustes gratilla dari famili Toxopneustidae, dan Echinometra mathaei dari famili Echinometridae. Nama lokal bulu babi di Pulau Sapudi adalah ka’sekka’ Lampiran 3. Kepadatan bulu babi yang dijumpai pada tiap stasiun pengamatan didominasi oleh jenis bulu babi Diadema setosum dengan kepadatan rata-rata 14,51 ± 10,83 dan Echinometra mathaei dengan kepadatan rata-rata 7,56 ± 7,14 Gambar 10. Gambar 10. Kepadatan rata-rata dan simpangan baku bulu babi pada tiap stasiun pengamatan, Ed=Echinothrix diadema, Dse=Diadema setosum, Dsa=Diadema savignyi, Ec=Echinothrix calamaris, Em=Echinometra mathaei, Tg=Tripneustes gratilla, Mg=Mespilia globulus, dan Ta=Temnopleurus alexandri Kepadatan rata-rata bulu babi tertinggi pada stasiun 1 ditemukan pada jenis Echinometra mathaei sebesar 5,08 ± 3,26 indm 2 dan terendah pada jenis Tripneustes gratilla sebesar 2,25 ± 1,16 indm 2 . Kepadatan rata-rata bulu babi tertinggi pada stasiun 2 ditemukan pada jenis Diadema setosum sebesar 12,70 ± 12,48 indm 2 dan terendah pada jenis Echinothrix calamaris sebesar 1,33 ± 0,58 indm 2 . Kepadatan rata-rata bulu babi tertinggi pada stasiun 3 ditemukan pada jenis Echinometra mathaei sebesar 7,56 ± 7,14 indm 2 dan terendah pada jenis Echinothrix diadema sebesar 1,00 ± 0,00 indm 2 . Kepadatan rata-rata bulu babi tertinggi pada stasiun 4 ditemukan pada jenis Diadema setosum sebesar 14,51 ± 10,83 indm 2 dan terendah pada jenis Echinothrix calamaris sebesar 1,50 ± 0,71 indm 2 Lampiran 4. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 Ed Dse Dsa Ec Em Tg Mg Ta K e pa da ta n B ul u B a bi ind m ² Jenis Bulu Babi Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Kepadatan rata-rata jenis bulu babi Echinothrix diadema di Pulau Sapudi berkisar antara 1,00 ± 0,00 indm 2 sampai dengan 3,00 ± 2,00 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 1 Lampiran 5. Kepadatan jenis bulu babi Diadema setosum di Pulau Sapudi berkisar antara 2,67 ± 2,08 indm 2 sampai dengan 14,51 ± 10,83 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 4. Kepadatan jenis bulu babi Diadema savignyi di Pulau Sapudi berkisar antara 2,88 ± 1,13 indm 2 sampai dengan 4,50 ± 2,07 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 1. Kepadatan jenis bulu babi Echinothrix calamaris di Pulau Sapudi berkisar antara 1,50 ± 0,71 indm 2 sampai dengan 1,33 ± 0,58 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 2. Kepadatan jenis bulu babi Echinometra mathaei di Pulau Sapudi berkisar antara 2,50 ± 0,71 indm 2 sampai dengan 7,56 ± 7,14 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 3. Kepadatan jenis bulu babi Tripneustes gratilla di Pulau Sapudi berkisar antara 1,50 ± 0,58 indm 2 sampai dengan 2,44 ± 1,24 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 2. Kepadatan jenis bulu babi Mespilia globulus di Pulau Sapudi berkisar antara 1,80 ± 0,45 indm 2 sampai dengan 3,14 ± 1,57 indm 2 , kepadatan tertinggi berada pada stasiun 1. Kepadatan jenis bulu babi Temnopleurus alexandri di Pulau Sapudi sebesar 2,00 ± 0,82 indm 2 Setiawan, 2010. . Tingginya kepadatan Diadema setosum di Pulau Sapudi ini diduga berkaitan dengan habitatnya yang cocok yang didominasi oleh karang mati dan rubble dengan substratnya yang agak keras seperti pasir kasar. Begitupun makanan yang mendukung seperti alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble

4.4 Indeks Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Bulu babi