Biaya Kegiatan Teknis Biaya Pengusahaan

5.2.1 Biaya Kegiatan Teknis

Biaya kegiatan teknis dapat diketahui dari dua metode yakni dengan menghitung biaya berdasarkan jenis biayanya dan berdasarkan kegiatan teknis HTI yang dilakukan. Dari Tabel 16 dapat diketahui biaya teknis pengusaahan HTI berdasarkan jenis biaya sebesar Rp 35.225.100 per Ha atau Rp 251.630 USD 21,62 per m 3 1 USD=Rp 12.100, yang terdiri atas biaya tetap sebesar Rp 26.893.700 per hektar 76,34. Jenis biaya terbesar adalah biaya penyusutan sebesar Rp 26.052.100 per hektar 73,96. Biaya penyusutan bertujuan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan perhitungan biaya. Depresiasi merupakan metode untuk memperhitungkan besarnya penurunan nilai pasar barang modal tetap. Biaya penyusutan dianggap sebagai biaya karena dalam perhitungan ekonomi penyusutan merupakan suatu kerugian karena berkurangnya nilai suatu alat Pramudya, 1992. Setelah biaya penyusutan, biaya berikutnya adalah biaya tenaga kerja yakni sebesar Rp 5.107.800 per hektar 14,49. Tingginya biaya tenaga kerja dapat disebakan oleh tingginya kebutuhan tenaga kerja HOK untuk melakukan semua kegiatan HTI. Biaya yang ketiga adalah biaya material sebesar Rp 3.223.600 per hektar 9,17, kemudian diikuti biaya bunga modal sebesar Rp 651.700 per hektar 1,85, dan biaya asuransi sebesar Rp 189.900 per hektar 0,51. Besarnya tingkat suku bunga modal yang dipakai PT. RAPP adalah sebesar 7,75 dan tingkat asuransi adalah 2,25. Bunga modal dan asuransi dari investasi pada mesin dianggap biaya karena uang yang digunakan untuk membeli alat tidak dapat digunakan untuk usaha lain Pramudya, 1992. Besarnya tingkat suku bunga dan tingkat asuransi akan sangat mempengaruhi besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Biaya pengusahaan berdasarkan jenis kegiatan teknis HTI dapat dilihat pada Tabel 17. Biaya terbesar dikeluarkan oleh kegiatan pemanenan kayu yakni sebesar Rp 29.560.600 per hektar 83,91. Tingginya biaya pada pemanenan kayu dapat disebabkan oleh tingginya biaya peralatan yang diperlukan dan sistem pemanenan yang digunakan, proses barging dan sistem canal yang dapat meningkatkan biaya pemanenan kayu. Pada sektor pelalawan peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemanenan umunya menggunakan alat berat., kemudian biaya penanaman sebesar Rp 2.728.900 per hektar 7,75. Pada penanaman, biaya yang sangat mempengaruhi adalah biaya tenaga kerja dan material. Biaya selanjutnya adalah biaya pemeliharaan sebesar Rp 2.427.400 per hektar 6,89, kemudian biaya pengadaan bibit sebesar Rp 406.700 per hektar 1,16 serta biaya perlindungan hutan sebesar Rp 101.500 per hektar 0,29.

5.2.2 Biaya Total