sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan. Selain dengan pembangunan tegakan benih  maka  pemenuhan  kebutuhan  benih  dapat  dilaksanakan  melalui  pembelian
dari  tempat  lain.  Benih  yang  dibeli  dapat  langsung  ditanam  atau  harus  melalui persemaian terlebih dahulu. Hal ini tergantung dari sifat benih yang akan ditanam.
Kegiatan penyiapan lahan bertujuan untuk membuat keadaan lapangan yang bersangkutan  sedemikian  rupa  sehingga  memudahkan  penanaman  dan
pertumbuhan  bibit  yang  ditanam.  Penyiapan  lahan  dapat  dilakukan  dengan  cara manual atau dengan cara mekanis.
Penanaman  bibit  dilaksanakan  pada  awal  sampai  pertengahan  musim penghujan.  Karena  terbatasnya  waktu  penanaman  dalam  setiap  tahunnya  maka
kegiatan-kegiatan  yang  mendukungnya  perlu  diarahkan  agar  penanaman  dapat dilaksanakan tepat pada waktunya.
2.1.1.6 Pemeliharaan
Kegiatan  pemeliharaan  terdiri  dari  pemeliharaan  tanaman  muda  dan pemeliharaan tegakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan mulai bibit selesai
ditanam  di  lapangan  sampai  tanaman  mencapai  kondisi  tegakan  yaitu  keadaan dimana  pohon-pohonnya  telah  saling  mempengaruhi  satu  sama  lain,  baik  tajuk
maupun perakarannya umur 3 –5 tahun. Pemeliharaan tegakan dilakukan setelah
tegakan terbentuk sampai tegakan siap ditebang. Pekerjaan  pemeliharaan  tanaman  muda  dapat  berupa  penyulaman,
penyiangan,  pendangiran  dan  pembebasan  gulma  serta  tanaman  pengganggu lainnya.  Kegiatan  pemeliharaan  tanaman  muda  juga  dapat  berupa  pemupukan
tanaman. Pekerjaan  pemeliharaan  tegakan  dapat  berupa  pembebasan  tanaman
pengganggu,  pemangkasan  cabang  dan  pemeliharaan.  Pembebasan  tanaman pengganggu  dilakukan  pada  jalur  tanaman  pokok  sehingga  tanaman  pokok
mendapat  kesempatan  tumbuh  secara  baik.  Pemangkasan  cabang  dilakukan dengan  tujuan  untuk  meningkatkan  kualitas  batang  melalui  peningkatan  ukuran
panjang batang bebas cabang. Sedangkan kegiatan penjarangan dilakukan dengan tujuan  untuk  menciptakan  ruang  tumbuh  yang  optimal  sehingga  pertumbuhan
pohon-pohon tertinggal dapat berlangsung secara maksimal.
2.1.1.7 Perlindungan Hutan
Kegiatan  perlindungan  hutan  mempunyai  tujuan  untuk  melindungi  hutan dari  gangguan  hama  dan  penyakit  serta  gangguan  lain  baik  hewan  maupun
manusia.  Kegiatan  perlindungan  dapat  bersifat  pencegahan  preventif  ataupun pemberantasan  represif.  Usaha  yang  dapat  dilakukan  dalam  penerapan
silvikultur yang tepat: 1.
Penyuluhan 2.
Pembuatan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan 3.
Pengadaan sarana penanggulangan hama dan penyakit 4.
Pembentukan organisasi pengamanan
2.1.1.8 Pemanenan Hutan
Kegiatan  pemanenan  hutan  secara  tebang  habis  baru  dapat  dilaksanakan pada akhir daur pertama. Pemanenan dilakukan pada tegakan yang telah mencapai
umur yang sama dengan daur. Komponen  dari  kegiatan  pemanenan  hutan  adalah  pengadaan  sarana  dan
prasarana    pada  saat  eksploitasi  dimulai  antara  lain  adalah  jalan  angkutan,  jalan sarad,  base  camp,  tempat  pengumpulan  kayu  TPn,  tempat  penimbunan  kayu
TPK  dan  peralatan  eksploitasi  seperti  chain  saw,  traktor  sarad,  dan  truk angkutan kayu.
1. Timber  Cruising  adalah  pekerjaan  untuk  mengetahui  potensi  volume
tegakan  yang  akan  dipanen  dengan    dilakukan  sensus  potensi  dari  areal yang akan ditebang. Hasil dari kegiatan timber cruising ini dipergunakan
untuk    mengatur  pelaksanaan  penebangan  secara  berdaya  guna  dan berhasil  guna, serta untuk  mengetahui tingkat efisiensi pemanenan  hasil
hutan  besarnya  realisasi  hasil  yang  dipungut  dibandingkan  dengan volume tegakan.
2. Penebangan  pohon  adalah  pekerjaan  mulai  dari  penetapan  arah  rebah
sampai  pohon  selesai  dirobohkan.  Dalam  menentukan  arah  rebah  perlu diperhatikan  keadaan  lapangan  dan  posisi  pohon.  Penebangan  harus
dilakukan  secara  hati-hati  mengingat  kualitas  kayu  yang  dihasilkan sangat tergantung dari kegiatan ini.
3. Pembagian  batang  adalah    pekerjaan  memotong  pohon  yang  telah
direbahkan  menjadi  bagian-bagian  batang  yang  lebih  kecil,  dengan memperhatikan  syarat  seperti  ukuran  yang  diminta  pasar,  kebijakan
penjualan  kayu,  kemudahan  penyaradan  dan  pengangkutan,  adanya industri yang mengerjakan kayu serta pesanan-pesanan
4. Penyaradan  adalah  pekerjaan  membawa  kayu  dari  tempat  tebangan  ke
tempat  pengumpulan  TPn.  Penyaradan  dapat  dilakukan  dengan  tenaga hewanmanusia  dan  atau  secara  mekanis,  yaitu  dengan  menggunakan
sistem kabel dan atau dengan traktorskidder. 5.
Pengangkutan kayu  dilakukan setelah penyaradan atau angkutan antara. Angkutan antara adalah pemindahan kayu dari TPn ke TPK dan dimulai
saat  kayu  dimuat  ditempat  pengumpulan,  atau  dikumpulkan  di  sungai untuk  dibawa  ke  lokasi  penimbunan  atau  pabrik  pengolahan.
Pengangkutan  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  truk  atau  dengan mempergunakan  alat  angkut  di  air  seperti  tongkangkapal  atau  perahu
motor. Tata waktu kegiatan pengusahaan HTI dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.  Tata waktu kegiatan pengusahaan HTI Kegiatan HTI
Tahun ke- -2  -1  0
1 2
3 4
5 6
7 8
dst Perencanaan
RKPH RKT
Tata Batas Penataan Hutan
PWH Penanaman
Pemeliharaan Tanaman Muda
Tegakan Perlindungan
Pemanenan
Sumber: Anonim 1993b dalam Octofivtin 2004
2.2 Tinjauan Pembiayaan Pengusahaan HTI