4.5 Pendapatan Domestik Bruto
Pendapatan  regional  bertujuan  untuk  mengetahui  tingkat  produk  yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan
stuktur  perekonomian  pada  suatu  periode  di  suatu  daerah  tertentu.  Dengan cenderung  membaiknya  pertumbuhan  ekonomi  dunia  yang membawa  dampak
langsung  maupun  tidak  langsung  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  nasional  dan termasuk Riau.  Besarnya pendapatan domestik bruto propinsi Riau disajikan pada
Tabel 9.
Tabel 9.  Pendapatan domestik regional bruto propinsi Riau
Sektor Sumber 2005
2006 Rupiah juta
Rupiah juta Pertanian
Pertambangan Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran AngkutanKomunikasi
BankKeuPerum Jasa
1.463.153 2.082.761
20.429.357 70.276
792.341 2.491.227
1.129.091 1.335.626
587.668 4,8
6,9 67,3
0,2 2,6
8,2 3,7
4,4 1,9
1.542.364 2.139.157
21.796.886 172.609
880.577 2.577.086
1.266.014 1.444.028
622.282 4,7
6,6 67,2
0,5 2,7
7,9 3,9
4,4 1,9
Total 30.381.500
32.441.003,0 100
Sumber:     Produk Domestik  Regional Bruto  Propinsi-Propinsi Di Indonesia  Menurut Lapangan Usaha, Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia
Sektor  yang  memberi  kontribusi  paling  besar  dalam  pendapatan  domestik bruto berdasarkan Tabel 8 adalah sektor industri pengolahan 67,19, kemudian
sektor  perdagangan,  hotel,  dan  restoran  7,94, kemudian  sektor  pertambangan 6,59, sektor pertanian 4,75 , sektor bankkeuanganperum 4,45, sektor
angkutankomunikasi 3,9, sektor bangunan 2,71 , sektor jasa 1,92, serta listrik dan air bersih 0,53.
Berdasarkan  data  Biro  Pusat  Statistik  2007,  Pendapatan  Domestik  Bruto PDB propinsi Riau atas dasar harga berlaku tanpa migas pada tahun 2006 adalah
Rp 94 815,60 miliar dan pada tahun 2007 adalah Rp 117 034,98 miliar. Demikian pula  angka  PDRB  atas  dasar  harga  konstan  2000  tanpa  migas  tahun  2007
mencapai  sebesar  Rp  36417,63  miliar yang  lebih tinggi dari tahun 2006  yakni sebesar Rp 39 420,76  miliar.
Pendapatan  Domestik  Bruto  Propinsi  Riau  atas  dasar  harga  konstan  tahun 2000 berdasarkan lapangan usaha termasuk minyak dan gas pada tahun 2007 pada
sektor  pertanian,  peternakan,  kehutanan,  dan  perikanan  adalah  Rp  14.785,91 miliar, pertambangan dan penggalian Rp 45.125,69 miliar, industri pengolahan Rp
9.246  miliar,  sektor listrik, air  bersih, dan gas Rp 185.050,79  juta, bangunan Rp 2.674,93  miliar,  perdagangan,  hotel,  dan  restoran  Rp  6.840,26  miliar,
pengangkutan dan komunikasi Rp 2.331,64 miliar, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan  Rp  1.011,84  miliar,  dan  sektor  jasa-jasa  Rp  4.010,95  miliar.  Total
pendapatan PDB Riau tahun 2007 atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah Rp 86.213,25 miliar. PDB Riau tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun 2006
karena pada tahun 2006 PDB Riau adalah Rp 83.370,86 miliar.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kegiatan Pengusahaan
Kegiatan  pengusahaan  Hutan  Tanaman  Industri  di  PT.  Riau  Andalan  Pulp and  Paper  RAPP  sektor  Pelalawan  terdiri  atas  pengadaan  bibit,  penanaman,
pemeliharaan tanaman, perlindungan hutan dan pemanenan kayu.
5.1.1 Pengadaan bibit
Pelalawan  Central  Nursery  PCN  mengembangkan  jenis  tanaman  Acacia crassicarpa  sebagai  tanaman  utama  dan  Melaleuca  sp  sebagai  tanaman  untuk
border  trees  tepi  canal  di  lahan  gambut  agar tidak  terjadi  erosi  tanah  dan  untuk keperluan bina desa hutan secara temporer. Bibit dihasilkan dengan dua cara yaitu
secara vegetatif cutting dan generatif seedling. Benih untuk seedling diperoleh dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT. RAPP, sedangkan bibit untuk
cutting  diperoleh  dari  tanaman  induk  unggulan  Mother  plant  yang  sudah terjamin kualitas genetik, fisik dan fisiologisnya. Luas Pelalawan Central Nursery
adalah 10 Ha. Areal yang digunakan untuk persemaian adalah sekitar 8 Ha.
5.1.1.1 Penanaman melalui biji seedling
Benih  yang  akan  dijadikan  bibit  untuk  pembibitan  dengan  cara  generatif diperoleh dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT. RAPP. Target bibit
yang  akan  dihasilkan  selama  tahun  2009  adalah  45.600.000  batang  bibit  yang diperoleh dengan pembibitan secara  seedling  maupun secara cutting. Target bibit
yang dihasilkan secara cutting selama tahun 2009 adalah 22.800.000 batang bibit. Jumlah  bibit  yang  sudah  diproduksi  dari  bulan  Januari-Maret  2009  adalah
sebanyak 5.819.520 batang bibit. Kegiatan  pembibitan  terdiri  atas  sterilisasi  media  yang  dilakukan  di
production  house  dan  media  yang  dipakai  adalah  cocopeat.  Penanaman  dan pemeliharaan  benih  yang  bertujuan  agar  benih  berkecambah  dilakukan  di
germination  area  sekitar  28  hari.  Pada  saat  bibit  berumur  8-14  hari  setelah penyemaian  dilakukan  penyulaman  blanking  sehingga  dapat  diketahui
persentase  hidup  bibit.  Bibit  yang  sudah  berumur  28  hari  akan  ditransfer  ke