Model Kotak Tetap Fixed-Box Model Gaussian

9 akan mengakibatkan deforestasi dan ketika mengenai daerah perairan maka akan mengganggu ekosistem yang ada di dalamnya karena dapat menyebabkan kematian bagi makhluk hidup yang tinggal di perairan tersebut EPA 2007.

2.2 Model Prediksi Dispersi Polutan

Terdapat berbagai macam model prediksi dispersi polutan, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang lebih kompleks yaitu a model empirik: hanya didasarkan pada data sumber emisi, kualitas udara, dan meteorologi b model numerik: berdasarkan prinsip dasar fisika dan kimia yang berhubungan dengan proses dalam pencemaran udara, contohnya adalah model kotak-tetap c model semi-empirik: berdasarkan formulasi yang diturunkan dari prinsip scientific, tetapi berdasar pada parameter yang ditentukan secara empirik, contohnya adalah model Gaussian d model dinamik: berdasarkan persamaan-persamaan diferensial fisika dan kimia yang berhubungan dengan dinamika aliran fluida di atmosfer.

2.2.1 Model Kotak Tetap Fixed-Box

Model Model kotak tetap merupakan model pendugaan konsentrasi polutan yang mudah digunakan untuk daerah perkotaan, tetapi model ini juga memiliki beberapa kekurangan. Model ini hanya bersifat prediksi numerik saja sehingga secara kualitatif hasilnya benar, sedangkan secara kuantitatif masih belum memadai Nevers 2000. Perhitungan konsentrasi polutan dengan model ini menggunakan beberapa asumsi antara lain: • Kota berbentuk dimensi L panjang dan W lebar, salah satunya paralel dengan arah datangnya angin. • Turbulen di atmosfer menyebabkan percampuran polutan terjadi secara keseluruhan hanya sampai di daerah batas mixing height H tinggi. • Turbulen cukup kuat di daerah upwind sehingga membuat konsentrasi polutan seragam di seluruh volume udara kota tersebut. • Angin berhembus di arah x dengan kecepatan angin u. Diasumsikan kecepatan angin seragam di setiap ketinggian. • Konsentrasi polutan di udara ketika memasuki kota x = 0 adalah konstan dan nilainya sama dengan b. • Nilai laju emisi polutan di kota tersebut adalah Q biasanya diekspresikan dalam g det -1 dan biasa dinyatakan dalam laju emisi per luas area g m -2 det -1 . Secara matematis nilai tersebut dapat digambarkan pada persamaan 3. Q = qA ….. 3 A adalah luasan area L x W. Laju emisi ini konstan dan tidak berubah dengan waktu. • Tidak ada polutan yang keluar ataupun masuk dari atas kotak ataupun melalui sisi yang paralel dengan arah angin. • Polutan yang berada di atmosfer stabil dan tidak dapat terurai. Konsentrasi polutan yang terdapat di dalam udara ambien dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan model kotak tetap berikut ini Nevers 2000: c = b + ….. 4 keterangan : c = konsentrasi rata-rata polutan pada keadaan steady state b = konsentrasi polutan yang masuk ke dalam kota g m -3 atau µg m -3 q = laju emisi per satuan luas g m -2 det -1 L = panjang m u = kecepatan angin m det -1 H = tinggi m

2.2.2 Model Gaussian

Pendekatan ini bertumpu pada kenyataan bahwa solusi dasar persamaan klasik difusi Fick merupakan distribusi normal. Model Gauss telah dicobakan untuk sumber tunggal pada kondisi meteorologi khusus dengan waktu rata-rata satu jam atau lebih. Model ini cukup valid untuk difusi dengan waktu yang lama, kondisi homogen dan stasioner Soenarmo 1999. Liu dan Liptak 1999 menambahkan bahwa model ini juga efektif untuk menggambarkan difusi polutan pada jarak kondisi atmosfer tertentu dengan menggunakan standar deviasi dari distribusi Gaussian dalam dua arah untuk menggambarkan karakteristik dari polutan sesuai dengan arah anginnya. Secara 10 = 2 1 2 1 2 + 1 2 + ..... 5 keterangan: = konsentrasi polutan pada arah x, y, dan z µg m -3 = nilai emisi dari polutan g det -1 , = standar deviasi kepulan m = kecepatan angin vertikal rata-rata yang melintasi ketinggian kepulan m det -1 = jarak lateral m = jarak vertikal m = ketinggian efektif cerobong m matematis, model Gaussian pada sumber titik secara umum dapat digambarkan pada persamaan 5 Liu dan Liptak 1999. Asumsi yang digunakan pada model ini antara lain Leonard 1997: 1. Turbulensi atmosfer konstan 2. Kecepatan dan arah angin dari sumber titik sampai reseptor konstan 3. Kepulan tidak mengalami deposisi ataupun washout 4. Tidak ada komponen yang diserap oleh badan air ataupun vegetasi 5. Dispersi hanya terjadi pada arah vertikal dan crosswind 6. Tidak ada komponen yang mengalami transformasi secara kimia 7. Komponen yang mencapai permukaan dipantulkan kembali ke dalam kepulan Berdasarkan asumsi-asumsi yang dijabarkan pada model numerik dan semi- empirik tersebut yaitu model kotak-tetap dan Gaussian, masih terdapat beberapa kekurangan yang signifikan. Oleh karena itu, dibutuhkan model yang lebih kompleks yang lebih mampu menjelaskan fenomena- fenomena yang terjadi dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat. Salah satu model tersebut yang telah banyak dikembangkan adalah model dinamik.

2.3 Computational Fluid Dynamics CFD