3
ppm pada individu yang lebih sensitif. Jika kadarnya mencapai 6-12 ppm, SO
2
mudah diserap oleh selaput lendir pernapasan bagian
atas dan bersifat iritan. Apabila kadarnya semakin bertambah maka akan terjadi
peradangan pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan jika berkelanjutan
dan terjadi berulang kali akan menyebabkan hyper plasia yang berpotensi menyebabkan
timbulnya kanker Fardiaz 1992. Dampak yang lain dari polutan SO
2
juga dapat terjadi pada material. Material, contohnya gedung,
dapat mengalami korosi yang lebih cepat pada bagian luarnya yang menyebabkan kerusakan
secara fisik.
Sebagai tambahan, dampak yang ditimbulkan oleh polutan SO
2
seperti yang dijabarkan sebelumnya, khususnya oleh
aktivitas manusia adalah akibat dari distribusinya yang tidak merata melainkan
terpusat pada daerah tertentu saja sehingga konsentrasinya menjadi tinggi. Hal inilah
yang berbahaya bagi makhluk hidup dan material di sekitarnya.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi
Pencemaran Udara
Menurut Soenarmo 1999, faktor- faktor yang mempengaruhi mekanisme
penyebaran pencemaran udara antara lain sumber emisi dan atmosfer lokal.
2.1.2.1 Sumber Emisi
Sumber emisi merupakan tempat atau lubang dikeluarkannya zat pencemar menuju
ke dalam atmosfer. Sumber emisi tersebut memiliki karakteristik dan bentuk fisik yang
berbeda-beda mulai dari segi luas, bentuk, dan tinggi lubang. Karakteristik dari sumber emisi
antara lain laju pancaran Q, kecepatan pengeluaran, geometri sekitar sumber emisi,
dan bahan bakar yang digunakan Soenarmo 1999.
Laju pancaran Q merupakan jumlah zat pencemar yang dikeluarkan ke atmosfer
µg m
-3
atau mg m
-3
yang kadarnya tergantung pada kapasitas produksi. Semakin
besar kapasitas produksi, laju pancaran akan semakin meningkat sehingga konsentrasi zat
pencemar di dalam atmosfer juga akan bertambah, dan sebaliknya.
Kecepatan pengeluaran merupakan laju zat pencemar yang keluar dari sumber
emisi. Kecepatan pengeluaran tergantung pada proses produksi masing-masing sumber emisi
tersebut serta berpengaruh terhadap laju keluarnya zat pencemar ke atmosfer .
Geometri di sekitar sumber emisi merupakan keadaan tata ruang di sekitar
sumber emisi, antara lain berupa bentuk dan ukuran bangunan sekitar, dan jenis tanaman di
sekitar sumber emisi. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap pola sebaran zat
pencemar yang melewati kawasan tersebut.
Bahan bakar yang digunakan oleh sumber emisi bentuknya berbeda-beda, baik
itu berupa cair minyak tanah, bensin, gas hidrogen, LPG, padatan kayu, batubara,
ataupun nuklir. Oleh karena itu, jenis zat pencemar hasil emisi dari masing-masing
pembakaran bahan bakar tersebut juga berbeda.
2.1.2.2 Faktor Meteorologi
Pada dasarnya, mempelajari dinamika atmosfer tidak sederhana. Berbagai macam
proses terjadi di dalamnya mulai dari pergerakan molekul, turbulensi, perpindahan
panas, reaksi kimia, presipitasi, perpindahan massa udara, dan sebagainya. Proses-proses
tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem yang
seimbang.
Ketidakseimbangan sistem dapat terjadi ketika adanya kerusakan atau
gangguan. Hal tersebut dapat berupa fenomena alam atau dapat juga disebabkan
oleh tangan-tangan manusia, salah satunya zat pencemar dari asap pabrik.
Pergerakan dan konsentrasi zat pencemar yang keluar menuju atmosfer
setelah diemisikan dari sumbernya, sangat bergantung pada kondisi meteorologis di
masing-masing daerah. Kondisi meteorologis tersebut antara lain adalah angin, suhu udara,
stabilitas atmosfer, kelembaban relatif RH, dan curah hujan.
a. Angin