Parameter yang Diukur Perlakuan

C. Parameter yang Diukur

Parameter yang diukur selama penelitian ini meliputi : 1. Iradiasi Surya Iadiasi surya yang diukur merupakan iradiasi surya global, titik pengukuran berada di luar bangunan greenhouse. Alat yang digunakan untuk mengukur adalah pyranometer yang dihubungkan dengan multimeter untuk membaca arus keluaran dalam satuan mV. Arus keluaran pyranometer dikonversi menjadi satuan Wm 2 dengan pengali faktor konversi 10007 Wm 2 . 2. Temperatur Temperatur yang diukur adalah temperatur udara di dalam greenhouse, temperatur larutan nutrisi pada tangki nutrisi, temperatur nutrisi di bedeng tanaman dan temperatur udara di dalam bedeng. Pengukuran data dilakukan pada saat yang bersamaan. 3. Laju Aliran Massa Larutan Nutrisi Laju aliran massa larutan nutrisi diukur untuk mengetahui besarnya kalor yang diserap dan dibawa larutan nutrisi di sepanjang pipa dan bedeng tanaman. Pengukuran dilakukan secara volumetrik, dihitung berapa perubahan volume per satuan waktu dengan menggunakan stopwatch dan gelas ukur volume 1 liter. Data yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi satuan liter per detik ldet. 4. Kecepatan Udara Data kecepatan udara dipakai untuk membantu perhitungan konveksi paksa forced convection yang terjadi di bedeng tanaman dan diambil dari hasil pengkuran kecepatan udara di greenhouse oleh Murniwaty 2008, pada tanggal 16 dan 17 Mei 2007. Pengukuran dilakukan menggunakan Portable Weather Station. Pemakaian data penelitian lain ini disebabkan karena keterbatasan alat ukur yang kurang memadai dan ditujukan untuk membantu perhitungan nilai konveksi pada bedeng tanaman.

D. Perlakuan

Ada 3 rangkaian bedeng hidroponik sistem NFT yang digunakan dalam penelitian. Masing-masing bedeng tempat tumbuh tanaman tomat dirangkai dengan tangki nutrisi, saluran pipa dan unit pendingin bergantung dari perlakuan akan mendapat perlakuan berbeda pada faktor temperatur. Perlakuan yang diterapkan antara lain : 1. Perlakuan Tanpa Pendinginan Nutrisi Kontrol Bedeng tanaman pertama mendapat perlakuan penempatan tangki nutrisi di dalam tanah. Permukaan bagian atas tangki sejajar dengan permukaan lantai greenhouse dengan tujuan mengurangi kalor yang disimpan oleh larutan nutrisi selama berada di dalam tangki. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat pola perubahan temperatur nutrisi secara alamiah tanpa adanya rekayasa perlakuan pendinginan. 2. Perlakuan Pendinginan Nutrisi Siang-Malam, pada Bedeng II Bedeng tanaman kedua mendapat perlakuan pendinginan larutan nutrisi pada tangki seharian penuh selama 24 jam. Unit pendingin dinyalakan terus menerus untuk menyerap kalor pada larutan nutrisi siang dan malam hari. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mengurangi panas berlebihan akibat efek rumah kaca yang memengaruhi besarnya temperatur nutrisi menjadi terlalu tinggi, terutama pada siang hari. Jadi, temperatur daerah perakaran akan lebih rendah daripada lingkungan sekitar di dalam greenhouse baik diwaktu siang dan malam. Namun perbedaan atau selisih antara temperatur siang dan malam tetap sama dengan lingkungan di dalam greenhouse. 3. Perlakuan Pendinginan Nutrisi Malam Hari Bedeng tanaman ketiga mendapat perlakuan pendinginan larutan nutrisi pada malam hari saja. Unit pendingin dirangkai dengan timer agar beroperasi pada malam hari dari pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB. Pendinginan nutrisi malam hari akan mengakibatkan temperatur larutan nutrisi pada malam hari menjadi lebih rendah daripada tidak didinginkan, tetapi temperatur nutrisi pada siang hari tidak mengalamai penurunan sehingga perbedaan temperatur siang dan malam hari lebih besar. Semakin besar perbedaan kedua temperatur tersebut tetapi masih dalam kisaran temperatur optimum, tanaman tomat akan tumbuh dengan optimal dan dapat menghasilkan buah berkualitas prima.

E. Prosedur Penelitian