Asumsi-Asumsi yang Digunakan Simulasi

digunakan untuk menduga temperatur nutrisi selama satu hari dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. Validasi model simulasi meliputi validasi temperatur larutan nutrisi di bedeng tanaman dan di tangki nutrisi pada masing-masing bedeng yang dilakukan dengan menganalisis garis regresi yang terbentuk antara temperatur hasil simulasi dan pengukuran secara linier. Pengujian keabsahan model dilakukan dengan menggunakan garis regresi yang diperoleh dari hubungan linear antara temperatur hasil simulasi Y dan temperatur hasil pengukuran X. Secara matematis hubungan itu ditulis sebagai berikut. Y a bX …………………………………………………………...29 Dimana a menyatakan perpotongan garis regresi dengan sumbu tegak dan b merupakan gradien atau kemiringan garis regresi. Temperatur hasil simulasi dianggap semakin akurat bila koefisien intersepnya a mendekati nol dan kemiringan garisnya b mendekati nilai satu, Murniwaty, 2008. Kinerja model matematik simulasi terhadap hasil pengukuran ditunjukkan melalui nilai koefisien determinasi R 2 pada diagram pencar, semakin mendekati nilai satu maka temperatur hasil simulasi akan semakin mendekati temperatur nutrisi sebenarnya atau hasil pengukuran. Model simulasi pendugaan dinyatakan baik apabila pada persamaan garis regresi memiliki koefisien a mendekati nol serta gradien dan koefisien determinasinya R 2 mendekati nilai satu.

F. Asumsi-Asumsi yang Digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian meliputi : 1. Temperatur larutan nutrisi pada inlet dan outlet pipa adalah sama, artinya kalor yang ditambahkan selama melalui pipa diabaikan. 2. Perpindahan panas yang dihitung terjadi secara konduksi dan konveksi. 3. Temperatur udara di dalam greenhouse seragam di seluruh titik. 4. Pengaruh evaporasi larutan di sepanjang bedeng tanaman diabaikan. 5. Faktor hambatan akar tanaman dianggap tidak mempengaruhi aliran nutrisi di dalam bedeng tanaman.

G. Simulasi

Simulasi digunakan untuk menduga temperatur larutan nutrisi di tangki dan bedeng tanaman dengan perlakuan pendinginan siang-malam dan pendinginan malam hari. Simulasi pendugaan temperatur larutan nutrisi di tangki dan bedeng tanaman hidroponik NFT menggunakan persamaan keseimbangan termal dan pindah panas yang dijalankan dengan bantuan software Microsoft Excell 2007. Simulasi menggunakan kondisi yang sama pada percobaan yang telah dilakukan, data yang digunakan sebagai simulasi merupakan data percobaan pada fase pembungaan tanggal 27 hingga 28 September 2008, karena cuaca yang turut mempengaruhi temperatur baik udara greenhouse, tangki larutan nutrisi maupun bedeng lebih stabil. Input yang digunakan meliputi dimensi luas terbasahkan bedeng dan tangki beserta nilai overall heat transfer-nya, massa larutan nutrisi yang bersirkulasi, kalor yang diserap unit pendingin, laju aliran massa larutan nutrisi, temperatur udara harian di dalam greenhouse, temperatur awal dari larutan nutrisi di tangki dan bedeng tanaman. Ada 3 skenario keadaan yang dirancang berbeda dalam menyimulasikan temperatur larutan nutrisi pada skala lapang, antara lain: 1. Skenario 1: perubahan panjang bedeng Skenario 1 digunakan untuk menduga temperatur larutan nutrisi di tangki dan bedeng dengan panjang bedeng tanaman 20 m dan 50 m. Bedeng yang disimulasikan panjangnya ditambah dengan maksud akan menambah jumlah tanaman per bedeng ketika akan digunakan pada skala industri budidaya buah tomat secara NFT, sehingga kuantitas produksinya dapat ditingkatkan. 2. Skenario 2: penambahan kapasitas pendingin Pendugaan temperatur larutan nutrisi pada skenario 2 menggunakan keadaaan kapasitas unit pendingin yang berbeda dari kapasitas pendingin pada waktu pengukuran. Apabila pada pengukuran unit pendingin dapat menyerap kalor yang besarnya dinotasikan dengan Q maka akan disimulasikan pada kondisi Q2 dan 2Q. Hal ini dilakukan apabila dalam mendapatkan unit pendingin tidak sama seperti unit pendingin pada percobaan dalam hal kapasitasnya. Skenario ini lebih mengarah kepada pola perubahan temperatur nutrisi di bedeng tanaman dan tangki sepanjang hari apabila kemampuan pendingin ditambah atau dikurangi. 3. Skenario 3: pemberian selang waktu pada operasi unit pendingin Skenario 3 dirancang untuk menduga temperatur larutan nutrisi dengan memberikan selang waktu pada operasi unit pendingin. Konteks perlakuan pendinginan tetap sama yaitu pendinginan nutrisi siang-malam dan pendinginan nutrisi malam hari, tetapi unit pendingin tidak dioperasikan terus menerus. Interval waktu dan lamanya unit pendingin beroperasi yang disimulasikan adalah 30 menit setengah jam dan 60 menit satu jam. Adanya selang waktu beroperasi unit pendingin dimaksudkan untuk menghemat energi listrik yang dikonsumsi unit pendingin, selain itu kerja unit pendingin juga tidak akan terlalu berat sehingga usia pakainya menjadi lebih lama.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN