E. Validasi Model Simulasi Temperatur Larutan Nutrisi
Analisis regresi linier temperatur simulasi dan temperatur pengukuran pada tangki dan bedeng dari masing-masing perlakuan ditunjukkan pada
Gambar 22 sampai dengan Gambar 27.
Gambar 22. Diagram pencar dan garis regresi temperatur tangki simulasi dan temperatur pengukuran pada perlakuan
tanpa pendinginan nutrisi
y = 0.816x + 3.246
R² = 0.661
22 24
26 28
30 32
34 36
22 24
26 28
30 32
34 36
Temperatur tangki
simulasi
o
C
Temperatur tangki ukur
o
C
Temperatur larutan nutrisi
Linear Temperatur larutan nutrisi
Gambar 23. Diagram pencar dan garis regresi temperatur bedeng simulasi dan temperatur pengukuran pada perlakuan
tanpa pendinginan nutrisi
Gambar 24. Diagram pencar dan garis regresi temperatur tangki simulasi dan temperatur pengukuran pada perlakuan
pendinginan nutrisi siang-malam
y = 0.801x + 4.130
R² = 0.681
22 24
26 28
30 32
34 36
22 24
26 28
30 32
34 36
Temperatur bedeng
simulasi
o
C
Temperatur bedeng ukur
o
C
Temperatur larutan nutrisi
Linear Temperatur larutan nutrisi
y = 0.774x + 3.868
R² = 0.748
15 17
19 21
23 25
27 29
31
15 17
19 21
23 25
27 29
31
Temperatur tangki
simulasi
o
C
Temperatur tangki ukur
o
C
Temperatur larutan nutrisi
Linear Temperatur larutan nutrisi
Gambar 25. Diagram pencar dan garis regresi temperatur bedeng simulasi dan temperatur pengukuran pada perlakuan
pendinginan nutrisi siang-malam
Gambar 26. Diagram pencar dan garis regresi temperatur tangki simulasi dan temperatur pengukuran pada perlakuan
pendinginan nutrisi malam hari
y = 0.847x + 1.157
R² = 0.733
15 17
19 21
23 25
27 29
31
15 17
19 21
23 25
27 29
31
Temperatur bedeng
simulasi
o
C
Temperatur bedeng ukur
o
C
Temperatur larutan nutrisi
Linear Temperatur larutan nutrisi
y = 0.766x + 4.463
R² = 0.8
16 18
20 22
24 26
28 30
32 34
36
16 18
20 22
24 26
28 30
32 34
36
Temperatur tangki
simulasi
o
C
Temperatur tangki ukur
o
C
Temperatur larutan nutrisi
Linear Temperatur larutan nutrisi
Gambar 27. Diagram pencar dan garis regresi temperatur bedeng simulasi dan temperatur pengukuran pada perlakuan
pendinginan nutrisi malam hari
Berdasarkan grafik pencar dan garis regresi di atas, penyimpangan temperatur simulasi terhadap temperatur pengukuran tergambarkan pada nilai
a, b dan R
2
yang diperoleh. Nilai a pada persamaan-persamaan regresi linier validasi berada pada angka 0.773 hingga 0.847, sedangkan nilai b berada pada
angka 1.157 hingga 4.463. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari validasi simulasi temperatur nutrisi di tangki dan bedeng tanaman yang
terendah berada pada validasi simulasi temperatur nutrisi di tangki perlakuan tanpa pendinginan nutrisi sebesar 0.661 dan tertinggi pada validasi simulasi
temperatur nutrisi di bedeng tanaman perlakuan pendinginan nutrisi malam hari sebesar 0.800.
Grafik regresi linier temperatur nutrisi simulasi terhadap temperatur nutrisi pengukuran pada tangki dan bedeng tanaman masing-masing perlakuan
menunjukkan bahwa simulasi cukup akurat untuk menduga temperatur nutrisi di tangki dan bedeng tanaman pada tingkat kesesuaian di atas 65. Teknik
pendugaan temperatur dengan menerapkan prinsip pindah panas dan keseimbangan termal ini juga pernah diteliti oleh Murniwaty 2008, hasil yang
y = 0.773x + 3.835
R² = 0.774
16 18
20 22
24 26
28 30
32 34
36
16 18
20 22
24 26
28 30
32 34
36
Temperatur bedeng
simulasi
o
C
Temperatur bedeng ukur
o
C
Temperatur larutan nutrisi
Linear Temperatur larutan nutrisi
diperoleh kurang akurat bila dibandingkan dengan penggunaan Artificial Neural Network ANN.
Kesalahan atau yang ditunjukkan pada validasi di atas kemungkinan disebabkan karena penggunaan konstanta pada model yang diperoleh dari
literatur, penggunaan data kecepatan angin bukan pada hari yang sama dengan pengukuran, penempatan alat ukur temperatur yang kurang baik dan kondisi
lapangan yang tidak sesuai dengan treatment dan penggunaan nilai rata-rata temperatur bedeng dan overall heat transfer bedeng maupun tangki pada
waktu siang dan malam hari.
F. Simulasi