Teknik Simulasi TINJAUAN PUSTAKA

mengurangi respirasi tanaman sehingga energi dari fotosintesis dapat digunakan untuk pertumbuhan tajuk dan pembentukan buah. Cooper 1982, mengungkapkan bahwa menaikkan temperatur di daerah perakaran pada siang hari melebihi temperatur pada malam hari, tetapi masih dalam kisaran temperatur optimum, akan memberikan efek pertumbuhan tanaman yang lebih baik daripada temperatur yang lebih berdekatan antara siang dan malam hari. Lain halnya dengan siang hari, semakin tinggi temperatur maka laju fotosintesis akan semakin tinggi karena enzim-enzim yang diperlukan lebih aktif bekerja ketika temperatur meningkat. Tetapi temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak sel protoplasma. Maka dari itu sebaiknya temperatur lingkungan tempat tumbuh tanaman dijaga agar tetap berada pada kondisi yang sesuai bagi tanaman. Salah satu usaha untuk memperlebar beda temperatur antara siang dan malam hari adalah dengan pendinginan larutan nutrisi pada malam hari.

F. Teknik Simulasi

Banyak permasalahan di dunia nyata yang tidak mudah untuk diselesaikan dengan model matematika biasa karena terlalu kompleksnya kasus tersebut maupun rumitnya interaksi masalah dari suatu sistem, sedangkan penggunaan teknik analisa yang ada sangat terbatas. Dalam hal ini simulasi sering dijadikan salah satu jalan keluar dalam mencari pemecahannya karena simulasi merupakan suatu alat yang fleksibel dari model kuantitatif. Simulasi yang dilakukan menggunakan suatu model simulasi yang meniru perilaku suatu fenomena atau suatu gambaran sebenarnya dari dunia nyata tanpa harus melakukan serangkaian percobaan yang sesungguhnya. Dengan begitu prediksi tingkah laku berdasarkan hasil dari input serangkaian parameter dan ukuran yang diinginkan dapat dimungkinkan, kemudian pengambilan keputusan dari pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan cepat Muslich, 1993. Prosedur dan keutungan-kerugian pemakaian simulasi sebagai pemecahan suatu masalah telah diungkapkan oleh Muslich 1993. Untuk melakukan suatu simulasi harus melalui beberapa tahapan, yaitu formulasi masalah, menentukan apakah simulasi layak dilakukan, menyusun model, memvalidasi model, menerapkan model simulasi dan menganalisa hasil simulasi. Penyusunan model simulasi dapat dimulai dengan mengidentifikasi komponen-komponen pokok sistem ke dalam formulasi metematik atau program komputer. Fokus utama pembuatan model simulasi ada pada karakteristik utama sistem. Bagian apa yang boleh ditinggalkan dan tidak boleh ditinggalkan dalam pembuatan suatu model. Disinilah dipilih bagian yang penting-penting saja, namun belum ada aturan tentang hal ini selain identifikasi variabel yang sangat dibutuhkan atau tidak. Tahap berikutnya adalah validasi model yang dilakukan untuk meyakinkan apakah model yang telah dibuat mencerminkan sistem yang sebenarnya atau tidak. Cara yang dilakukan adalah membandingkan hasil simulasi dengan nilai pengukuran atau hasil perhitungan yang diinginkan. Model simulasi dapat digunakan jika setelah dicoba dengan cara memberikan nilai pada parameter-parameternya dan setelah dianalisa memberikan output hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keuntungan model simulasi ini adalah dapat menangani masalah ketidakpastian, selain itu juga dapat digunakan berkali-kali dengan menggunakan parameter yang berbeda-beda untuk memberikan pengaruh pada sistem. Selain kelebihan diatas, ternyata simulasi mempunyai keterbatasan, diantaranya adalah sifatnya yang besar dan rumit sehingga perlu tenaga dan biaya yang tidak sedikit dalam proses pembuatan dan pengembangannya. Kemudian jika model simulasi tersebut kompleks maka akan sulit dimengerti interaksi dan hubungannya, tentu saja ini berakibat akan mengurangi keefektivitasannya. Dalam bidang teknik pertanian, pengembangan model matematik dapat digunakan sebagai simulasi yang berguna untuk mempelajari berbagai gejala fisiologis ataupun meramalkan hubungan antara perilaku dan hasil tanaman terhadap faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Faktor lingkungan itu seperti temperatur, ketersediaan CO 2 , cahaya matahari, kecepatan angin, ketersediaan unsur hara dan air.

G. Keseimbangan Termal dan Pindah Panas