B. Greenhouse
Nelson 1981, mendefinisikan greenhouse sebagai sebuah struktur yang ditutupi oleh bahan transparan yang dapat meneruskan cahaya yang berasal
dari sinar matahari untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga memungkinkannya tanaman terhindar dari faktor-faktor gangguan luar yang
kurang menguntungkan seperti intensitas sinar matahari yang tinggi, terpaan air hujan secara langsung dan serangan hama maupun penyakit tanaman.
Budidaya tomat dengan sistem hidroponik substrat secara intensif membutuhkan kondisi lingkungan yang stabil guna mendukung pertumbuhan
tanaman. Karena itu budidaya dengan hidroponik substrat harusnya dilakukan di dalam greenhouse. Greenhouse yang diharapkan setidaknya memiliki
sirkulasi udara yang baik, dapat mengurangi intensitas sinar matahari yang terlalu tinggi, dapat mengurangi kecepatan angin dari lingkungan luar dan
steril AgroMedia, 2007.
C. Hidroponik Secara Nutrient Film Technique NFT
Hidroponik berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus yang berarti daya. Oleh karena itu kata hidroponik dapat didefinisikan sebagai
“memberdayakan air”. Air dimanfaatkan sebagai dasar pembangun tubuh tanaman dan berperan dalam proses fisiologi tanaman Sutiyoso, 2004.
Cooper 1982, mendefinisikan Nutrient Film Technique NFT sebagai metode budidaya dimana akar tanaman berada di lapisan air dangkal
tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sutiyoso 2004, menambahkan bahwa kata “film” pada NFT menunjukkan
aliran air tipis yang mengalir di dalam talang saluran larutan nutrisi. Untuk menghasilkan aliran larutan yang tipis pada bedengan Cooper
1982, menyaratkan beberapa hal, antara lain kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi benar-benar seragam, kecepatan aliran nutrisi
tidak boleh terlalu cepat bila ditinjau dari kemiringan talang, lebar talang memadai untuk menghindari terbendungnya aliran nutrisi oleh akar yang
mengumpul, dasar talang harus rata dan tidak melengkung untuk mencapai kedalaman larutan nutrisi yang disyaratkan.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari budidaya hidroponik sistem NFT seperti yang dikutip dari Chadirin 2007, antara lain:
1. Teknik NFT dapat mempersingkat masa tanam karena tanaman dapat
tumbuh lebih cepat dari tanaman yang dibudidayakan secara konvensional di tanah, sehingga dapat menambah musim tanam per tahunnya.
2. Pemberian nutrisi lebih mudah dikontrol secara tepat sesuai kebutuhan
tanaman. 3.
Terhindar dari kekeringan karena nutrisi dan air disirkulasikan secara teratur pada daerah perakaran tanaman.
4. Pengendalian temperatur lebih mudah dilakukan dengan cara mengontrol
temperatur larutan nutrisi pada tingkat yang optimum bagi daerah perakaran tanaman.
Komposisi berat garam-garaman murni untuk dilarutkan dalam 1000 liter air tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi berat garam-garaman murni larutan nutrisi Bahan Formula
Berat g
Potassium dihydrogen phosphate KH
2
PO
4
263 Potassium nitrate
KNO
3
583 Calcium nitrate
CaNO
3 2
.4H
2
O 1003
Magnesium sulphate MgSO
4
.7H
2
O 513 Fe-EDTA [CH
2
.NCH
2
.COO
2
]
2
FeNa 79 Manganous sulphate
MnSO
4
.H
2
O 6.1 Boric acid
H
3
BO
3
1.7 Copper sulphate
CuSO
4
.5H
2
O 0.39 Ammonium molybdate
NH
4 6
Mo
7
O
24
.4H
2
O 0.37 Zinc sulphate
ZnSO
4
.7H
2
O 0.44
Sumber: Cooper di dalam Chadirin, 2007
D. Rekayasa Lingkungan Mikro dengan Zone Cooling