7 yang dilarutkan pada heksana mempunyai serapan maksimum pada panjang
gelombang 446 nm. Komponen karotenoid larut dalam pelarut non polar seperti heksana dan
petroleum eter sedangkan kelompok xantofil larut dalam pelarut polar seperti alkohol Gross, 1991. Menurut Meyer 1966, sifat fisika dan kimia
karotenoid adalah larut dalam minyak dan tidak larut dalam air, larut dalam kloroform, benzena, karbon disulfida, dan petroleum eter, tidak larut dalam
etanol dan metanol dingin, tahan terhadap panas apabila dalam keadaan vakum, peka terhadap oksidasi, auto oksidasi dan cahaya serta mempunyai ciri
khas absorpsi cahaya. Sifat-sifat penting tersebut diperlukan sebagai dasar untuk pemisahan karotenoid dari bahan lain.
Reaksi oksidasi dapat menyebakan hilangnya warna karotenoid dalam makanan Schwart dan Elbe, 1996. Reaksi oksidasi karotenoid juga dipicu
oleh suhu yang relatif tinggi. Karotenoid mengalami kerusakan oleh pemanasan pada suhu di atas 60 °C Naibaho, 1983. Selanjutnya panas akan
mendekomposisi karotenoid dan mengakibatkan perubahan stereoisomer. Ikatan ganda pada karotenoid menyebabkan percepaan laju oksidasi karena
sinar dan katalis logam, seperti tembaga, besi dan mangan Watfford, 1980.
1. Pengaruh Panas Terhadap Karotenoid
Karotenoid mengandung ikatan ganda sehingga mudah teroksidasi oleh sinar dan katalis logam tembaga, besi, mangan. Bila teroksidasi,
aktivitas karotenoid akan menurun karena terjadinya perubahan isomer dari bentuk trans menjadi cis Iwasaki dan Murakhosi, 1992. Aktivitas
biologis isomer cis karoten ini sekitar 15-75 Onyewu, 1985. Pigmen karotenoid bersifat labil terhadap panas sehingga jumlahnya
dapat menurun secara drastis pada suhu sekitar 180 - 220 °C . Hasil penelitian Sahidin et al. 2000 menunjukkan bahwa degradasi β-karoten
sangat dipengaruhi oleh suhu dan lamanya pemanasan. Suhu yang semakin tinggi dan pemanasan yang semakin lama mengakibatkan semakin
meningkatnya degradasi β-karoten. β-karoten yang terdegradasi oleh panas akan menghasilkan senyawa-senyawa yang mudah menguap dan tidak
8 mudah menguap. Degradasi β-karoten menghasilkan 6 jenis senyawa
mudah menguap yang utama, yaitu 2-metil heksana, 3-metil heksana, heptana, siklo-oktanona, toluene dan orto, meta atau para xilena.
2. Pengaruh Proses Netralisasi Terhadap Karotenoid
Penggunaan NaOH pada proses netralisasi dapat menghilangkan fosfatida, protein, resin dan suspensi dalam minyak yang tidak dapat
dihilangkan dalam proses pemisahan gum. Selain itu komponen minor yang ada di dalam minyak berupa sterol, klorofil, vitamin E dan
karotenoid dapat dikurangi. Pigmen karotenoid yang larut dalam minyak akan menentukan warna dari karotenoid. Semakin encer larutan alkali
yang digunakan maka jumlah larutan alkali yang dibutuhkan untuk netralisasi akan semakin besar, hal ini menyebabkan minyak netral yang
dihasilkan berwarna lebih pucat sehingga semakin banyak karotenoid yang hilang Ketaren, 2005.
Wulandari 2000 melakukan netralisasi minyak sawit menggunakan NaOH pada suhu 30 – 40 °C selama 30 menit dan diperoleh minyak sawit
netral yang mengandung karotenoid 249 ppm. Selanjutnya Meridian 2000 melalukan netralisasi minyak sawit pada kondisi yang sama dengan
total karotenoid yang diperoleh sebanyak 257 ppm.
C. ADSORBEN