Tabel 6 Analisis keragaman antara T
bg
dengan T
db
, RH, dan Q. Prediktor
Koef t
p-value no constant
T
db
1,2224 28,35
0,000 RH
-0,0405 -2,97
0,003 Q
0,0253 6,53
0,000 4.4 Mengidentifikasi T
bg
Tanpa Pengaruh Radiasi Matahari
Hubungan suhu bola hitam T
bg
terhadap suhu bola kering T
db
dan kelembaban udara RH tanpa peubah radiasi matahari, dengan
menggunakan analisis regresi linear diperoleh persamaan sebagai berikut:
T
bg
= 1,44T
db
− 0,0984RH 2
Berdasarkan persamaan 2 terlihat bahwa suhu bola kering T
db
tetap memiliki hubungan yang berbanding lurus
dan kelembaban udara RH berbanding terbalik
terhadap T
bg
. Analisis keragaman pada Tabel 7 menunjukkan suhu bola kering T
db
dan kelembaban
udara RH
dapat menggambarkan suhu bola hitam T
bg
dengan baik, dimana p0,05 dan R-Sq = 98,65. Pada persamaan 1 dan 2 didapat R²
yang tidak berbeda nyata, yang berarti dengan menghilangkan peubah radiasi matahari Q
dari persamaan
tidak secara nyata mempengaruhi nilai R². Dengan demikian
tanpa peubah radiasi matahari nilai T
bg
dapat dicari dengan persamaan 2.
Tabel 7 Analisis keragaman hubungan antara T
bg
dengan T
db
dan RH. Prediktor
Koef t
p-value no constant
T
db
1,4402 48,93
0,000 RH
-0,0984 -8,81
0,000 Hubungan suhu bola kering T
db
dan kelembaban udara RH terhadap suhu bola
hitam T
bg
dapat dilihat dalam grafik tiga dimensi Gambar 7.
Gambar 7 Hubungan antara T
db
dan RH terhadap T
bg
. .
4.5 Menduga T
bg
di Luar dan Dalam Ruangan
Menduga nilai T
bg
ºC di luar ruangan dilakukan dengan menggunakan persamaan 1
pada sub bab 4.2 yaitu: T
bg
= 1,22T
db
− 0,0405RH + 0,0253Q dan untuk menduga nilai T
bg
ºC di dalam ruangan digunakan persamaan 2 pada sub bab
4.3 yaitu: T
bg
= 1,44T
db
− 0,0984RH. T
bg
ºC pada pagi hari di empat lokasi dalam ruangan menunjukkan nilai pada
rentang 23,6-31,7ºC di ruang Botani, 22,6- 32,7ºC di ruang Fisika, 23,7-32,4ºC di ruang
Bsp01, 23,6-32,4ºC di ruang Bsp02, dan lokasi di luar ruangan pada rentang 23-33,7ºC.
Peningkatan T
bg
ºC terjadi di semua lokasi pengamatan pada siang hari. T
bg
ºC pada siang hari di dalam ruangan memiliki rentang
nilai dari 29,9-43ºC di ruang Botani, 29,5- 42,3ºC di ruang Fisika, 29,6-43,5ºC di ruang
Bsp01, 29,3-42,9ºC di ruang Bsp02, dan di luar ruangan pada rentang 30-50,5ºC. Hasil
pengamatan
T
bg
ºC pada sore hari
menunjukkan nilai yang lebih rendah
dibandingkan T
bg
ºC pada siang hari namun tetap lebih tinggi dari pagi hari. Rentang nilai
T
bg
ºC di dalam ruangan pada sore hari antara 25,6-35,9ºCdi ruang Botani, 25,3-
35,5ºC di ruang Fisika, 27,2-39,6ºC di ruang Bsp01, 26,1-39,1ºC di ruang Bsp02, dan di
luar ruangan antara 24,3-36,7ºC Gambar 8.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan pada pagi hari T
bg
ºC lebih rendah kemudian meningkat hingga siang hari atau saat radiasi maksimum terjadi,
dan berangsur-angsur turun pada sore hari. Tinggi rendahnya nilai T
bg
ºC banyak dipengaruhi dari radiasi
matahari. Meningkatnya T
bg
ºC pada siang hari berkaitan dengan posisitinggi matahari yang
kemudian mempengaruhi penyebaran radiasi yang dapat memanaskan suhu udara terutama
T
bg
ºC. Semakin menuju siang hari maka posisi matahari akan semakin tinggi. Jika
matahari tinggi maka radiasi yang jatuh hampir tegak lurus pada permukaan bumi
sehingga radiasi disebarkan dalam area yang lebih sempit. Menurunnya T
bg
ºC pada sore dan pagi hari, dikarenakan perubahan posisi
matahari yang semakin rendah pada sore hari dibandingkan pada siang hari. Jika matahari
rendah maka sinar matahari akan melalui atmosfer yang lebih tebal dimana terjadi
banyak hamburan dan penyerapan serta penyebaran radiasi terjadi dalam area yang
lebih luas, hal ini sesuai dengan penjelasan Tjasyono 2004.
a b
c d
e Gambar 8 Variasi T
bg
ºC di ruang kuliah Botani a, Fisika b, Bsp01 c, Bsp02 d, dan Taman Koleksi e.
Terlihat juga bahwa suhu T
bg
di luar ruangan Gambar 8e baik pada pagi, siang,
dan sore hari terlihat lebih tinggi nilainya dibandingkan di dalam ruangan Gambar
8a,b,c,d. Besarnya penerimaan radiasi
matahari di luar ruangan menyebabkan T
bg
di luar ruangan lebih tinggi dibandingkan di
dalam ruangan. Kerapatan vegetasi juga mempengaruhi jumlah radiasi yang diterima
di luar ruangan, semakin tinggi kerapatan maka semakin banyak radiasi yang terhalang
sampai ke permukaan bumi. Konversi lahan bervegetasi menjadi aspal maupun beton
menyebabkan berkurangnya penutupan pepohonan, dan vegetasi di luar ruangan
banyak didominasi oleh rumput, sehingga radiasi matahari lebih banyak menembus
permukaan bumi dan meningkatkan suhu udara terutama T
bg
ºC. Hal ini sesuai penjelasan Pinty et al 1997, radiasi matahari
yang tinggi akan meningkatkan suhu permukaan dan sebaliknya. Radiasi matahari
yang sampai pada kanopi tanaman sebagian ada yang diserap, dipantulkan dan sebagian
lagi akan diteruskan atau masuk melalui celah daun hingga sampai pada permukaan tanah.
Hardy et al 2004 juga mengatakan, radiasi yang diserap, dipantulkan dan yang diteruskan
oleh kanopi bervariasi menurut waktu dan tempat. Selain itu, sangat dipengaruhi oleh
arsitektur kanopi pohon, spesies tanaman, ukuran dan lokasi celah kanopi, dan sudut
datang matahari.
Diketahui bahwa T
bg
ºC di dalam ruangan untuk ruang Botani dan Fisika lebih
rendah Gambar 8a,b dibandingkan ruang Bsp01 dan Bsp02 Gambar 8c,d. Hal ini
dipengaruhi oleh karakteristik ruangan dimana ruang Botani dan Fisika berukuran lebih luas,
tinggi, dengan ukuran ventilasi udara yang
lebih besar dibandingkan ruang Bsp01 dan Bsp02. Menurut Mangunwijaya 1997, luas,
tinggi, ketebalan dinding, bahan bangunan, jendela, atap, lantai, ventilasi, dan warna
ruangan merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi udara dalam ruangan.
Hasil dari pengamatan di dalam ruangan, terlihat adanya peningkatan T
bg
ºC yang nyata pada tanggal 19 Oktober 2011 hingga
mencapai 43,5ºC, dan fluktuasi T
bg
terendah tanggal 25 September 2011 hingga 22,6ºC.
4.6 Mengidentifikasi WBGTdi Luar dan Dalam Ruangan