yang masuk ke dalam ruangan semakin banyak dan ruangan menjadi lebih terasa
nyaman dan sejuk. Namun sebaliknya jika ventilasi semakin kecil ukuran dan
jumlahnya, maka udara yang masuk ke dalam ruangan juga semakin kecil
sehingga ruangan menjadi tidak nyaman dan tidak sejuk.
f. Warna
Mempengaruhi suhu dalam ruangan yang disebabkan oleh penyerapan radiasi
matahari, warna yang gelap akan cepat menyerap radiasipanas yang diterima
sehingga mempengaruhi udara dalam ruangan, dimana udara dalam ruangan
akan lebih mudah hangatpanas. Sedangkan warna yang relatif cerah tidak
cepat menyerap radiasipanas yang diterima sehingga udara dalam ruangan
tidak mudah hangatpanas Mangunwijaya 1997.
2.7 Kondisi Umum Kota Bogor
2.7.1 Letak dan Luas
Kota Bogor secara geografis memiliki luas wilayah 11.850 Ha yang terletak di antara
6º30’LS - 6º41’LS dan 106º43BT - 106º51BT, sedangkan lokasi penelitian
khususnya kampus IPB Baranangsiang
terletak pada 6º36’LS dan 106º48BT dengan ketinggian 268,834 mdpl.
2.7.2 Topografi
Berdasarkan topografi, Kota Bogor merupakan daerah perbukitan bergelombang
dengan ketinggian yang bervariasi antara 190- 350 mdpl.
2.7.3 Kondisi Iklim
Menurut data pemerintah Kota Bogor tahun 2010, kondisi iklim di Kota Bogor
memiliki suhu udara rata-rata tiap bulan 26ºC dengan suhu terendah 21,8ºC dan suhu
tertinggi 30,4ºC. Kelembaban udara rata-rata tiap bulan ±70, curah hujan rata-rata setiap
tahun sekitar 3500-4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan
Januari. Menurut data penelitian diketahui suhu udara rata-rata tiap bulan yaitu 28ºC
dengan suhu terendah 21,0ºC, tertinggi 35ºC, dan kelembaban udara rata-rata tiap bulan
±70.
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada periode Agustus 2011 sampai Juli 2012. Pengambilan
data dilakukan di sekitar kampus IPB Baranangsiang dari bulan Agustus sampai
Oktober 2011 dengan lima titik pengamatan yaitu Taman Koleksi, ruang kuliah Botani,
Fisika, Bsp01, dan Bsp02. Pengolahan data dilakukan di Bagian Klimatologi Departemen
Geofisika dan Meteorologi FMIPA Kampus IPB Dramaga.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan software
penunjang seperti Microsoft Office 2007 dan Minitab 14. Alat ukur suhu udara berupa
sensor termokopel yang dapat mengukur suhu bola basah T
wb
dan suhu bola kering T
db
. Termometer bola hitam untuk mengukur suhu
bola hitam T
bg
. Solarimeter untuk mengukur radiasi matahari. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain:
- Data suhu udara yang diwakili suhu bola
kering T
db
, suhu bola hitam T
bg
, dan kelembaban udara RH dari stasiun cuaca
kampus IPB Baranangsiang dari bulan Agustus hingga Oktober 2011.
- Data suhu bola basah T
wb
, suhu bola kering T
db
, dan radiasi matahari Q didasarkan pada pengukuran langsung di
lokasi pengamatan dari tanggal 6 Agustus hingga 30 Oktober 2011.
- Data hasil kuisioner dan wawancara
responden yang ada di sekitar lokasi pengamatan.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu:
• Survei lokasi pengamatan, terdapat lima titik pengamatan, dilakukan untuk
mendapatkan gambaran fisik kondisi luar ruangan Taman Koleksi dan dalam
ruangan Botani, Fisika, Bsp01, Bsp02 kampus IPB Baranangsiang.
• Mengukur suhu bola basah T
wb
dan suhu bola kering T
db
di luar dan dalam ruangan
lokasi pengamatan dengan
menggunakan sensor termokopel. Setiap titik pengamatan dalam satu hari dilakukan
tiga kali pengukuran yaitu pukul 07.00- 7.30 WIB mewakili pagi hari, pukul
13.00-13.30 WIB mewakili siang hari, dan pukul 17.00-17.30 WIB mewakili sore
hari.
• Mengukur radiasi matahari Wm
2
di luar ruangan
Taman Koleksi
dengan menggunakan solarimeter, dalam satu hari
dilakukan tiga kali pengukuran yaitu pukul 07.00-7.30 WIB mewakili pagi hari, pukul
13.00-13.30 WIB mewakili siang hari, dan pukul 17.00-17.30 WIB mewakili sore
hari.
• Menentukan kelembaban relatif RH menggunakan persamaan turunan dari
Clausius-Clayperon sebagai berikut: e
s
T = 6,1078exp �
17,239Tdb 237,3+Tdb
� e
s
T
wb
= 6,1078exp �
17,239Twb 237,3+Twb
� e
s
= e
s
T
wb
− �0,661T
db
− T
wb
� RH =
ea esT
x100 Dimana,e
s
T = tekanan uap jenuh pada T
db
, e
s
T
wb
= tekanan uap jenuh pada T
wb
, e
a
= nilai tekanan uap aktual, T
db o
C = suhu bola kering yang diperoleh dari
hasil pengukuran, T
wb o
C = suhu bola basah yang diperoleh dari hasil
pengukuran dan RH = kelembaban relatif Handoko 1995.
• Mencari persamaan suhu bola hitam T
bg
dengan data suhu bola kering T
db
, kelembaban udara RH, dan radiasi
matahari Q yang berasal dari data stasiun kampus IPB Baranangsiang
dengan menggunakan analisis regresi linear dalam
program Minitab 14. • Setelah mendapatkan persamaan T
bg
kemudian digunakan untuk menentukan nilai T
bg
ºC di lokasi pengamatan. • Menentukan nilai WBGT ºC di luar
ruangan dengan persamaan: WBGT = 0,7T
wb
+ 0,2T
bg
+ 0,1T
db
Binkley et al 2002
• Menentukan nilai WBGT ºC di dalam ruangan. Menurut Binkley et al 2002,
T
db
= T
bg
sehingga persamaan: WBGT = 0,7T
wb
+ 0,3T
db
Keterangan: T
wb
= suhu bola basah wet bulb temperature
T
bg
= suhu bola hitam black globe temperature
T
db
= suhu bola kering dry bulb temperature
Jika T
db
≠ T
bg
, maka untuk WBGT di dalam ruangan dicari dengan persamaan:
WBGT = 0,7T
wb
+ 0,2T
bg
+ 0,1T
db
• Menentukan HSI Heat Stress Index dengan
menggunakan tabel yang didasarkan
pada nilai WBGT dan kelembaban udara RH.
• Menentukan THI Temperature Humidity Index menggunakan persamaan sebagai
berikut: THI = 0,8T +
RHxT 500
Keterangan: THI = Temperatur Humidity Index
T = suhu udara ºC
RH = kelembaban udara Nieuwolt 1975
Penentuan indeks kenyamanan THI
menghubungkan antara kondisi suhu udara yang diwakili oleh T
db
ºC dan
kelembaban udara terhadap kondisi panas yang akan mempengaruhi kenyamanan
manusia. • Mengidentifikasi tingkat kenyamanan
berdasarkan WBGT, THI, serta kuisioner responden di luar dan dalam ruangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Karakteristik Ruangan