Modulus of Elasticity Tegak Lurus Serat

peengaruh perlakuan tunggal dari bahan pengisi tidak memberikan pengaruh yang nyata, sehingga tidak perlu dilakukan uji Duncan. Sedangkan pengaruh pemberian variasi berat labur memberikan pengaruh nyata, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan. Berdasarkan uji lanjut duncan menunjukkan bahwa pemberian berat labur 250 gm 2 memberikan pengaruh yang sama pada berat labur 200 gm 2 dan 300 gm 2 , namun pada berat labur 200 gm 2 memberikan pengaruh yang berbeda dengan berat labur 300 gm 2 . Hasil analisis keragaman MOE tegak lurus serat ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 13 Analisis keragaman modulus of elasticity tegak lurus Parameter Derajat Bebas Anova jumlah kuadrat Nilai tengah kuadrat F hit Pr F berat labur 2 1374481.923 687240.962 3.05 0.0663 bahan pengisi 3 992562.337 330854.112 1.47 0.2488 x berat laburbahan pengisi 6 389834.698 64972.450 0.29 0.9369 x nyata; x tidak nyata

2. Tegangan Lentur Maksimum Modulus of Rupture

Tegangan lentur maksimum atau yang biasa disebut sebagai modulus of rupture MOR merupakan tiga per dua dari perbandingan antara beban lentur maksimum dengan dimensi penampang balok. MOR merupakan kapasitas beban maksimum yang dapat diterima oleh kayu Mardikanto et al. 2009.

a. Modulus of Rupture Sejajar Serat

Nilai tegangan lentur maksimum sejajar serat memenuhi syarat SNI 01- 5008.7-1999 tentang kayu lapis struktural. Adapun nilai yang diizinkan dalam SNI 01-5008.7-1999 tidak kurang atau sama dengan 320 kgcm 2 . Nilai berkisar antara 758 –1580 kgcm 2 . Hasil penelitian ditampilkan pada Gambar 12. Gambar 12 Hubungan tegangan lentur maksimum sejajar serat antara variasi berat labur dan kadar bahan pengisi Pemberian berat labur 300 gm 2 memberikan nilai pada kadar bahan pengisi 10 menurun, dan dimungkinkan pemberian kadar bahan pengisi 8 mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat diduga oleh komposisi kayu dari kayu teras dan SNI 01-5008.7-1999 MOR 320 kgcm 2 kayu gubal, sehingga mempengaruhi perubahan nilai keteguhan lentur maksimum. Kadar bahan pengisi 8 Menurut Mardikanto et al. 2009 bahwa besarnya perubahan bentuk sebanding dengan besarnya beban yang terjadi. Semakin besar beban yang dikenakan pada benda, maka akan semakin besar pula perubahan bentuk yang terjadi. Pada daerah plastis benda akan mengalami perubahan bentuk permanen bahkan kerusakan akan terjadi. Nilai tegangan lentur maksimum kayu lapis memenuhi syarat SNI 01-5008.7-1999 untuk penggunaan kayu lapis struktural. Arang aktif memiliki peranan yang penting sebagai pengisi celah atau rongga serat yang menyebabkan permukaan vinir secara langsung kontak dengan perekat dapat tertutupi dan terjadi pemadatan. Hasil keragaman uji statistika ditampilkan pada tabel 14. Tabel 14 Analisis keragaman modulus of rupture sejajar Parameter Derajat Bebas Anova jumlah kuadrat Nilai tengah kuadrat F hit Pr F berat labur 2 1374481.923 687240.962 3.05 0.0663 bahan pengisi 3 992562.337 330854.112 1.47 0.2488 x berat laburbahan pengisi 6 389834.698 64972.450 0.29 0.9369 x nyata; x tidak nyata Berdasarkan uji analisis keragaman rancangan faktorial pada selang kepercayaan 95, menunjukkan bahwa interaksi antara berat labur dengan bahan pengisi dan pengaruh perlakuan tunggal dari bahan pengisi tidak memberikan pengaruh yang nyata, tetapi pada berat labur memberikan pengaruh yang nyata sehingga perlu dilakukan uji Duncan. Berdasarkan uji lanjut duncan bahwa pada berat labur 250 gm 2 akan memberikan pengaruh yang sama terhadap berat labur 200 gm 2 dan 300 gm 2 , namun pada berat labur 200 gm 2 akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap berat labur 300 gm 2 .

b. Modulus of Rupture Tegak Lurus Serat

Nilai keteguhan lentur maksimum kayu lapis untuk arah orientasi tegak lurus serat akan memenuhi syarat SNI 01-5008.7-1999 tentang penggunaan kayu lapis struktural jika lebih dari 140 kgcm 2 . Adapun hasil penelitian ditampilakan pada Gambar 13. Gambar 13 Hubungan tegangan lentur maksimum tegak lurus serat antara variasi berat labur dan kadar bahan pengisi SNI 01-5008.7-1999 MOR 140 kgcm 2