Hasil penelitian kadar air yang diperoleh Gambar 5, nilai kadar air berkisar antara  8.76
−11.36.  Nilai  kadar  air  dari  sumber  penelitian  lain  berkisar 9.16
−11.73  Elpia  2012  dan  9.75−11.36  Prameswari  2012.  Nilai  hasil penelitian  ini  memberikan  konstribusi  jumlah  kadar  air  kayu  lapis  yang  hampir
seragam antara kadar bahan pengisi 8, 10, dan 12 dengan variasi berat labur. Keragaman kadar air dapat diduga oleh kondisi pengempaan dengan suhu tinggi
sehingga terjadi penguapan air. Menurut Tsoumis 1991, bahwa variasi kadar air dapat  dipengaruhi  oleh  perbedaan  faktor  yakni  jenis  kayu,  tempat  tumbuh,  dan
cuaca  per  tahun.  Sifat  kayu  yang  dapat  mengikat  air  dari  udara  dalam  bentuk cairan  mapun  uap  air  merupakan  sifat  yang  sangat  penting  karena  akan
mempengaruhi  sifat  kayu  lainnya.  Sifat-sifat  tersebut  dapat  mempengaruhi stabilitas  perekat  ketika  jumlah  kadar  air  yang  disyaratkan  melebihi,  sehingga
akan  mempengaruhi  kekuatan  ikatan  perekat  yang  secara  perlahan  lahan  akan terjadi penurunan kualitas kayu lapis.
Berdasarkan  hasil  uji  analisis  keragaman  dengan  menggunakan  model rancangan  faktorial  pada  selang  kepercayaan  95  menunjukkan  bahwa  interaksi
antara  berat  labur  dengan  bahan  pengisi  serta  perlakuan  tunggal  dari  berat  labur terhadap  kadar  air  kayu  lapis  tidak  memberikan  pengaruh  nyata.  Perlakuan
tunggal  dari  bahan  pengisi  memberikan  pengaruh  yang  berbeda  nyata,  sehingga perlu  dilakukan  uji  lanjut  Duncan.  Berdasarkan  uji  lanjut  Duncan  menujukkan
bahwa pada kontrol memiliki pengaruh yang berbeda dengan kadar bahan pengisi 8,  10,  dan  12.  Pada  kontrol  memiliki  nilai  kekentalan  yang  relatif  rendah
sehingga  perekat  lebih  banyak  berpenetrasi  ke  dalam  kayu.  hal  tersebut menyebabkan  jumlah  kadar  air  lebih  besar  dibandingkan  dengan  adanya
penambahan bahan pengisi. Analisis keragaman kadar air disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Analisis keragaman kadar air
Parameter Derajat
Bebas Anova jumlah
kuadrat Nilai tengah
kuadrat F hit
Pr  F
berat labur
2 1.90791667
0.95395833 1.23
0.3106
x
bahan pengisi
3 14.47685278
4.82561759 6.21
0.0028
berat laburbahan pengisi
6 3.43417222
0.57236204 0.74
0.6250
x
nyata;
x
tidak nyata
Sifat Mekanis Kayu Lapis Penggunaan Umum
Keteguhan  rekat  kayu  lapis  dibagi  menjadi  keteguhan  rekat  interior  I keadaan basah dan interior II keadaan kering. Berdasarkan SNI 06-0060-1998,
persyaratan nilai keteguhan rekat kayu. Lapis yang diperkenankan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 7 Persyaratan keteguhan rekat kayu lapis No.
Parameter Nilai keteguhan rekat rata-rata
kgcm
2
1. Keadaan kering Interior I
min 10 2.
Keadaan basah Interior II min 8
1. Keteguhan Rekat Tegak Lurus Serat Interior I
Keteguhan  rekat  tegak  lurus  serat  interior  I  memiliki  nilai  terbesar  pada kadar  bahan  pengisi  12  dengan  berat  labur  300  gm
2
sebesar  13.65  kgcm
2
, sedangkan  nilai  keteguhan  rekat  terendah  pada  kontrol  dengan  berat  labur  300
gm
2
sebesar  8.51  kgcm
2
.  Hasil  penelitian  menunjukkan  nilai  keteguhan  rekat dari arang tempurung sawit lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang diperoleh
dari  sumber  Jurnal  Teknologi  Industri  Pertanian  berkisar  antara  6.20 –12.23
kgfcm
2
dan Prameswari 2012 bekisar antara 5.10 –8.12 gcm
2
, sebaliknya  nilai keteguhan rekat memiliki nilai pada kisaran antara 3.75
–18.76 gcm
2
Elpia 2012. Nilai keteguhan rekat  interior I  akan  memenuhi SNI 06-0060-1998 sebesar  lebih
dari 8 kgfcm
2
, hasil penelitian disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6  Hubungan  antara  keteguhan  rekat  tegak  lurus  serat  interior  I  dengan variasi berat labur dan kadar bahan pengisi
Besarnya nilai keteguhan rekat dapat diduga oleh peran bahan pengisi pada campuran  perekat  yang  mengatur  penetrasi  perekat  dan  mengisi  rongga  kosong
perekat  campuran  sehingga  perekat  tidak  terdistribusi  langsung  ke  dalam  kayu melainkan  berpenetrasi  dengan  bahan  pengisi  sehingga  ikatan  perekat  menjadi
kompak dan kekuatan keteguhan rekat kayu lapis maksimal. Berdasarkan SNI 06- 0060-1998,  menyebutkan  bahwa  nilai  keteguhan  rekat  memenuhi  standar
indonesia.  Hasil  analisis  keragaman  keteguhan  rekat  tegak  lurus  interior  I disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Analisis keragaman keteguhan rekat tegak lurus interior I
Parameter Derajat
Bebas Anova jumlah
kuadrat Nilai tengah
kuadrat F hit
Pr  F
berat labur
2 71.73913839
35.86956919 3.47
0.0474
bahan pengisi
3 14.54016364
4.84672121 0.47
0.7066
x
berat laburbahan pengisi
6 6.15966894
1.02661149 0.10
0.9958
x
nyata;
x
tidak nyata
SNI 06-0060-1998 min 8  kgfcm
2
Berdasarkan  hasil  uji  analisis  keragaman  dengan  menggunakan  model rancangan  faktorial  pada  selang  kepercayaan  95  bahwa  perlakuan  tunggal  dari
berat labur berbeda nyata, sedangkan interaksi antara bahan pengisi dengan berat labur  tidak  memberikan  pengaruh  nyata  sama  halnya  dengan  pemberian  kadar
bahan  pengisi.  Uji  lanjut  Duncan  pemberian  berat  labur  250  gm
2
memberikan pengaruh  yang  sama  terhadap  berat  labur  200  gm
2
dan  300  gm
2
,  namun  pada berat labur 200 gm
2
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap berat labur 300 gm
2
.
2. Keteguhan Rekat Sejajar Serat Interior I
Keteguhan  rekat  sejajar  serat  interior  I  Gambar  7  diperoleh  nilai kontrol
mengalami peningkatan,  hal  tersebut  berbanding  terbalik dengan  nilai keteguhan rekat  tegak  lurus  Gambar  6
. Menurut  Mardikanto  et  al.  2009,  hal  tersebut
disebabkan  oleh  sifat  orthotropi  kayu  tiga  sumbu  simetri  kayu  yang menyebutkan  bahwa  sifat  kekuatan  dan  elastisitas  kayu  berbeda  besarnya
tergantung  pada  arah  sumbunya.  Pada  arah  sumbu  memanjang  serat  aksial kekuatan lenturnya lebih besar dibandingkan arah sumbu tegak lurus transversal,
sehingga  yang  mempengaruhi kekuatan keteguhan rekat tidak hanya perekat saja namun arah orientasi kayu sangat berperan penting pada kekuatan mekanis kayu.
Nilai keteguhan rekat sejajar serat interior I yang diperoleh pada penelitian berkisar  antara  20.24
−27.54  kgfcm
2
,  sehingga  memiliki  nilai  keteguhan  rekat yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  hasil  penelitian  lain  yakni  3.24
−25.58 kgfcm
2
Elpia  2012  dan  13.45 −19.28  kgfcm
2
Prameswari  2012.  Hasil penelitian disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7  Hubungan antara keteguhan rekat sejajar serat interior I dengan variasi
berat labur dan kadar bahan pengisi Nilai keteguhan rekat tertinggi pada pemberian berat labur 300 gm
2
dengan kadar
bahan  pengisi  12  sebesar  27.54  kgfcm
2
dan  nilai  terendah  pada  berat labur 200 gm
2
pada kontrol sebesar 20.24 kgfcm
2
. Pada kadar bahan pengisi 8, nilai  keteguhan  rekat  konstan  dan  perlahan-lahan  mengalami  penurunan.
Peningkatan  terjadi  pada  kadar  bahan  pengisi  12  untuk  variasi  berat  labur.
SNI 06-0060-1998 min 8 kgfcm
2