2.4 Bakteri Patogen
Bakteri patogen merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan juga pada tanaman Wassenaar 2009.
Beberapa jenis bakteri patogen yang umum menjadi penyebab masalah kesehatan manusia, yaitu
B. subtilis yang merupakan bakteri Gram-positif dan E. coli yang merupakan bakteri Gram-negatif.
Bacillus subtilis
Bacillus subtilis merupakan bakteri Gram-positif, uniseluler yang berbentuk batang dan hidup secara aerob. Bakteri ini membentuk tipe khusus saat
dorman yang disebut endospora. Endospora terbentuk dari sel vegetatif sebagai respon terhadap lingkungan yang ekstrim. Bacillus subtilis tumbuh pada makanan
dengan pH lebih dari 4 dengan kondisi aerob. Hal yang sering terjadi yaitu terbentuknya lendir pada makanan Todar 2011. Bacillus subtilis merupakan
salah satu spesies dari genus Bacillus yang biasanya menyebabkan penyakit akibat kontaminasi pada udara dan makanan. Selain itu beberapa B. subtilis dilaporkan
dapat menyebabkan infeksi pada mata dan meningitis Moffet 1980.
Gambar 7 Bacillus subtilis
Sumber :Todar 2011.
Escherichia coli
Escherichia coli termasuk ke dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan bakteri Gram-negatif, motil, tidak berspora, berbentuk batang, dan
anaerob fakultatif. E. coli tumbuh pada temperatur 30-42 °C dan dapat tumbuh pada temperatur antara 44 - 45 °C, namun tidak dapat tumbuh pada suhu dibawah
10 °C Ray dan Bhunia 2008.
Escherichia coli merupakan penghuni normal saluran pencernaan coliform fecal manusia dan hewan, maka digunakan secara luas sebagai
indikator pencemaran. Bakteri ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaaan enterik manusia dan hewan Uyttendaele dan Debevere
2003. Bentuk sel bakteri E.coli dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Esherichia coli Sumber: Kunkel 2002.
2.5 Antibakteri
Senyawa antimikroba merupakan senyawa alami maupun kimia sintetik yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Antimikroba dapat diklasifikasikan menjadi bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolisis. Bakteriostatik dapat digunakan untuk menghambat protein dan
berfungsi juga sebagai pengikat ribosom. Bakteriosidal terikat pada sel target dan tidak hilang melalui pengenceran yang tetap akan membunuh sel. Beberapa
bakteriosidal merupakan bakteriolisis yakni membunuh sel dengan terjadi lisis pada sel dan mengeluarkan komponen sitoplasmanya. Lisis dapat menurunkan
jumlah sel dan juga kepadatan kultur. Senyawa bakteriolitik termasuk dalam senyawa antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel misalnya penicillin, dan
senyawa kimia seperti detergen yang dapat menghancurkan membran sitoplasma Respon tiap mikroorganisme terhadap antimikroba berbeda-beda. Bakteri
memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda, umumnya bakteri Gram-positif lebih rentan dibandingkan dengan bakteri Gram-negatif yang secara alami lebih
resisten. Target penting antibiotik terhadap bakteri yaitu ribosom, dinding sel, membran sitoplasma, enzim biosintesis lemak, serta replikasi, dan transkripsi
DNA Madigan et al. 2009.
Suatu zat aktif digolongkan memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri jika pada konsentrasi rendah mempunyai daya hambat yang besar.
Kriteria kekuatan antibakteri menurut Nazri et al. 2011 adalah sebagai berikut, untuk diameter zona hambat 15-20 mm memiliki daya hambat kuat, diameter zona
hambat 10-14 mm memiliki daya hambat sedang, dan untuk diameter zona hambat 0-9 mm memiliki daya hambat lemah.
Cara kerja zat antimikroba secara umum yaitu Pelczar dan Chan 2008: 1 Kerusakan dinding sel
Struktur di dinding sel dapat rusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk.
2 Perubahan permeabilitas sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel
serta mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan lain. Membran memelihara integritas komponen komponen selular. Kerusakan pada membran ini akan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel. 3 Perubahan molekul protein dan asam nukleat
Kelangsungan hidup suatu sel tergantung pada terpeliharanya molekul- molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu kondisi atau
substansi yang mengubah keadaan ini, yaitu mendenaturasikan protein dan asam- asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali. Suhu tinggi dan
konsentrasi pekat beberapa zat kimia mengakibatkan kaogulasi denaturasi ireversibel tidak dapat balik komponen-komponen selular yang vital ini.
4 Penghambatan kerja enzim Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada di dalam sel
merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimiawi. Penghambatan ini
dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme atau matinya sel. 5 Penghambatan sintesis asam nukleat protein
DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal itu berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada
pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga Juli 2012. Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilakukan di persawahan
daerah Cilegon, Banten. Tahap berikutnya yaitu preparasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi
Hasil Perairan IPB. Analisis sampel yang meliputi berbagai uji dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan dan Mikrobiologi Hasil Perairan Teknologi
Hasil Perairan Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan