Saran Analisis Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Semanggi Air Marsilea crenata Presl.

5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Semanggi air yang diekstrak secara bertingkat dengan pelarut murni heksana, etil asetat, dan metanol menghasilkan ekstrak kasar yang berbeda karakterisik fisik dan kimianya. Ekstrak heksana semanggi air memiliki ekstrak yang berwarna kuning dan kering, ekstrak etil asetat berwarna hijau tua dan masih berbentuk pasta, sedangkan ekstrak metanol memiliki warna hijau lebih muda daripada ekstrak etil asetat dan berbentuk pasta namun lebih kering dari ekstrak etil asetat. Rendemen ekstrak kasar terbesar sampai terkecil berturut-turut yaitu dari pelarut metanol sebesar 1,40, pelarut etil asetat sebesar 1,03, dan rendemen ekstrak kasar dari pelarut heksana sebesar 0,27. Komponen fitokimia yang terdeteksi pada ekstrak semanggi air dari ketiga pelarut yaitu steroid dan kandungan karbohidrat dengan pelarut Molisch, sedangkan komponen yang hanya terdapat di ekstrak metanol semanggi air, yaitu flavonoid dan gula pereduksi dengan uji Benedict. Aktivitas antibakteri tertinggi yang diperoleh dari ekstrak semanggi air terdeteksi pada ekstrak etil asetat konsentrasi 2 mgdisc dengan zona hambat 2 mm pada bakteri uji B. subtilis.

5.2 Saran

Penelitian ini menunjukkan aktivitas antibakteri terbaik adalah ekstrak etil asetat yang diduga dari komponen steroid terpenoid sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dari jenis steroid yang terkandung dalam semanggi air dari setiap pelarut. Daun semanggi air memiliki kemampuan sebagai antibakteri, namun masih perlu dilakukan pemurnian lebih lanjut, uji aktivitas antibakteri dengan konsentrasi diatas 2 mgdisc, dan penentuan Minimum Inhibitory Concentration MIC. Selain itu perlu dilakukan juga uji aktivitas antibakteri terhadap tangkai dan batang semanggi air. DAFTAR PUSTAKA Afriastini JJ. 2003. Marsilea crenata C.Presl. Di dalam: de Winter WP, Amoroso VB, editor. Cryptograms: Ferns and fern allies. Bogor : LIPI. Andayani. 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total dan Likopen pada Buah Tomat Solanum lycopersicum L. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 131:1-11. Anwariyah S. 2011. Kandungan fenol, komponen fitokimia dan aktivitas antioksidan lamun Cymodocea rodundata. [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [BALITTRO]. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromaterapi. 2011. Semanggi air. http:balittro.deptan.go.id [19 september 2011]. Budiyanto AK. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang : Universitas Muhammadyah Malang. Champion PD, Clayton JS. 2001. Border control for potential aquatic weeds. New Zealand : Departement Conversation. Danarto YC, Prihananto SA, Pamungkas ZA. 2011. Pemanfaatan tanin dari kulit kayu bakau sebagai pengganti gugus fenol pada resin fenol formaldehida. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta Darusman LK, Sajuthi D, Sutriah K, Pamungkas D. 1995. Ekstraksi komponen bioaktif sebagai bahan obat dari karang-karangan, bunga karang, dan ganggang di perairan P. Pari Kepulauan Seribu [laporan penelitian]. Bogor: IPB Elya B. 2003.Isolasi dan karakterisasi senyawa kimia dari ekstrak n-heksan kulit batang Garcinia rigida. Makara, Sains 72:45-51. Fennema OR, editor. 1996. Food Chemistry. Ed ke-3. New York: Marcel Dekker, Inc. Fitrial Y, Astawan M, Soekarto SS, Wiryawan KG, Wresdiyati T, Khairina R. 2008. Aktivitas antibakteri ekstrak biji teratai Nymphea pubescens Willd terhadap bakteri patogen penyebab diare. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 192:158-164. Gavin NM, Durako MJ. 2012. Localization and antioxidant capacity of flavonoid to experimental light and salinity variation. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 416-417:32-40. Gold LS, Slone TH. 1999. Ranking Possible Toxic Hazards of Dietary Supplements Compared to Other Natural and Synthetic Substances. Food and Drug Administration FDA on Dietary Supplements. http:potency.berkeley.edupdfsFDATestimonyHerbalMedicine.pdf [19 September 2011]. Harborne JB. 1987. Phytochemical Methods 2nd edition. New York: Chapman and Hall. Hasler CM. 1998. Functional foods: their role in disease prevention and health promotion. Journal Food Technology 5211:63-70. Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of Natural Extracts. UK: Chapman Hall. Kasih AL. 2007. Ekstraksi komponen antioksidan dan antibakteri biji lotus Nelumbium nelumbo.[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press. Kristiono SS. 2009. Analisis mikroskopis dan fitokimia semanggi air Marsilea crenata Presl Marsileaceae. [skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Kunkel D. 2002. Citizen of Microbeworld. http:rdsujono.blogspot.com escherichia-coli.html [30 Januari 2012]. Kumar D, Rawat DS. 2011. Marine natural alkaloid as anticancer. Opportunity, Challenge and Scope of Natural Products in Medical Chemistrtry 2: 213-268. Kustiariyah. 2006. Isolasi, karakteristik dan uji aktivitas biologis senyawa steroid dari teripang sebagai aprodisiaka alami. [tesis]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Thenawidjaya M, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. Lenny S. 2006. Senyawa flavonoida, fenilpropanoida dan alkaloida [karya ilmiah]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Madigan TD, Martinko JM, Parker J. 2009. Brock Biology of Microorganism. 12th edition. Pearson Education, Inc. Moffet HL. 1980. Clinical Microbiology Second Edition. Toronto : J.B.Lippincott Company. Murray PR, Baron EJ, Pfaller MA, Tenover FC, Yolke RH. 1995. Manual of clinical microbiology 6th ed.. Washington DC: ASM. Nazri NAAM, Ahmat N, Adnan A, Mohamad SAS, Ruzaina SAS. 2011. In vitro antibacterial and radical scavenging activities of Malaysian table salad. African Journal of Biotechnology 1030:5728-5735. Nurhayati T, Aryanti D, Nurjanah. 2009. Kajian awal potensi ekstrak spons sebagai antioksidan. Jurnal Kelautan Nasional. Edisi khusus 2:43-51. Parhusip AJN. 2006. Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC terhadap Bakteri Patogen Pangan. [disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pelczar S, Chan ECS. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Hadioetomo et al., penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology. Pelczar S, Chan ECS. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Hadioetomo et al., penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology. Qasim R. 1991. Amino acid composition of common seaweeds. Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences 41:49-54. Ray B, Bhunia A. 2008. Fundamental Food Microbiology. Fourth edition. New York: CRC Press. Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB. Rorong JA, Suryanto E. 2010. Analisis fitokimia enceng gondok Eichhornia crassipes dan efeknya sebagai agen photoreduksi Fe 3+ . Chemical Program 31:33-41. Salamah E, Ayuningrat E, Purwaningsih S. 2008. Penapisan awal komponen bioaktif dari kijing Taiwan Anadonta woodiana Lea. sebagai senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 112:119-132. Salamah E, Purwaningsih S, Permatasari E. 2011. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada selada air Nasturtium officinale L.R.Br. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 142:85-91. Santalova EA, Makarieva TN, Gorshkova IA, Dmitrenok AS, Krasokhin VB, Stonik VA. 2004. Sterol from six marine sponges. Biochemical Systematics and Ecology 32:153-167. Sastrapradja S, Afriastini JJ. 1985. Kerabat Paku. Bogor: Lembaga BiologiNasional LIPI. Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: ITB. Sudirman S. 2011. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif kangkung air Ipomoea aquatica Forsk.. [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta: UGM Press. Sudrajat H, Bang ND, Trung PX. 2008. Removal of CdII from aqueous solutions by Bruguiera sexangula poir tannin-based adsorbent. Journal of Applied Science in Environmental Sanition 32:91-100. Suradikusumah E. 1989. Kimia Tumbuhan. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Todar K. 2011. Staphylococcus aureus and Staphylococcal Disease. http:www.textbookofbacteriology.netstaph.html [19 September 2011]. Uyttendaele M, Debevere J. 2003. The use of applied sytematics to identify foodborne pathogens. Di dalam: McMeekin TA, editor. Detecting Pathogens In Food. New York: CRC. Wassenaar TM. 2009. Pathogenic bacteria. http:www.bacteriamuseum.org [19 September 2011]. Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: MB-Brio. Wirakusumah ES. 2007. Kandungan Gizi Buah dan Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya. Wiyanto DB. 2010. Uji aktivitas antibakteri ekstrak rumput laut Kappaphycus alvarezii dan Euhema denticullatum terhadap bakteri Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyii. Jurnal Kelautan 31:1-17. Zabri H, Kodjo C, Benie A, Bekro JM, Bekro YA. 2008. Phytochemical screening and determination of flavonoid in Secamone afzelii Asclepiadaceae extracts. African Journal Pure Applied Chemistry 28:80-82. LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan rendemen ekstrak kasar dari daun semanggi air Marsilea crenata. Keterangan : A : Bobot sampel awal B : Bobot botol kosong C : bobot botol + sampel hasil evaporasi

a. N-heksana