Senyawa Fitokimia Semanggi Air M. crenata

pelarut yang digunakan paling akhir pada proses ekstraksi diduga menarik semua komponen aktif yang tertinggal pada ekstraksi sebelumnya sehingga rendemen ekstrak metanol cukup besar. Rendemen terkecil diperoleh dari ekstraksi dengan pelarut nonpolar heksana yaitu sebesar 0,27. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak dalam semanggi air yang sangat kecil, seperti pada penelitian Kristiono 2009 yang menyatakan bahwa kadar lemak dalam semanggi air segar sebesar 0,27 yang lebih kecil dari kandungan lemak tumbuhan kangkung sebesar 0,3. Menurut Parhusip 2006, tingginya rendemen ekstrak nonpolar menunjukkan bahwa komponen yang dapat larut dalam heksana sangat banyak, begitupun sebaliknya. Rendemen ekstrak etil asetat daun semanggi air sebanyak 1,03. Etil asetat merupakan senyawa semi polar yang dapat melarutkan senyawa organik yang bersifat polar maupun non polar sehingga memiliki rendemen yang cukup tinggi dibandingkan ekstrak non polar semanggi air. Hasil ekstrak yang diperoleh akan sangat tergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut, metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, serta perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah sampel Harborne 1987; Darusman et al. 1995. Hasil penelitian Salamah 2008 menunjukkan bahwa maserasi dengan jenis pelarut yang berbeda akan menghasilkan rendemen ekstrak yang berbeda pula. Pernyataan tersebut mendukung penelitian ini,bahwa kadar komponen bioaktif yang bersifat polar, semipolar, dan nonpolar terdapat dalam jumlah yang berbeda-beda. Pelarut yang berbeda akan melarutkan senyawa- senyawa yang berbeda bergantung tingkat kepolarannya dan tingkat ketersediaannya dalam bahan yang diekstrak.

4.3 Senyawa Fitokimia Semanggi Air M. crenata

Tumbuhan memiliki senyawa kimia bermolekul kecil yang penyebarannya terbatas dan sering disebut sebagai metabolit sekunder Sirait 2007. Metabolit sekunder ini merupakan senyawa bioaktif yang dapat memberikan pengaruh bagi kesehatan tubuh manusia Hasler 1998. Uji fitokimia bertujuan untuk mengetahui komponen bioaktif yang terdapat dalam setiap ekstrak kasar semanggi air. Fitokimia mempunyai peranan penting dalam penelitian obat yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan. Kandungan fitokimia pada tumbuhan semanggi air dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada pengujian fitokimia, ekstrak metanol mengandung komponen bioaktif yang lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak heksana dan etil asetat. Komponen bioaktif pada ekstrak metanol polar meliputi komponen steroid, saponin, flavonoid, karbohidrat, gula pereduksi, dan asam amino. Komponen bioaktif pada ekstrak heksana non polar dan etil asetat semi polar meliputi steroid dan karbohidrat. Tabel 1 Kandungan fitokimia ekstrak kasar dari semanggi air Uji Ekstrak Kasar Heksana Etil Asetat Metanol Alkaloid - - - Steroid + + + Fenol Hidrokuinon - - - Saponin - - + Tanin - - - Flavonoid - - + Molisch + + + Benedict - - + Biuret - - - Keterangan : - = Tidak terdeteksi += Terdeteksi Proses ekstraksi yang menggunakan pelarut dengan kepolaran yang berbeda akan mengekstrak senyawa yang berbeda pula. Kelarutan komponen bioaktif dalam bahansampel akan menentukan komposisi ekstrak yang diperoleh. Menurut Hougton dan Raman 1998, ekstrak heksana nonpolar mengandung komponen yang bersifat nonpolar, yaitu lilin, lemak, dan minyak atsiri, sedangkan ekstrak etil asetat semipolar sebagian besar mengandung senyawa-senyawa alkaloid, aglikon-aglikon, dan glikosida. Hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa komponen alkaloid tidak terdeteksi pada ekstrak kasar semanggi air ketiga pelarut. Hal ini berbeda dengan Salamah et al. 2011, yaitu tumbuhan selada air mengandung alkaloid. Lenny 2006 menyatakan bahwa alkaloid umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. Tidak terdeteksinya alkaloid pada pengujian ekstrak kasar semanggi air diduga karena alkaloid dalam tumbuhan tidak dalam bentuk bebas, melainkan terikat dan tidak dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi biasa, sehingga cara pemisahan yang mungkin adalah dengan kromatografi kolom Robinson 1995. Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik kompleks, sebagian besar berupa alkohol, aldehida, atau asam karboksilat. Triterpenoid tidak berwarna, berbentuk kristal, serin kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik Harborne 1987. Hasil uji triterpenoidsteroid menunjukkan hasil positif + pada ketiga ekstrak yang ditandai adanya warna hijau kebiruan. Adanya kandungan steroid ini menarik dan penting dalam bidang farmasi. Steroid merupakan salah satu senyawa kimia yang banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Steroid dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan obat pereda rasa sakit Kumar et al. 2009. Prekursor dari pembentukan triterpenoidsteroid adalah kolesterol yang bersifat nonpolar Harborne 1987, sehingga diduga triterpenoidsteroid dapat larut pada pelarut organik nonpolar. Hal ini sangat menekankan bahwa sangat wajar jika steroid terdeteksi pada ekstrak daun semanggi air dengan pelarut heksana dan etil asetat. Penelitian Elya 2003 menyatakan bahwa ekstrak heksana nonpolar dari Garcinia rigida mengandung senyawa stigmasterol yang diperoleh dengan pemisahan menggunakan kromatografi kolom dan karakterisasi dengan spekroskopi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa steroid terdeteksi pada ekstrak daun semanggi air dengan pelarut metanol polar. Hal ini dapat terjadi mengingat metanol merupakan pelarut polar yang juga dapat mengekstrak komponen lainnya yang bersifat nonpolar atau semipolar. Flavonoid merupakan golongan senyawa fenolik alami terbesar selain fenol sederhana. Flavonoid terdapat alam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Penggologan jenis flavonoid dalam jaringan didasarkan oleh sifat kelarutan dan reaksi warna. Menurut Harborne 1984 terdapat sepuluh kelas flavonoid yaitu antosianin, proantosianin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon, dan isoflavon. Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman termasuk pada buah, tepung sari, dan akar. Flavonoid berperan terhadap warna dalam organ tumbuhan seperti bunga, buah, daun, atau warna pada pigmen. Pada tumbuhan flavonoid berguna untuk menarik serangga dan binatang lain untuk membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji Sirait 2007. Ekstrak kasar semanggi air menggunakan metanol menunjukkan hasil positif + pada pengujian flavonoid yang ditandai dengan warna kuning pada lapisan amil alkohol. Pada tumbuhan, flavonoid berbentuk glikosida dan dapat berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari sinar UV, sedangkan pada manusia berfungsi sebagai stimulan pada jantung, diuretik, menurunkan kadar gula darah, dan sebagai anti jamur Zabri et al. 2008. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dibentuk melalui proses fotosintesis pada tanaman. Karbohidrat berguna sebagai storing energy, yaitu pati, transport of energy, yaitu sukrosa, dan sebagai penyusun dinding sel yaitu selulosa Sirait 2007. Pengujian Molisch pada ketiga ekstrak kasar semanggi air memberikan hasil positif +, hal ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak memiliki kandungan karbohidrat. Reaksi positif ini ditandai dengan adanya warna ungu antara dua lapisan. Karbohidrat yang terdapat pada ekstrak daun semanggi air diduga berupa pati dan selulosa, seperti Wirakusumah 2009 yang menyatakan bahwa buah dan sayur banyak mengandung pati dan selulosa. Karbohidrat berperan untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang berakibat pada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan fungsi antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak serta protein Budiyanto 2002. Penelitian Permatasari 2011 menunjukkan hasil positif pada pengujian terhadap selada air. Gula pereduksi merupakan kelompok gula yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi. Monosakarida akan segera mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi, yaitu ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kupri Cu 2+ Lehninger 1982. Hasil pengujian gula pereduksi menggunakan pereaksi Benedict menunjukkan bahwa hanya ekstrak kasar metanol daun semanggi air yang positif + mengandung gula pereduksi. Hal ini sama dengan penelitian Permatasari 2011, yang menyatakan bahwa ekstrak daun selada air positif mengandung gula pereduksi. Gula pereduksi yang diduga lebih dominan adalah jenis aldosa, bukan ketosa karena komponen aldosa dapat terdeteksi pada pereaksi benedict yang tidak alkali dan ketosa hanya terdeteksi pada suasana alkali saja, yaitu pada pereaksi fehling Fennema 1996. Asam amino merupakan komponen penyusun protein yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Asam amino memiliki atom C pusat yang mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino memiliki dua konfigurasi yaitu konfigurasi D dan konfigurasi L. Molekul asam amino mempunyai konfigusai L apabila gugus –NH 2 terdapat disebelah kiri atom karbon α dan bila posisi gugus – NH 2 disebelah kanan, maka molekul asam amino disebut asam amino konfigurasi D Lehningher 1982.

4.4 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Semanggi Air