Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Semanggi Air

yang positif + mengandung gula pereduksi. Hal ini sama dengan penelitian Permatasari 2011, yang menyatakan bahwa ekstrak daun selada air positif mengandung gula pereduksi. Gula pereduksi yang diduga lebih dominan adalah jenis aldosa, bukan ketosa karena komponen aldosa dapat terdeteksi pada pereaksi benedict yang tidak alkali dan ketosa hanya terdeteksi pada suasana alkali saja, yaitu pada pereaksi fehling Fennema 1996. Asam amino merupakan komponen penyusun protein yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Asam amino memiliki atom C pusat yang mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino memiliki dua konfigurasi yaitu konfigurasi D dan konfigurasi L. Molekul asam amino mempunyai konfigusai L apabila gugus –NH 2 terdapat disebelah kiri atom karbon α dan bila posisi gugus – NH 2 disebelah kanan, maka molekul asam amino disebut asam amino konfigurasi D Lehningher 1982.

4.4 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Semanggi Air

Aktivitas antibakteri pada ekstrak semanggi air diuji menggunakan metode difusi cakram kertas paper disc. Pengujian ini dilakukan terhadap dua bakteri uji yang terdiri dari B. subtilis bakteri gram positif dan E. coli bakteri gram negatif. Metode difusi agar dengan cakram kertas paper disc ini dilakukan dengan cara memasukkan senyawa antibakteri dalam hal ini ekstrak semanggi air ke dalam cakram kertas menggunakan pipet mikro. Tabel 2 Diameter zona bening dari aktivitas antibakteri semanggi air menggunakan metode difusi cakram kertas paper disc Bakteri uji Pelarut Ulangan Diameter zona bening mm 2 1 0,5 kontrol - kontrol + Bacillus subtilis Heksana 1 2 0,5 - - 22 2 0,5 - - - 22 Etil asetat 1 2 1 1 - 22 2 2 1 1 - 22 Metanol 1 - - - - 21 2 - - - - 21 Escherichia coli Heksana 1 0,5 - - - 24 2 0,5 - - - 24 Etil asetat 1 1,5 0,5 - - 28 2 2 0,3 - - 26 Metanol 1 0,5 0,1 - - 24 2 0,5 0,1 - - 22 Bakteri Gram-positif cenderung lebih sensitif terhadap komponen antibakteri. Hal ini disebabkan oleh struktur dinding sel bakteri Gram-positif berlapis tunggal yang relatif lebih sederhana sehingga memudahkan senyawa antibakteri untuk masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja. Bakteri Gram-negatif lebih resisten terhadap senyawa antibakteri karena struktur dinding sel Gram-negatif terdiri dari tiga lapis dan lebih kompleks, yaitu terdiri dari lapisan luar yang berupa lipoprotein, lapisan tengah yang berupa lipopolisakarida dan lapisan dalam berupa peptidoglikan Pelczar dan Chan 2010. Aktivitas antibakteri semanggi air dapat dilihat pada Tabel 2. Penampakan hasil analisis aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar daun semanggi air pada bakteri uji Gram-positif B. subtilis dan bakteri Gram-negatif E. coli dapat dilihat padaGambar 13 dan Gambar 14. Gambar 13 Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis H : ekstrak heksana semanggi air, E : ekstrak etil asetat semanggi air, M : ekstrak metanol semanggi air; 1: ulangan 1, 2 : ulangan 2. H1 M2 H2 E2 E1 M1 Kode pada Gambar 13 dan 14, yaitu H menunjukkan hasil uji aktivitas dari ekstrak kasar heksana, kode E menunjukkan hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar etil asetat, dan M menunjukkan hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar metanol, serta angka 1 untuk ulangan pertama dan angka 2 untuk ulangan kedua. Gambar 14 Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap E. coli H : ekstrak heksana semanggi air, E : ekstrak etil asetat semanggi air, M : ekstrak metanol semanggi air; 1: ulangan 1, 2 : ulangan 2. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak heksana semanggi air dapat dilihat pada Gambar 15. Berdasarkan Gambar 15 terlihat bahwa ekstrak kasar semanggi air dari pelarut murni heksana sebagai kontrol negatif memiliki aktivitas antibakteri sangat lemah yang ditunjukkan dengan zona hambat yang dihasilkan sangat kecil. Bakteri uji B. subtilis dapat dihambat dengan ekstrak heksana H1 H2 E1 E2 M1 M2 dengan konsentrasi 1 mgdisc sebesar 0,25 mm dan 2 mgdisc sebesar 1,25 mm. Baketri uji E. coli hanya dapat dihambat dengan ekstrak heksana dengan konsentrasi 2 mgdisc sebesar 0,5 mm. Gambar 15 Aktivitas antibakteri ekstrak heksana semanggi air kloramfenikol, 2 mgdisc, 1mgdisc, 0,5 mgdisc, dan pelarut heksana terhadap bakteri uji. Ekstrak heksana biasanya digunakan untuk menghilangkan senyawa- senyawa nonpolar alami, terutama senyawa lilin tanaman, lemak-minyak nabati danatau sebagian minyak atsiri Houghton dan Raman 1998. Adanya aktivitas antibakteri yang lemah pada ekstrak kasar semanggi air diduga karena adanya senyawa steroid yang umumnya memiliki aktivitas antibakateri. Menurut Kustiariyah 2007, senyawa steroid dari teripang memiliki aktivitas biologis seperti antibakteri. Hasil uji aktivitas antibakteri pada ekstrak heksana semanggi air tidak sama dengan hasil penelitian Fitrial et al. 2008 yang memperoleh hasil negatif atau tidak memiliki aktivitas antibakteri pada ekstrak heksana biji dan umbi teratai. Hasil pengujian aktivitas antibaketri ekstrak pelarut semi polar etil asetat disajikan pada Gambar 16. Gambar 16 menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh ekstrak etil asetat semanggi air lebih baik dibandingkan dengan ekstrak yang dihasilkan oleh pelarut lain. Zona hambat yang terbentuk dari ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 0,5 mgdisc pada cawan petri dengan bakteri uji B. subtilis sebesar 1 mm sedangkan pada bakteri uji E. coli tidak terbentuk zona hambat. Konsentarsi ekstrak etil asetat 1 mgdisc membentuk zona hambat pada kedua bakteri uji, yaitu sebesar 1 mm pada B. subtilis dan 0,4 mm pada E. coli. Ekstrak etil asetat pada konsentrasi 2 mgdisc memiliki aktivitas antibakteri pada kedua bakteri uji, yaitu membentuk zona hambat sebesar 2 mm pada B.subtilis dan 1,75 mm pada E. coli. Gambar 16 Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat semanggi air kloramfenikol, 2 mgdisc, 1mgdisc, 0,5 mgdisc, dan pelarut heksana terhadap bakteri uji. Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak heksana dan metanol semanggi air. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa aktif yang berperan sebagai antibakteri adalah senyawa semi polar. Kanazawa et al. 1995 diacu dalam Fitrial et al. 2008 menyatakan bahwa suatu senyawa yang mempunyai polaritas optimum akan mempunyai aktivitas antimikroba yang maksimum, karena untuk interaksi suatu senyawa antimikroba dengan bakteri diperlukan imbangan hidrofilik-hidrofobik. Diduga senyawa semi polar mempunyai afinitas lebih tinggi untuk berinteraksi dengan dinding sel, sehingga ekstrak semi polar lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan B .subtilis daripada ekstrak heksana non polar dan metanol polar. Uji aktivitas antibakteri juga dilakukan pada ekstrak kasar semanggi air dengan pelarut metanol. Diameter zona hambat ekstrak metanol semanggi air yang diekstraksi secara bertingkat terhadap bakteri uji dapat dilihat pada Gambar 17. Aktivitas antibakteri pada Gambar 17 menunjukkan bahwa tidak adanya zona hambat pada bakteri E. coli dan B. subtilis pada jumlah ekstrak metanol semanggi air yang diekstraksi secara bertingkat sebesar 0,5 mgdisc. Ekstrak metanol antibakteri yang diekstraksi secara bertingkat mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli yaitu pada jumlah ekstrak 1 mgdisc dengan zona hambat 0,2 mm, dan pada jumlah ekstrak 2 mgdisc dengan zona hambat sebesar 0,5 mm. Pada kontrol negatif tidak menunjukkan adanya aktivitas antimikroba yang ditunjukkan dengan tidak adanya zona hambat di sekitar bakteri uji. Beberapa peneliti melaporkan bahwa keberadaan minyak dalam ekstrak non polar dan protein pada ekstrak polar merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba dari senyawa fenolik. Tidak adanya zoana bening yang terbentuk pada bakteri B. subtilis bukan berarti ekstrak kasar semanggi air tidak memiliki aktivitas antibakteri, kemungkinan ekstrak ini dapat aktif pada bakteri Gram-positif lain. Gambar 17 Aktivitas antibakteri ekstrak metanol semanggi air kloramfenikol, 2 mgdisc, 1mgdisc, 0,5 mgdisc, dan pelarut heksana terhadap bakteri uji. Pada bakteri Gram-negatif, struktur dinding selnya berlapis tiga dengan ketebalan yang tipis 10-15 nm. Komposisi dinding sel terdiri dari lipid dan peptidoglikan yang berada di dalam lapisan kaku sebelah dalam dengan jumlah sekitar 10 dari berat kering. Kandungan lipid dari bakteri Gram-negatif cukup tinggi yaitu 11-22 . Bakteri Gram-negatif ini umumnya rentan terhadap penisilin dan kurang rentan terhadap gangguan fisik Pelczar dan Chan 2010. Menurut Jawel et al. 1996 diacu dalam Fitrial et al. 2008 umumnya dinding sel bakteri gram negatif mengandung membran luar yang dapat menghalangi lewatnya molekul-molekul besar termasuk molekul antibakteri. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Semanggi air yang diekstrak secara bertingkat dengan pelarut murni heksana, etil asetat, dan metanol menghasilkan ekstrak kasar yang berbeda karakterisik fisik dan kimianya. Ekstrak heksana semanggi air memiliki ekstrak yang berwarna kuning dan kering, ekstrak etil asetat berwarna hijau tua dan masih berbentuk pasta, sedangkan ekstrak metanol memiliki warna hijau lebih muda daripada ekstrak etil asetat dan berbentuk pasta namun lebih kering dari ekstrak etil asetat. Rendemen ekstrak kasar terbesar sampai terkecil berturut-turut yaitu dari pelarut metanol sebesar 1,40, pelarut etil asetat sebesar 1,03, dan rendemen ekstrak kasar dari pelarut heksana sebesar 0,27. Komponen fitokimia yang terdeteksi pada ekstrak semanggi air dari ketiga pelarut yaitu steroid dan kandungan karbohidrat dengan pelarut Molisch, sedangkan komponen yang hanya terdapat di ekstrak metanol semanggi air, yaitu flavonoid dan gula pereduksi dengan uji Benedict. Aktivitas antibakteri tertinggi yang diperoleh dari ekstrak semanggi air terdeteksi pada ekstrak etil asetat konsentrasi 2 mgdisc dengan zona hambat 2 mm pada bakteri uji B. subtilis.

5.2 Saran