Latar Belakang Model persamaan alometrik massa karbon akar dan root to shoot ratio biomassa dan massa karbon pohon Mangium (Acacia mangium Wild): studi kasus di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani unit III, Jawa Barat dan Banten

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim merupakan salah satu masalah lingkungan yang sedang berkembang karena adanya pemanasan global yang diakibatkan oleh meningkatnya gas rumah kaca GRK. Karbondioksida CO 2 merupakan unsur utama penyusun GRK. Selain CO 2 , GRK tersusun dari metana CH 4 , nitrogen dioxsida N 2 O, hidrofluorokarbon HFCs, perfluorokarbon PFCs dan sulfur hexafluoride SF 6 KLH, 2004 GRK merupakan gas yang dapat menghangatkan bumi, sehingga bumi layak untuk ditinggali makhluk hidup. Namun jika kandungan GRK di bumi berlebih, maka dapat mengakibatkan naiknya suhu bumi secara terus menerus yang dapat mengakibatkan dampak-dampak negatif seperti naiknya tinggi permukaan laut, perubahan cuaca yang ekstrim, dan punahnya beberapa jenis satwa. Oleh karena itu, kenaikan suhu bumi ini dinilai dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap CO 2 dari atmosfer menjadi energi yang berguna bagi kehidupan melalui proses fotosintesis. Melalui proses ini, tumbuhan dapat menyerap gas karbon dan melepas gas karbon melalui proses respirasi, dimana tumbuhan menggunakan CO 2 dalam proses fotosintesis dan menghasilkan O 2 dan energi, dan sebagian energi disimpan dalam bentuk biomassa. Deforestasi dan degradasi hutan telah mengakibatkan berkurangnya total penutupan lahan di Indonesia. Di lain pihak, menurut Murray et al 2000 ekosistem hutan dapat berfungsi sebagai penyerap GRK dengan cara mentransformasi CO 2 dari udara menjadi simpanan karbon C dalam komponen- komponen ekosistem hutan, seperti pohon, tumbuhan bawah dan tanah. Dibanding ekosistem daratan lainnya, hutan merupakan ekosistem penyimpan karbon terbesar Davis et al, 2003. Untuk meningkatkan kemampuan hutan dalam menyerap gas CO 2 , maka perlu dilakukan kegiatan penanaman hutan kembali atau reboisasi. 2 Jenis tanaman yang telah banyak dikembangkan oleh pengelola hutan tanaman di Indonesia adalah jenis Mangium. Jenis tanaman ini termasuk dalam kelompok jenis tanaman dengan pertumbuhan cepat dan diduga mempunyai kemampuan serapan karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Untuk mengetahui jumlah massa karbon dalam HTI, perlu dilakukan penelitian potensi karbon pada HTI. Dalam menghitung jumlah massa karbon pada pohon Mangium sering ditemui kesulitan khususnya dalam menghitung massa karbon bagian akar karena letaknya yang berada di bawah tanah. Oleh karena itu diperlukan metode tertentu untuk menduga massa karbon dalam akar pohon.

1.2 Tujuan Penelitian