Tujuan Penelitian Acacia mangium Biomassa

2 Jenis tanaman yang telah banyak dikembangkan oleh pengelola hutan tanaman di Indonesia adalah jenis Mangium. Jenis tanaman ini termasuk dalam kelompok jenis tanaman dengan pertumbuhan cepat dan diduga mempunyai kemampuan serapan karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Untuk mengetahui jumlah massa karbon dalam HTI, perlu dilakukan penelitian potensi karbon pada HTI. Dalam menghitung jumlah massa karbon pada pohon Mangium sering ditemui kesulitan khususnya dalam menghitung massa karbon bagian akar karena letaknya yang berada di bawah tanah. Oleh karena itu diperlukan metode tertentu untuk menduga massa karbon dalam akar pohon.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari model persamaan alometrik massa karbon akar pohon Mangium dan root to shoot ratio biomassa dan massa karbon pohon Mangium. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Acacia mangium

Acacia mangium Wild, termasuk ke dalam Sub famili Mimosoideae famili Leguminosae. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh fast growing species dan mudah tumbuh adaptive pada kondisi lahan yang rendah tingkat kesuburannya. Jenis ini tersebar secara alami dari Australia, Papua Nugini, Maluku, Papua bagian Utara dan bagian Selatan. Mangium tidak memiliki persyaratan tumbuh yang tinggi, dapat tumbuh pada lahan dengan pH rendah yaitu 4,5, tanah berbatu serta tanah yang mengalami erosi. Tumbuh pada ketinggian 30-130 m dpl dengan curah hujan yang bervariasi antara 1000-4500 mmth dan merupakan jenis yang sesuai ditanam di daerah terbuka jenis intoleran. Gunn dan Midgley, 1991 dalam Leksono, 1996. Ciri Akasia adalah bentuk batangnya bulat, lurus, bercabang banyak, berkulit tebal agak kasar dan kadang beralur kecil dengan warna coklat muda. Pohon yang dewasa tingginya dapat mencapai 30 meter dengan diameter batang mencapai lebih dari 75 cm Khaerudin, 1994. Tajuk Mangium menyerupai kerucut sampai lonjong. Sewaktu tanaman masih muda memiliki daun majemuk. Sedangkan setelah dewasa muncul daun semu tunggal. Lebar daun di bagian tengah antara 4-10 cm dengan panjang antara 10- 26 cm.

2.2 Biomassa

Biomassa adalah jumlah total bahan organik hidup yang terdapat dalam tegakan yang dinyatakan dalam berat kering oven dalam ton per unit area. Jumlah biomassa dalam hutan merupakan selisih antara produksi melalui fotosintesis dan konsumsi melalui respirasi. Data dan informasi mengenai biomassa suatu ekosistem dapat menunjukkan tingkat produktivitas ekosistem tersebut. Dari segi ekologi, data dan biomassa hutan berguna untuk mempelajari aspek fungsional dari suatu ekosistem hutan, seperti produksi primer, siklus hara dan aliran energi. Dari segi manajemen hutan secara praktis, data biomassa hutan sangat penting 4 untuk perencanaan pengusahaan khususnya dalam penetapan tujuan manajemen pengelolaan hutan Suhendang, 2002. Biomassa disusun terutama oleh senyawa karbohidrat yang terdiri dari unsur karbondioksida, hidrogen dan oksigen. Biomassa tegakan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, komposisi dan struktur tegakan. Lugo dan Snedaker 1974, dalam Handoko 2007. Menurut Brown 1997 hampir 50 dari biomassa vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon, dimana unsur tersebut dapat dilepas ke atmosfer dalam bentuk karbondioksida CO 2 .

2.3 Biomassa Bawah Tanah