Biomassa Bawah Tanah Pengukuran Biomassa

4 untuk perencanaan pengusahaan khususnya dalam penetapan tujuan manajemen pengelolaan hutan Suhendang, 2002. Biomassa disusun terutama oleh senyawa karbohidrat yang terdiri dari unsur karbondioksida, hidrogen dan oksigen. Biomassa tegakan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, komposisi dan struktur tegakan. Lugo dan Snedaker 1974, dalam Handoko 2007. Menurut Brown 1997 hampir 50 dari biomassa vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon, dimana unsur tersebut dapat dilepas ke atmosfer dalam bentuk karbondioksida CO 2 .

2.3 Biomassa Bawah Tanah

Cairns et al. 1997 mengemukakan bahwa biomassa di bawah permukaan tanah umumnya berupa akar yang memiliki sumbangan lebih dari 40 total biomassa. Terdapat hubungan antara biomassa di bawah tanah B suatu pohon dengan diameter akar D dengan persamaan B = ∑ Hairiah et al. 2001. Biomassa di bawah tanah dapat dihitung dengan biomassa di atas tanah dibagi dengan rasio tajuk – akar. Nilai rasio tajuk akar tergantung dari kondisi lahan, untuk lahan hutan tropik basah upland normal bernilai 4, sedangkan untuk daerah selalu basah wet sites bernilai lebih dari 10, dan pada lahan yang memiliki kesuburan sangat rendah bernilai 1. Menurut Mac Dicken 1997, estimasi kadar biomassa di bawah tanah suatu pohon tidak kurang dari 15 dari biomassa di atas tanah.

2.4 Pengukuran Biomassa

Menurut Chapman 1976 diacu dalam Wicaksono 2004 secara garis besar metode pendugaan biomassa di atas permukaan tanah dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu: 1. Metode pemanenan a. Metode Pemanenan individu tanaman Metode ini digunakan pada tingkat kerapatan dan jenis individu cukup rendah. Nilai total biomassa dengan metode ini diperoleh dengan menjumlahkan biomassa seluruh individu dalam suatu unit area contoh. 5 b. Metode pemanenan kuadrat Metode ini mengharuskan pemanenan semua individu dalam suatu unit area contoh dan menimbangnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan mengkonversikan berat bahan organik tumbuhan yang dipanen ke dalam suatu unit area tertentu. c. Metode pemanenan individu yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata Metode ini cukup baik untuk tegakan dengan ukuran individu yang seragam. Dalam metode ini pohon yang ditebang ditentukan berdasarkan rata-rata diameter tegakan. Berat pohon yang ditebang ditimbang. Nilai total biomassa diperoleh dengan menggandakan nilai berat rata-rata dari pohon dalam suatu unit area tertentu atau jumlah berat dari semua pohon contoh yang digandakan dengan rasio antara luas bidang dasar dari semua pohon dalam suatu area dengan jumlah luas bidang dasar dari semua pohon contoh. 2. Metode pendugaan tidak langsung a. Metode hubungan alometrik Dalam metode ini beberapa contoh dengan diameter yang mewakili kisaran kelas-kelas diameter pohon dalam suatu tegakan yang ditebang dan ditimbang beratnya. Berdasarkan berat berbagai organ dari pohon contoh, maka dibuat persamaan alometrik antara berat pohon dengan dimensi pohon diameter, tajuk dan tinggi. Persamaan alometrik tersebut digunakan untuk menduga berat semua individu pohon dalam pohon dalam suatu unit area. b. Metode Cropmeter Pendugaan biomassa dengan metode ini menggunakan seperangkat peralatan elektroda listrik. Secara praktis, dua elektroda listrik diletakkan di permukaan tanah pada suatu jarak tertentu, kemudian biomassa tumbuh- tumbuhan yang terletak antara kedua elektroda dapat dipantau dengan electrical capacitance. 6 Pendugaan biomassa di atas permukaan tanah bisa diukur dengan menggunakan metode langsung destructive dan metode tidak langsung non destructive . Metode tidak langsung digunakan untuk menduga biomassa vegetasi yang berdiameter ≥ 5 cm, sedangkan untuk menduga biomassa vegetasi yang memiliki diameter 5 cm vegetasi tumbuhan bawah menggunakan metode secara langsung. Hairiah dan Rahayu, 2007.

2.5 Karbon dalam Biomassa