2.2.1 Ikatan Pembuluh
Ikatan pembuluh bambu terdiri atas xylem dan satu atau dua protoxylem yang kecil dan dua metaxylem yang besar 40-120 mikron. Pori bagian dalam
dari batang lebih besar dan semakin kecil ke arah luar batang, pori dan phloem dikelilingi oleh selubung sklerenkim dan berbeda dalam bentuk, ukuran dan lokasi
menurut posisi di dalam batang dan jenis bambu. Ikatan pembuluh memiliki bentuk, ukuran, susunan dan jumlah yang memberikan ciri suatu jenis bambu.
Ikatan pembuluh berada di bawah kortek berbentuk bulat dalam irisan transversal. Keberadaan ikatan pembuluh bervariasi dalam jumlah dan bentuk,
baik ke arah horizontal maupun ke arah aksial dari batang. Ikatan pembuluh mempunyai ukuran yang lebih kecil ke arah bagian luar batang dan semakin besar
ke arah bagian dalam. Dalam batang, jumlah total ikatan pembuluh menurun dari pangkal ke bagian ujung Liese 1980.
b
d
Gambar 1 Tipe ikatan pembuluh pada bambu, a = Tipe I, b = Tipe II, c = Tipe III, dan d = Tipe IV. Sumber: Liese dan Groser 1973.
c a
Menurut Liese dan Groser 1973, pada umumnya jenis bambu mempunyai ikatan serabut fibre bundle yang terpisah pada sisi dalam atau sisi luar ikatan
vaskular pusat. Ada empat tipe ikatan pembuluh, yaitu: a.
Tipe I, ikatan pembuluh terdiri atas satu bagian yaitu ikatan pembuluh pusat central vascular strand yang hanya didukung oleh jaringan selubung
sklerenkim dan ruang interseluler. b.
Tipe II, ikatan pembuluh terdiri atas satu bagian yaitu ikatan pembuluh pusat yang hanya didukung oleh jaringan seperti selubung sklerenkim dan selubung
ruang interseluler yang lebih besar dari ketiga tipe lainnya. c.
Tipe III, ikatan pembuluh terdiri atas dua bagian yaitu ikatan pembuluh pusat dan satu ikatan serabut. Ikatan serabut terletak di sebelah dalam ikatan
pembuluh pusat. Selubung ruang interseluler umumnya lebih kecil dari yang lain.
d. Tipe IV, ikatan pembuluh terdiri atas tiga bagian yaitu ikatan pembuluh pusat
dan dua ikatan serabut yang terletak di sebelah dalam dan luar dari ikatan pembuluh pusat.
Pada tipe I, ikatan pembuluh memiliki kadar holoselulosa selulosa, alfa selulosa dan lignin yang relatif kecil, setidaknya mencerminkan jumlah serabut
yang menyusun batang bambu relatif lebih sedikit sehingga bisa diduga bahwa jenis bambu pada tipe ikatan I tidak sesuai apabila digunakan sebagai bahan baku
konstruksi. Jenis bambu ini juga memiliki ukuran diameter batang yang kecil sehingga tidak mampu menahan beban yang besar. Ikatan pembuluh tipe II
memiliki kadar holoselulosa, alfa selulosa dan abu yang relatif lebih besar sedangkan kadar lignin relatif lebih kecil. Jumlah holoselulosa dan alfa selulosa
yang tinggi bisa dijadikan penduga bahwa jumlah serat yang terkandung dalam bambu jenis ini cukup besar sehingga bambu jenis ini bisa digunakan sebagai
bahan baku konstruksi. Pada tipe III, ikatan pembuluh memiliki kadar holoselulosa, alfa selulosa dan lignin yang relatif lebih besar sehingga dapat
digunakan sebagai bahan baku konstruksi. Selain itu lignin sebagai perekat alami pada kayu dan bersifat termoplastik akan membantu memperkuat ikatan antar
serat dalam papan panel. Ikatan pembuluh IV memiliki kadar holoselulosa selulosa, alfa selulosa dan lignin yang relatif besar akan lebih optimal apabila
digunakan sebagai bahan baku konstruksi, industri pulp dan kertas dan turunan selulosa. Ditambah lagi ukuran diameter dan ketebalan dinding batang yang besar.
Selain itu, kadar selulosa yang tinggi juga dapat menduga bahwa wilayah kristalin dalam molekul selulosa juga tinggi sehingga akan mampu menghantarkan getaran
dengan baik, atau dengan kata lain bambu ini juga memiliki potensi digunakan sebagai bahan baku musik Setiadi 2009.
2.2.2 Serat