bukunya memiliki kadar air lebih besar serta kerapatan dan berat jenis yang sama besarnya dengan ruas.
4.1.3 Sifat Mekanis Bambu
Dalam penelitian ini masing-masing bambu hanya dilakukan uji tarik dan uji lentur. Hasil pengujian tarik disajikan pada Tabel 11 sampai Tabel 14. Pada Tabel
11 pengujian tarik dilakukan pada sampel bilah, sedangkan Tabel 12 sampai 14 pengujian tarik dilakukan pada bagian horizontal luar, pusat, dalam. Hasil uji
tarik dinyatakan oleh besarnya tegangan maksimum σ
.
. Pengujian kekuatan lentur disajikan pada Tabel 15 sampai Tabel 20. Pada
Tabel 15, 16, dan 17 pengujian lentur dilakukan pada sampel bilah sedangkan Tabel 18, 19, dan 20 pengujian lentur dilakukan pada bambu laminasi. Bambu
laminasi LL adalah laminasi yang direkatkan pada bidang luar dengan luar, sedangkan DD dan LD adalah laminasi yang direkatkan pada bidang dalam
dengan dalam dan luar dengan dalam. Pada bambu laminasi LD, bagian yang terkena beban adalah bagian luarnya tepi. Kekuatan lentur yang diperoleh
dinyatakan dalam MOE dan MOR. Tabel 11 Ringkasan uji tarik bilah bambu tali, betung, dan andong
Bagian
σ
.
kgcm
2
Tali Betung
Andong Ruas
Buku Ruas
Buku Ruas
Buku Pangkal
2.596 1.353
3.804 2.251
2.980 1.518
Tengah 2.715
1.215 3.496
1.977 3.172
1.666 Ujung
2.767 789
4.238 872
3.403 2.737
Tegangan maksimum pada ruas bambu tali bagian ujung memiliki nilai tertinggi, sedangkan pada buku bambu tali bagian ujung paling terendah. Di
antara ruas bambu tali, bagian pangkal memiliki tegangan maksimum paling kecil dan di antara bukunya, bagian pangkal bambu tali memiliki tegangan maksimum
paling besar. Sama halnya dengan bambu tali, ruas bambu betung bagian ujung memiliki tegangan maksimum tertinggi sedangkan pada buku bagian ujung
terendah. Nilai tegangan maksimum paling kecil di antara ruas dimiliki oleh
bagian tengah sedangkan tegangan maksimum paling besar di antara buku dimiliki oleh bagian pangkal.
Tegangan maksimum tertinggi pada bambu andong terdapat di bagian ujung dan terendah terdapat di bagian pangkal, baik pada ruas maupun bukunya. Ruas
memiliki tegangan maksimum yang lebih besar daripada buku. Rata-rata tegangan maksimum terbesar terdapat pada ruas bagian ujung dan tegangan maksimum
terkecil terdapat pada buku bagian pangkal. Hanya buku bambu andong yang tegangan maksimum terkecilnya terdapat pada bagian pangkal.
Tabel 12 Ringkasan uji tarik sejajar serat jenis bambu tali Bagian
σ
maks. kgcm
2
Luar Pusat
Dalam Pangkal
2.026 1.672
1.229 Tengah
2.229 1.649
1.377 Ujung
1.938 1.501
787 Tabel 13 Ringkasan uji tarik sejajar serat jenis bambu betung
Bagian
σ
maks. kgcm
2
Luar Pusat
Dalam Pangkal
2.601 2.010
1.616 Tengah
3.690 1.673
1.689 Ujung
1.771 1.578
1.394 Tabel 14 Ringkasan uji tarik sejajar serat jenis bambu andong
Bagian
σ
maks. kgcm
2
Luar Pusat
Dalam Pangkal
2.540 1.482
1.348 Tengah
2.057 2.197
1.809 Ujung
2.016 1.542
1.757 Bagian luar ternyata memiliki kekuatan tarik yang paling besar, baik itu
pada bambu tali, betung, maupun bambu andong. Hanya pada bambu andong bagian tengah yang kekuatan tarik terbesarnya dimiliki oleh bagian pusat. Pada
bambu tali dan bambu betung nilai tegangan maksimum terbesar dimiliki oleh bagian tengah luar, sedangkan pada bambu andong nilai tegangan makimum
terbesar dimiliki oleh bagian pangkal luar. Tegangan maksimum terkecil pada bambu tali dan betung terdapat pada bagian ujung dalam, sedangkan pada bambu
andong terdapat pada bagian pangkal dalam.
Tabel 15 Ringkasan uji lentur bilah bambu tali Bagian
MOE rata-rata kgcm
2
MOR rata-rata kgcm
2
Ruas Buku
Ruas Buku
Pangkal 139.996
49.240 1.107
635 Tengah
159.364 72.046
1.296 796
Ujung 136.998
56.087 1.067
660 Bambu tali bagian tengah memiliki nilai MOE dan MOR tertinggi,
sedangkan MOE dan MOR terendah terdapat pada ruas ujung dan buku pangkal. Ruas bambu tali memiliki nilai MOE dan MOR lebih besar dibandingkan
bukunya. Hal tersebut menunjukkan bahwa ruas tengah bambu tali paling kuat dan paling kaku, sedangkan buku bagian pangkal paling lemah dan paling mudah
berubah bentuk akibat adanya beban.
Tabel 16 Ringkasan uji lentur bilah bambu betung Bagian
MOE rata-rata kgcm
2
MOR rata-rata kgcm
2
Ruas Buku
Ruas Buku
Pangkal 187.823
92.176 1.497
983 Tengah
169.495 75.917
1.437 932
Ujung 159.968
87.409 1.354
1.066 Ruas bagian pangkal bambu betung paling kaku dan paling kuat
dibandingkan dengan bagian lainnya karena memiliki MOE dan MOR paling tinggi, sedangkan bagian tengah pada buku kekuatannya paling lemah dan
bentuknya mudah berubah akibat adanya beban. Hal tersebut dikarenakan MOE dan MOR-nya paling rendah. MOE dan MOR pada bagian ujung memiliki nilai
terendah diantara ruas pangkal dan tengah, sedangkan diantara buku bagian pangkal memiliki nilai MOE tertinggi dan buku bagian ujung memiliki MOR
tertinggi. Berdasarkan keseluruhan data yang terdapat pada Tabel 16, ruas bambu betung paling kuat dan paling kaku daripada bukunya dikarenakan MOE dan
MOR yang dimiliki ruas lebih besar daripada buku.
Tabel 17 Ringkasan uji lentur bilah bambu andong Bagian
MOE rata-rata kgcm
2
MOR rata-rata kgcm
2
Ruas Buku
Ruas Buku
Pangkal 123.807
65.305 1.002
736 Tengah
178.338 69.974
1.281 846
Ujung 178.199
71.961 1.464
849 Pada ruas bambu andong, bagian tengah memiliki nilai MOE paling tinggi
dan bagian ujung memiliki nilai MOR tertinggi. MOE dan MOR paling rendah pada ruas terdapat di bagian pangkal. Pada bagian buku, nilai MOE dan MOR
paling besar terdapat di bagian ujungnya dan paling kecil terdapat di bagian pangkal. Kekuatan dan kekakuan pada ruas lebih besar dibandingkan bukunya,
baik pada bambu tali, betung, ataupun andong.
Tabel 18 Ringkasan uji lentur lamina bambu tali Bagian
MOE kgcm
2
MOR kgcm
2
LL DD
LD LL
DD LD
Pangkal 145.487
102.969 140.825
1.087 581
904 Tengah
149.736 141.776
141.803 989
717 1.253
Ujung 108.779
118.816 140.931
771 662
819
Keterangan: LL = Luar-Luar; DD = Dalam-Dalam; LD = Luar-Dalam.
Lamina bambu tali LL bagian tengah memiliki nilai MOE paling besar dan lamina LD bagian tengah memiliki nilai MOR paling besar. MOE dan MOR
terendah dimiliki oleh lamina DD bagian pangkal. Lamina DD pada bambu tali rata-rata lebih kecil nilai MOE dan MOR-nya dibandingkan lamina LL dan LD,
maka lamina DD lebih mudah berubah bentuk dan mengalami kerusakan patah. Lamina LL bagian tengah lebih kaku daripada lamina bambu tali lainnya karena
memiliki nilai MOE paling tinggi, sehingga paling sulit untuk berubah bentuk ketika diberikan beban. Nilai MOR pada lamina LD bagian tengah paling tinggi
sehingga lebih kuat dari lamina bambu tali yang lain. Jadi ketika diberi beban, lamina ini lebih sulit mengalami kerusakan patah.
Tabel 19 Ringkasan uji lentur lamina jenis bambu betung Bagian
MOE kgcm
2
MOR kgcm
2
LL DD
LD LL
DD LD
Pangkal 159.647
100.340 153.114
657 1.149
837 Tengah
158.461 138.844
191.616 553
679 665
Ujung 140.649
124.616 129.013
556 455
434 Berdasarkan Tabel 19, lamina LD bagian tengah bambu betung memiliki
MOE tertinggi sedangkan lamina DD bagian pangkal memiliki nilai MOR paling tinggi dan MOE paling rendah. MOR terendah dimiliki oleh lamina LD bagian
ujung. Jadi lamina LD bagian tengah lebih sulit berubah bentuk ketika diberi beban, sedangkan lamina DD bagian pangkal sebaliknya. Walaupun lamina DD
bagian pangkal lebih mudah untuk berubah bentuk, tetapi lamina ini paling kuat sehingga tidak mudah patah. Lamina LD bagian ujung lebih cenderung mudah
patah ketika diberikan beban.
Tabel 20 Ringkasan uji lentur lamina jenis bambu andong Bagian
MOE kgcm
2
MOR kgcm
2
LL DD
LD LL
DD LD
Pangkal 163.691
98.326 115.922
1.134 666
819 Tengah
222.834 148.544
185.253 1.333
652 1.060
Ujung 196.093
151.767 137.830
1.339 797
782 Pada Tabel 20, bambu andong bagian tengah pada lamina LL memiliki nilai
MOE paling tinggi dan nilai MOR paling tinggi dimiliki oleh lamina LL bagian ujung. Lamina LL bagian tengah lebih kaku dan bagian ujungnya lebih kuat
daripada lamina bambu andong bagian lain, sedangkan pada bagian pangkal
lamina DD mempunyai MOE paling rendah dan MOR paling rendah dimiliki oleh lamina DD bagian tengah. Lamina DD bagian pangkal bambu andong ini paling
mudah berubah bentuk dan bagian ujungnya paling mudah patah.
4.1 Pembahasan