Asam Lemak HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan penelitian Desniar et al. 2009 yang menyatakan bahwa garam dapat mengabsorbsi air dari jaringan daging ikan karena mempunyai sifat higroskopis dan garam merupakan elektrolit kuat yang mampu melarutkan protein.

4.5 Asam Lemak

Analisis asam lemak pada keong ipong-ipong Fasciolaria salmo menunjukkan kandungan asam lemak keong ipong-ipong termasuk dalam kelompok asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal, asam lemak tidak jenuh majemuk dan asam lemak tidak jenuh majemuk rantai panjang. Keong ipong-ipong Fasciolaria salmo memiliki kandungan beberapa asam lemak, diantaranya adalah asam lemak jenuh, yaitu laurat C12:0, miristat C14:0, palmitat C16:0, stearat C18:0, dan lignoserat C24:0, sedangkan golongan asam lemak tak jenuh tunggal, yaitu miristoleat C14:1, palmitoleat C16:1, oleat C18:1cis, elaidat C18:1trans, dan Cis-11-Eicosenoic acid C20:1. Keong ipong-ipong juga mengandung asam lemak tak jenuh majemuk yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, antara lain yaitu linoleat C18:2, linolenat C18:3, arakidonat C20:4, EPA C20:5, dan DHA C22:6. Menurut penelitian Ozogul Ozogul 2005, kandungan asam lemak yang terdapat pada makhluk hidup beragam, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah spesies, iklim, ketersediaan pakan, umur, serta ukuran spesies. Menurut penelitian Celik et al. 2005, ikan zander Sander lucioperca yang hidup di daerah beriklim dingin mengandung asam lemak tak jenuh majemuk yang lebih tinggi dibandingkan ikan dengan jenis sama yang hidup di daerah beriklim panas. Kandungan asam lemak pada keong ipong-ipong dapat dilihat pada Tabel 6. Kromatogram asam lemak dan standar yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Lampiran 22, 23, 24, 25, dan 26. Tabel 6 Kandungan asam lemak pada Keong Ipong-ipong Fasciolaria salmo. Asam lemak Segar Rebus Kukus Rebus Garam Asam lemak jenuh 1 Asam laurat C12:0 0,08 0,04 0,03 0,04 2 Asam miristat C14:0 0,47 0,33 0,36 0,25 3 Asam palmitat C16:0 1,15 0,30 0,21 0,28 4 Asam stearat C18:0 2,11 1,75 1,57 1,48 5 Asam arakidat C20:0 0,16 0,15 0,14 0,15 6 Asam lignoserat C24:0 0,60 0,42 0,34 0,52 Total 4,03 2,99 2,65 2,72 Asam lemak tak jenuh tunggal 1 Asam miristoleat C14:1 0,11 0,15 0,19 0,10 2 Asam palmitoleat C16:1 0,25 0,34 0,40 0,21 3 Asam oleat C18:1cis 11,19 1,86 1,71 1,19 4 Asam elaidat C18:1trans 0,08 0,06 0,07 0,08 5 Cis-11-Eicosenoic acid 0,12 0,01 0,13 0,08 Total 11,75 2,42 2,50 1,66 Asam lemak tak jenuh majemuk 1 Asam linoleat C18:2 3,36 1,35 1,52 0,79 2 Asam linolenat C18:3 0,43 0,33 0,37 0,18 3 Asam arakidonat C20:4 3,52 2,99 3,49 2,19 Total 7,31 4,67 5,38 3,16 Asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang 1 EPA C20:5 n-3 2,96 1,11 0,89 0,41 2 DHA C22:6 n-3 2,38 1,60 2,27 1,40 Total 5,34 2,71 3,16 1,81 Total asam lemak 28,43 12,79 13,69 9,35 Jumlah asam lemak terbanyak pada daging keong ipong-ipong segar adalah asam lemak tak jenuh tunggal sebesar 11,75, kemudian diikuti oleh asam lemak tak jenuh majemuk sebesar 7,31, asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang sebesar 5,34 dan jumlah total asam lemak yang paling sedikit asam lemak jenuh sebesar 4,03. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Larsen et al. 2010 yang menunjukkan bahwa kandungan asam lemak King salmon Oncorhynchus tshawytscha yang terbesar adalah asam lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak yang paling sedikit adalah asam lemak jenuh. Kandungan asam lemak jenuh yang paling banyak ditemukan pada daging keong ipong-ipong adalah asam stearat dan asam palmitat. Hal ini sesuai dengan penelitian Coelho et al. 2011 yang menyatakan bahwa asam lemak jenuh terbanyak pada jenis gastropoda Hydrobia ulvae adalah asam stearat dan palmitat. Perubahan kandungan asam palmitat dan stearat pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11. Gambar 10 Diagram batang kandungan asam palmitat keong ipong-ipong. Kandungan asam palmitat pada keong ipong-ipong mengalami penurunan setelah proses pengolahan. Penyusutan asam palmitat terbanyak adalah setelah proses pengukusan, yaitu sebesar 0,94. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Larsen et al. 2010 yang menyatakan bahwa penyusutan asam palmitat pada ikan King salmon Oncorhynchus tshawytscha setelah pengukusan adalah sebesar 0,60. Asam lemak jenuh yang paling banyak ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu sekitar 15-50 dari seluruh asam lemak yang ada dan asam stearat sekitar 25 dari asam-asam lemak yang ada Winarno 2008. 1.15 0.3 0.21 0.28 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam p alm itat Metode pengolahan Gambar 11 Diagram batang kandungan asam stearat keong ipong-ipong. Asam stearat C18:0 pada daging keong ipong-ipong yaitu sebesar 2,11. Kandungan asam stearat pada keong ipong-ipong Fasciolaria salmo tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Freije dan Awadh 2010 yang menyebutkan bahwa kandungan asam stearat dari keong laut Turbo coronatus sebesar 2,50. Grafik kandungan asam lemak laurat C12:0, miristat C14:0, dan lignoserat C24:0 yang mengalami penurunan setelah proses pengolahan dapat dilihat pada Gambar 12, 13, dan 14. Gambar 12 Diagram batang kandungan asam laurat keong ipong-ipong. 2.11 1.75 1.57 1.48 0.5 1 1.5 2 2.5 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam s tear at Metode pengolahan 0.08 0.04 0.03 0.04 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam lau rat Metode pengolahan Gambar 13 Diagram batang kandungan asam miristat keong ipong-ipong. Gambar 14 Diagram batang kandungan asam lignoserat keong ipong-ipong. Penyusutan yang terbesar pada asam-asam lemak tersebut adalah akibat pengukusan, hal ini diduga karena waktu proses pengukusan lebih lama dibandingkan dengan proses perebusan yang mengakibatkan kerusakan asam lemak yang terjadi pada keong yang dikukus lebih besar. Perubahan kimia yang terjadi dalam molekul lemak akibat pemanasan tergantung dari 4 faktor, yaitu 1 lamanya pemanasan, 2 suhu, 3 adanya akselerator, misalnya oksigen atau hasil-hasil proses oksidasi, dan 4 komposisi campuran asam lemak serta posisi asam lemak yang terikat dalam molekul trigliserida Ketaren 2008. Marichamy et al. 2009 menambahkan bahwa 0.47 0.33 0.36 0.25 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam m ir is tat Metode pengolahan 0.6 0.42 0.34 0.52 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam lig n o ser at Metode pengolahan faktor-faktor seperti kandungan lemak, suhu pengolahan, ukuran ikan serta luas kontak permukaan dapat berpengaruh terhadap komposisi lemak pada ikan setelah dilakukan proses pemasakan. Asam lemak arakidat C20:0 mengalami penyusutan yang sangat kecil setelah proses pengolahan, yaitu berkisar 0,01-0,02. Perubahan kandungan asam arakidat pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Diagram batang kandungan asam arakidat keong ipong-ipong. Penyusutan yang sangat kecil ini terjadi akibat jumlah atom karbon pada asam lemak arakidat C20:0 lebih banyak dibandingkan asam lemak laurat C12:0, miristat C14:0, palmitat C16:0, stearat C18:0, dan lignoserat C24:0 sehingga titik lelehnya lebih besar dan kelarutannya dalam air semakin kecil. Semakin panjang rantai karbon yang menyusun asam lemak maka semakin besar titik lelehnya dan semakin rendah kelarutan asam lemak tersebut didalam air Kusnandar 2010. Asam lemak tak jenuh tunggal yang ditemukan pada daging keong ipong-ipong antara lain adalah asam lemak miristoleat C14:1, asam palmitoleat C16:1, asam oleat C18:1 cis, asam elaidat C18:1 trans dan Cis-11-Eicosenoic acid C20:1. Asam lemak tak jenuh majemuk yang paling mendominasi pada keong ipong-ipong adalah asam oleat C18:1 cis. Asam oleat C18:1 cis yang mengalami pengolahan mengalami penyusutan sebesar 9,33 - 10. Hal ini 0.16 0.15 0.14 0.15 0.13 0.135 0.14 0.145 0.15 0.155 0.16 0.165 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam ar ak id at Metode pengolahan sesuai dengan penelitan Weber et al. 2008 bahwa kandungan asam oleat C18:1 cis Silver catfish Rhamdia quelen mengalami penyusutan. Perubahan kandungan asam oleat pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Diagram batang kandungan asam oleat keong ipong-ipong. Asam oleat C18:1 cis merupakan asam lemak tak jenuh majemuk yang paling mendominasi pada keong ipong-ipong. Nilai kandungan asam oleat Fasciolaria salmo ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Go et al. 2002 yang menyebutkan kandungan asam oleat gastropoda laut Monodonta turbinata adalah sebesar 13,09, Gibula cineraria sebesar 10,62 dan Littorina neritoides sebesar 13,16. Asam oleat C18:1 cis merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak dalam trigliserida dan memiliki satu ikatan rangkap Winarno 2008. Saat pemanasan, terjadi hidrolisa asam lemak asam oleat dan asam oleat tersebut kemungkinan juga akan pecah menjadi fragmen rantai pendek dan terbuang bersama-sama dengan hasil kondensasi menguap Ketaren 2008. Asam lemak tak jenuh lainnya yang ditemukan pada daging keong ipong- ipong seperti asam lemak miristoleat C14:1, asam palmitoleat C16:1, asam elaidat C18:1 trans jumlahnya kurang dari 1. Asam lemak elaidat C18:1 trans serta Cis-11-Eicosenoic acid C20:1 secara umum mengalami 11.19 1.86 1.71 1.19 2 4 6 8 10 12 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam o leat Metode pengolahan penurunan. Perubahan kandungan asam elaidat dan cis-11-Eicosenoic acid pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18. Gambar 17 Diagram batang kandungan asam elaidat keong ipong-ipong. Gambar 18 Diagram batang kandungan Cis-11-Eicosenoic acid keong ipong-ipong. Kandungan asam miristoleat C14:1 serta palmitoleat C16:1 mengalami peningkatan setelah diolah. Peningkatan kandungan asam lemak ini dapat disebabkan oleh terbentuknya kembali kristal lemak saat proses pendinginan setelah pemasakan yang menempel pada bagian luar daging keong 0.08 0.06 0.07 0.08 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam elaid at Metode pengolahan 0.12 0.01 0.13 0.08 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 Segar Rebus Kukus Rebus Garam C is -11 -Ei co sen o ic a cid Metode pengolahan Winarno 2008. Perubahan kandungan asam miristoleat dan palmitoleat pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 19 dan 20. Gambar 19 Diagram batang kandungan miristoleat keong ipong-ipong. Gambar 20 Diagram batang kandungan palmitoleat keong ipong-ipong. Asam lemak tak jenuh majemuk yang ditemukan pada keong ipong-ipong adalah asam lemak linoleat C18:2, linolenat C18:3, dan arakidonat C20:4. Kandungan asam lemak linoleat keong ipong-ipong mengalami penurunan setelah mengalami proses pengolahan. Perubahan kandungan asam linoleat pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 21. 0.11 0.15 0.19 0.1 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam m ir is to leat Metode pengolahan 0.25 0.34 0.4 0.21 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam p alm ito leat Metode pengolahan Gambar 21 Diagram batang kandungan asam linoleat keong ipong-ipong. Terjadi penurunan kandungan asam lemak linoleat C18:2 pada keong ipong-ipong yang telah mengalami proses pengolahan. Penurunan asam lemak ini disebabkan oleh pemanasan yang mengakibatkan kerusakan pada asam lemak yang terkandung dalam daging keong ipong-ipong. Menurut penelitian Dolezal et al. 2009, hal ini disebabkan oleh adanya proses oksidasi yang menghasilkan asam lemak bebas dan merupakan sumber bau tengik pada produk. Reaksi oksidasi lemak tak jenuh dapat membentuk senyawa peroksida, selanjutnya degradasi hidroperoksida akan membentuk berbagai senyawa aldehida yang bersifat volatil dan berkontribusi pada pembentukan bau tengik Kusnandar 2010. Penurunan akibat proses perebusan pada asam linoleat lebih besar dibandingkan dengan penurunan yang diakibatkan oleh proses pengukusan, diduga pada proses perebusan daging keong juga mengalami proses hidrolisis lemak sehingga terjadi kerusakan asam lemak lebih besar. Reaksi hidrolisis lemak dapat terjadi bila ada air dan pemanasan Kusnandar 2010. Menurut penelitian Marichamy et al. 2009, asam linoleat adalah salah satu jenis asam lemak tak jenuh majemmuk yang banyak ditemukan pada jaringan kulit manusia, asam linoleat memiliki peranan penting untuk memelihara water barrier dari epidermal. Defisiensi dari asam lemak linoleat adalah kulit bersisik serta kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh melalui kulit. 3.36 1.35 1.52 0.79 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Segar Rebus Kukus Rebus Garam A sam lin o leat Metode pengolahan Kandungan asam lemak linolenat dan arakidonat mengalami penurunan setelah proses pengolahan. Perubahan kandungan asam linolenat dan arakidonat pada keong ipong-ipong yang telah diolah dapat dilihat pada Gambar 22 dan 23. Gambar 22 Diagram batang kandungan asam linolenat keong ipong-ipong. Penurunan asam lemak linolenat C18:3 adalah sebesar 0,06 setelah proses pengukusan dan 0,1 setelah proses perebusan. Proses perebusan dengan penambahan garam mengakibatkan penurunan kadar asam lemak linolenat sebesar 0,25. Penurunan ini diduga akibat reaksi oksidasi lemak sehingga kandungan asam lemak linolenat C18:3 menjadi rusak. Reaksi oksidasi lemak dipengaruhi oleh derajat ketidakjenuhan lemak, konfigurasi dari ikatan rangkap, derajat esterifikasi, katalis, oksigen, serta suhu. Asam lemak linolenat C18:3 lebih mudah teroksidasi dibandingkan dengan asam lemak linoleat C18:2 karena memiliki ikatan rangkap yang lebih banyak Kusnandar 2010. 0.43 0.33 0.37 0.18 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 Segar Rebus Kukus Rebus garam A sam lin o len at Metode pengolahan Gambar 23 Diagram batang kandungan asam arakidonat keong ipong-ipong. Asam arakidonat C20:4 daging keong ipong-ipong mengalami penurunan setelah proses perebusan sebesar 0,53, setelah proses pengukusan sebesar 0,03, dan setelah proses perebusan garam sebesar 1,3. Hal ini terjadi karena reaksi oksidasi sehingga asam lemak arakidonat C20:4 mengalami kerusakan. Berdasarkan penelitian Marichamy et al. 2009 asam arakidonat C20:4 berperan sebagai prekursor prostaglandin dan tromboksan yang akan mempengaruhi pembekuan darah dan sangat berperan selama penyembuhan luka pada jaringan endotel. Eicosapentaenoic acid C20:5 n- 3 dan Docosahexaenoic acid C22:6 n- 3 merupakan asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang yang berperan penting dalam kesehatan tubuh manusia serta merupakan komponen struktural terbesar dalam membran fosfolipid yang mengatur fluiditas membran dan transport ion Chapkin et al. 2008. Kandungan asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang pada daging keong pong-ipong dapat dilihat pada Gambar 24 dan 25. 3.52 2.99 3.49 2.19 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Segar Rebus Kukus Rebus garam A sa m a ra k id o n at Metode pengolahan Gambar 24 Diagram batang kandungan EPA keong ipong-ipong. Gambar 25 Diagram batang kandungan DHA keong ipong-ipong. Keong ipong-ipong segar mengandung EPA C20:5 n-3 lebih banyak dibandingkan dengan DHA C22:6 n-3. Kandungan EPA C20:5 n-3 keong ipong-ipong mengalami penurunan setelah proses perebusan sebesar 1,85, pengukusan 2,07, dan perebusan garam 2,55. Kandungan DHA C22:6 n-3 keong ipong-ipong juga mengalami penurunan setelah proses perebusan sebesar 0,78, pengukusan 0,11, dan perebusan garam 0,98. 2.96 1.11 0.89 0.41 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Segar Rebus Kukus Rebus garam E P A Metode pengolahan 2.38 1.6 2.27 1.4 0.5 1 1.5 2 2.5 Segar Rebus Kukus Rebus garam DHA Metode pengolahan Penurunan kandungan EPA dan DHA setelah proses pengolahan terjadi karena asam lemak tak jenuh majemuk akan mudah teroksidasi dan laju oksidasi akan meningkat sejalan dengan lamanya pemanasan apabila tidak dihambat dengan pengurangan oksigen atau penggunaan antioksidan Morris et al. 2004. Hal ini sesuai dengan penelitian Barrow et al. 2009, yang menyatakan bahwa EPA dan DHA sangat mudah teroksidasi oleh cahaya dan oksigen dan menghasilkan produk-produk degradasi. Salah satu produk degradasi dari asam lemak ini adalah aldehid yang mengakibatkan bau tengik. Hewan laut, termasuk keong ipong-ipong Fasciolaria salmo memiliki kemampuan terbatas dalam proses elongasi dan desaturasi asam lemak tak jenuh majemuk menjadi asam arakidonat, EPA dan DHA. Asam arakidonat merupakan hasil desaturasi dan elongasi asam linoleat. Sedangkan EPA dan DHA hanya dapat dikonversi dari asam lemak α-linolenat. Desaturasi merupakan proses penambahan ikatan rangkap pada asam lemak dengan bantuan enzim sedangkan elongasi merupakan perpanjangan dua rantai karbon. Tubuh manusia hanya dapat mengkonversi asam α-linolenat 5-10 EPA dan 2-5 DHA Haliloglu et al. 2004. Penelitian Gladyshev et al. 2007 menyatakan bahwa EPA dan DHA dapat diperoleh dengan mengkonsumsi hewan laut, namun, kandungan asam lemak tak jenuh yang terkandung didalamnya akan menurun akibat oksidasi selama pengolahan atau pemasakan dan penyimpanan. Menurut penelitian Sidhu 2003, mengonsumsi pangan hasil laut yang kaya akan asam lemak tak jenuh majemuk seperti EPA dan DHA dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner, menurunkan hipertensi, penyakit diabetes, dan meredakan gejala radang sendi rheumatoid arthritis. Mengkonsumsi EPA dan DHA juga memainkan peranan penting bagi perkembangan sistem syaraf otak, penglihatan, dan sistem reproduksi. Menurut penelitian Ruxton Derbyshire 2009, EPA dan DHA yang dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi perkembangan otak serta perkembangan fungsi visual dari bayi yang dikandungnya.

4.5 Kandungan Kolesterol Keong Ipong-ipong Fasciolaria salmo