Atomic Absorption Spectrophotometer AAS

cair seperti pH dan suhu, serta kondisi operasi adsorpsi. Adsorben terbagi menjadi adsorben yang bersifat polar hidrofilik dan nonpolar hidrofobik. Adsorben polar antara lain silika gel, alumina yang diaktivasi dan beberapa jenis tanah liat clay. Adsorben nonpolar antara lain arang karbon dan batu bara dan arang aktif Sembiring dan Sinaga 2003. Daya serap arang aktif merupakan suatu akumulasi atau terkonsentrasinya komponen di permukaan muka dalam dua fasa. Bila kedua fasa saling berinteraksi, maka akan terbentuk suatu fasa baru yang berbeda dengan masing- masing fasa sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar molekul, ion atau atom dalam kedua fasa tersebut yaitu gaya Van der Walls. Pada kondisi tertentu, atom, ion atau molekul dalam daerah antar muka mengalami ketidakseimbangan gaya, sehingga mampu menarik molekul lain sampai keseimbangan gaya tercapai Manocha 2003. Faktor yang mempengaruhi daya serap arang aktif, yaitu sifat arang aktif, sifat komponen yang diserapnya, sifat larutan dan sistem kontak. Daya serap arang aktif terhadap komponen-komponen yang berada dalam larutan atau gas disebabkan oleh kondisi permukaan dan struktur porinya. Penyerapan arang aktif tergolong penyerapan secara fisik karena arang aktif memiliki banyak pori dan permukaan yang luas. Faktor lain yang mempengaruhi penyerapan arang aktif adalah sifat polaritas dan permukaan arang. Sifat ini sangat bervariasi untuk setiap jenis arang dan tergantung pada bahan baku, cara pembuatan arang dan aktivator yang digunakan Lee dan Radovic 2003.

2.6 Atomic Absorption Spectrophotometer AAS

Atomic Absorption Spectrophotometer AAS atau spektrofotometer serapan SSA atom merupakan suatu alat dapat digunakan untu mengetahui kandungan logam pada suatu bahan. Prinsip kerja dari AAS adalah absorpsi energi radiasi oleh atom-atom netral pada keadaan dasar. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu dan tergantung pada sifat unsurnya. Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil sehingga elektron kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Teknik analisis AAS berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom atomisasi dengan sumber energi dari api atau arus listrik. Setiap AAS terdiri dari tiga komponen utama, yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi dan sistem pengukur fotometrik Darmono 1995. Kelebihan dari AAS dibandingkan dengan spektrofotometer lainnya adalah metode yang digunakan sangat spesifik dan selektif, logam-logam yeng membentuk campuran kompleks dapat dianalisa. Selain itu, tidak selalu membutuhkan sumber energi yang besar Cahyady 2009. Spektrofotometer ini memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi. Teknik analisa menggunakan AAS tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan. Kelemahan dari AAS adalah adanya pengaruh kimia yang menyebabkan AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom. Selain itu juga dapat terjadi pengaruh ionisasi apabila atom tereksitasi tidak hanya diisolasi sehingga menyebabkan emisi pada panjang gelombang yang sama. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja AAS yaitu adanya pengaruh matris, yaitu pelarut yang digunakan Maria 2009. Gambar alat AAS disajikan pada gambar di bawah ini. Gambar 4 Atomic Absorption Spectrophotometer AAS Sumber : Alexander 2011 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat