bahan bakar, dan varsol. Sumber logam lain yang dapat terjadi adalah photographic processing
yang biasa digunakan untuk mencetak screen atau operasi lainnya. Proses ini biasanya merupakan sumber logam perak yang cukup
signifikan, tetapi logam tersebut dapat didaur ulang kembali dari limbah photo processing
tersebut untuk mengurangi sumber pencemaran dan keuntungan ekonomi Smith 1988.
2.5 Adsorpsi
Salah satu metode untuk menghilangkan zat pencemar dari air limbah adalah adsorpsi. Adsorpsi merupakan peristiwa terakumulaisnya partikel pada
permukaan. Partikel yang terakumulasi dan diserap oleh permukaan disebut adsorbat dan material tempat terjadinya proses adsorpsi disebut adsorben.
Adsorben yang terbuat dari material biomassa umum disebut sebagai biosorben, sedangkan istilah biosorpsi dideskripsikan sebagai proses sorpsi menggunakan
biomassa sebagai adsorben Atkins 1990. Pemanfaatan biomassa sebagai adsorben bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi akan mendukung
prinsip zerowaste, khususnya pada industri yang menghasilkan biomassa tersebut sebagai produk samping Diantariani et al. 2008.
Proses adsorpsi terdiri atas dua tipe, yaitu adsorpsi kimia dan adsorpsi fisika. Adsorpsi kimia adalah tipe adsorpsi dengan cara suatu molekul menempel
ke permukaan melalui pembentukan suatu ikatan kimia. Ciri-ciri adsorpsi kimia adalah terjadi pada suhu tinggi, jenis interaksinya kuat, berikatan kovalen antara
permukaan adsorben dengan adsorban, dan adsorpsi terjadi hanya pada suatu lapisan atas monolayer. Adapun adsorpsi fisika adalah tipe adsorpsi dengan cara
adsorbat menempel pada permukaan melalui interaksi intermolekuler yang lemah. Ciri-ciri adsorpsi fisika adalah terjadi pada suhu yang rendah, jenis interaksi
berupa gaya Van der Waals, dan adsorpsi dapat terjadi dalam banyak lapisan multilayer. Adsorpsi fisika terutama disebabkan oleh gaya Van der Waals dan
gaya elektrostatik antara molekul yang teradsorpsi dengan atom yang menyusun permukaan adsorben Atkins 1990.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah sifat fisik dan kimia adsorben, sifat fisik dan kimia adsorbat dalam fase cair, karakteristik fasa
cair seperti pH dan suhu, serta kondisi operasi adsorpsi. Adsorben terbagi menjadi adsorben yang bersifat polar hidrofilik dan nonpolar hidrofobik. Adsorben
polar antara lain silika gel, alumina yang diaktivasi dan beberapa jenis tanah liat clay. Adsorben nonpolar antara lain arang karbon dan batu bara dan arang aktif
Sembiring dan Sinaga 2003. Daya serap arang aktif merupakan suatu akumulasi atau terkonsentrasinya
komponen di permukaan muka dalam dua fasa. Bila kedua fasa saling berinteraksi, maka akan terbentuk suatu fasa baru yang berbeda dengan masing-
masing fasa sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar molekul, ion atau atom dalam kedua fasa tersebut yaitu gaya Van der Walls. Pada
kondisi tertentu, atom, ion atau molekul dalam daerah antar muka mengalami ketidakseimbangan gaya, sehingga mampu menarik molekul lain sampai
keseimbangan gaya tercapai Manocha 2003. Faktor yang mempengaruhi daya serap arang aktif, yaitu sifat arang aktif,
sifat komponen yang diserapnya, sifat larutan dan sistem kontak. Daya serap arang aktif terhadap komponen-komponen yang berada dalam larutan atau gas
disebabkan oleh kondisi permukaan dan struktur porinya. Penyerapan arang aktif tergolong penyerapan secara fisik karena arang aktif memiliki banyak pori dan
permukaan yang luas. Faktor lain yang mempengaruhi penyerapan arang aktif adalah sifat polaritas dan permukaan arang. Sifat ini sangat bervariasi untuk setiap
jenis arang dan tergantung pada bahan baku, cara pembuatan arang dan aktivator yang digunakan Lee dan Radovic 2003.
2.6 Atomic Absorption Spectrophotometer AAS