Studi Empiris Model Ekonomi Rumahtangga

berupa makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah sebesar 34.04 persen. Pengeluaran non pangan sebesar 46.42 persen dengan pengeluaran terbesar berupa bahan bakar dan penerangan sebesar 11.50 persen, pengeluaran lain-lain untuk upacara keagamaan sebesar 4.96 persen Sarasutha, et al, 2003 . Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut nampaknya bahwa sumber pendapatan rumahtangga dapat berasal dari pendapatan disektor pertanian maupun non pertanian, sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan seperti jumlah anggota keluarga, alokasi tenaga kerja dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran konsumsi pangan sangat dipengaruhi oleh pendapatan total keluarga, jumlah anggota rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi pendidikan.

2.3. Studi Empiris Model Ekonomi Rumahtangga

Model ekonomi rumahtangga petani agricultural household model telah dicoba diaplikasikan untuk menjelaskan perilaku ekonomi rumahtangga petani oleh beberapa peneliti seperti, Rosalinda 2004 dalam penelitiannya yang berjudul ”Kajian Curahan Tenaga Kerja, Produksi dan Konsumsi Rumahtangga Petani Lahan Kering di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Sukabumi” menyimpulkan bahwa orientasi petani padi gogo mengarah pada usahatani subsisten, yang disebabkan oleh penguasaan lahan yang relatif sempit dan minimnya sumber uang tunai untuk membeli input tunai serta harga gabah yang tidak memadai. Penggunaan tenaga kerja keluarga pada lahan ini dipengaruhi oleh luas areal, total pendapatan rumahtangga dan ukuran keluarga. Kegiatan produksi dipengaruhi oleh biaya penggunaan saprotan, umur petani, dan proporsi nilai produksi padi gogo terhadap produksi total, sedangkan konsumsi pangan dipengaruhi oleh besarnya produksi, ukuran keluarga, dan konsumsi pangan dari usahatani lahan sawah. Selain itu ia juga menemukan bahwa semakin besar total pendapatan yang diterima rumahtangga petani maka semakin sedikit tenaga kerja keluarga yang dicurahkan pada usahatani lahan gogo dan semakin besar nilai produksi usahatani, semakin besar bagian produksi yang dikonsumsi. Ongge 2001 dengan penelitiannya yang berjudul ”Analisis Curahan Kerja Wanita dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumahtangga Petani di Kabupaten Jayawijaya-Irian Jaya” menemukan bahwa pria dan wanita berada dalam posisi yang tidak setara. Hal ini terlihat dari curahan kerja wanita yang lebih besar dibanding pria pada kegiatan usahatani, tetap keputusan dalam rumahtangga tetap didominasi oleh pria. Dirgantoro 2001 dalam penelitiannya yang berjudul ”Alokasi Tenaga Kerja dan Kaitannya dengan Pendapatan dan Pengeluaran Rumahtangga Petani Sawi” menemukan bahwa secara keseluruhan kenaikan harga sawi dan upah di luar pertanian serta kombinasi keduanya akan meningkatkan curahan tenaga kerja rumahtangga, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani sawi. Perilaku rumahtangga petani padi dalam kegiatan ekonomi di Jawa Barat menunjukkan bahwa produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas sawah garapan, pendapatan bersih usaha padi dan curahan tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan Andriati, 2003. Data sekunder panel petani nasional Jawa Barat dipergunakan dalam studi ini dengan menggunakan model ekonometrika yang dianalisis secara simultan, sedangkan analisis dampak perubahan harga input dan output usahatani dilakukan dengan metode simulasi. Model ekonomi rumahtangga petani dengan menggunakan model simultan pada komoditas tanaman pangan dan perkebunan di provinsi Lampung juga telah dilakukan oleh Asmarantaka 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan harga output mempunyai dampak positif terhadap produksi dan penggunaan input, terutama di desa pangan. Kenaikan harga input berdampak negatif terhadap produksi, terutama di desa pangan padi. Hal yang sama, kenaikan penggunaan tenaga kerja keluarga yang diiringi dengan kenaikan harga input dan output mempunyai dampak positif terhadap produktivitas usahatani dan pendapatan rumahtangga petani terutama di desa pangan padi. Di desa kebun, kenaikan investasi alat-alat pertanian berdampak positif terhadap produksi kebun dan pendapatan total. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ekonomi rumahtangga dalam model ekonomi rumahtangga petani maka terdapat komponen-komponen peubah yang menjadi unsur utama yang membentuk keterkaitan perilaku ekonomi rumahtangga petani, yaitu: kegiatan produksi, curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga.

III. KERANGKA PEMIKIRAN