dari konsumsi pangan dan konsumsi non pangan sedangkan pengeluaran investasi diperlukan untuk investasi pendidikan dan investasi produksi.
6.5.1. Konsumsi Pangan
Berdasarkan hasil pendugaan konsumsi pangan KPN menunjukkan bahwa semua tanda dugaan parameter sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai
dengan hipotesis. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0.4599, yang berarti bahwa keragaan konsumsi pangan sebesar 45.99 persen dapat dijelaskan
oleh variabel pendapatan disposibel PND, Komsumsi non pangan KNP, dan jumlah anggota rumahtangga JART yang terlihat pada Tabel 19.
Pendapatan disposibel berhubungan positif dan berpengaruh nyata pada taraf 1 persen terhadap konsumsi pangan. Hal ini berarti bahwa ada keterkaitan
antara pendapatan disposibel dengan konsumsi pangan. Jika terjadi peningkatan pendapatan disposibel maka akan dapat meningkatkan konsumsi pangan. Ada
kecenderungan bahwa dengan tingginya pendapatan disposibel yang dimiliki oleh rumahtangga maka konsumsi rumahtangga terhadap pangan juga semakin tinggi
dan ini menunjukkan bahwa daya beli rumahtangga juga meningkat karena setiap anggota rumahtangga memerlukannya untuk kebutuhan hidup setiap hari. Nilai
elastisitas yang diperoleh sebesar 1.30, ini berarti bahwa dengan peningkatan satu persen pendapatan disposibel maka akan dapat meningkatkan konsumsi pangan
sebesar 1.30 persen. Berdasarkan Tabel 19 bahwa konsumsi non pangan berhubungan negatif
dan berpengaruh nyata terhadap pengeluaran untuk konsumsi pangan. Hal ini
berarti bahwa jika pengeluaran selain pangan bertambah maka konsumsi pangan akan berkurang. Respon konsumsi pangan tidak elastis terhadap pengeluaran
selain pangan. Tabel 19. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Konsumsi Pangan
Variabel Notasi Parameter
Dugaan Taraf
Nyata Elastisitas
Intersep INTERSEP 4087973 .0001
Pendapatan Disposibel
PND 0.266441
.0001 1.30 Konsumsi
Non Pangan
KNP -0.64295
0.0101 -0.57
Jumlah Anggota Rumah- tangga
JART 312694.1 0.1064
0.19 R
2
0.4599 Jumlah anggota rumahtangga berhubungan positif dan berpengaruh nyata
taraf 10 persen terhadap konsumsi pangan. Hal ini berarti bahwa jika terjadi penambahan jumlah anggota rumahtangga maka akan dapat meningkatkan
konsumsi pangan. Anggota rumahtangga, disamping merupakan aset produktif juga merupakan aset konsumtif yaitu mereka yang bukan angkatan kerja. Makin
besar jumlah anggota keluarga maka keburtuhan hidup yang harus dipenuhi untuk setiap anggota keluarga juga akan semakin besar.
6.5.2. Konsumsi Non Pangan