Kontribusi Pendapatan Anggota Rumahtangga Petani

5.4. Kontribusi Pendapatan Anggota Rumahtangga Petani

Pendapatan rumahtangga petani bersumber dari usahatani padi dan non usahatani. Pendapatan rumahtangga petani merupakan penjumlahan pendapatan yang berasal dari usahatani padi dan pendapatan rumahtangga dari non usahatani yaitu penjumlahan dari pendapatan suami, isteri, dan anak. Untuk meningkatkan total pendapatan rumahtangga maka anggota rumahtangga akan alokasikan curahan kerjanya pada kegiatan usahatani padi maupun non usahatani untuk memperoleh penghasilan. Tabel 5. Kontribusi dan Sumber Pendapatan Rata-rata Anggota Rumahtangga Petani Lahan Sawah di Kabupaten Donggala tahun 2008. Sumber Anggota Rumahtangga Pendapatan Rp Kontribusi 1. Usahatani Padi Suami+Isteri 13 226 969 42.20 Rumahtangga 18 111 991 57.80 5. Non Usahatani a. Suami b. Isteri c. Anak 7 180 182 6 638 545 4 293 264 23.00 21.18 13.70 6. Jumlah 31 338 060 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa total pendapatan rata-rata rumahtangga petani sebesar Rp 31 338 060. Dari total pendapatan rata-rata tersebut berasal dari pendapatan usahatani padi sebesar Rp 13 226 969 atau 42.20 persen dan pendapatan dari non usahatani sebesar Rp 18 111 991 atau sebesar 57.80 persen. Dengan berdasarkan hasil pendapatan tersebut, terlihat bahwa pendapatan dari non usahatani lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari usahatani. Hal ini disebabkan oleh alokasi curahan kerja pada kegiatan non usahatani lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan usahatani Tabel 4. Kontribusi pendapatan suami sebesar Rp 7 180 181, kontribusi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontribusi pendapatan isteri dan anak. Ini disebabkan oleh alokasi curahan kerja suami pada kegiatan non pertanian lebih tinggi jika dibandingkan dengan anggota rumahatangga lainnya. Jika dikaitkan dengan Tabel 4 dan Tabel 5, kontribusi pendapatan anggota rumahtangga bervariasi, dan variasi pendapatan tersebut disebabkan oleh variasi curahan kerja. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pendapatan tunai sangat ditentukan oleh adanya alokasi curahan kerja pada masing-masing kegiatan. Semakin tinggi alokasi curahan kerja pada kegiatan tertentu maka pendapatan tunai yang dihasilkan juga akan semakin tinggi dan secara tidak langsung menunjukkan bahwa rumahtangga dalam mengalokasikan kerjanya sangat dipengaruhi oleh pendapatan tunai yang di peroleh pada masing-masing kegiatan tersebut.

5.5. Pola Pengeluaran Rumahtangga Petani