Morfologi Kelapa Sawit laporan praktek kerja profesi

2.3. Morfologi Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman berkeping satu dengan sistem perakaran serabut. Akar serabut terbagi atas akar primer, sekunder, tersier dan kuarter. Akan primer berdiameter 6-10 mm, akar sekunder berdiameter 2-4 mm dan kemudian akar sekunder membentuk akar tersier yang berdiameter 0,7-1,2 mm. Akar tersier juga bercabang membentuk akar kuarter. Sistem perakaran tanaman ini aktif pada kedalaman 5-35 cm dan mampu menembus tanah hingga kedalaman 90 cm Pahan, 2006. Batang kelapa sawit merupakan batang yang tidak bercabang dan tidak mempunyai kambium serta diselimuti oleh pelepah Risza, 2012. Pada tahun pertama dan kedua kelapa sawit mengalami pertumbuhan membesar pada bagian pangkal. Setelah tanaman berumur 4 tahun, batang memperlihatkan pertumbuhan memanjang dengan diameter batang kelapa sawit mencapai 60 cm. Pelepah tua pada kelapa sawit yang tersisa setelah poses pemanenanakan terus menempel hingga 11-15 tahun dan setelah itu akan rontok. Fungsi batang kelapa sawit diantaranya adalah sebagai tempat melekatnya daun, bunga dan buah, tempat lalu lintas air dan hara mineral dari akar kedaun serta tempat organ penimbunan zat makanan Pahan, 2006. Daun kelapa sawit merupakan suatu pelepah dengan panjang 9 m yang bertulang sejajar. Jumlah daun biasa mencapai 380 helai dengan panjang 1 helai 120 cm yang melekat pada pelepah. Biasanya dalam pemanenan jumlah pelepah yang ditinggalkan berkisar 48-54 pelepah Risza, 2012. Menurut Pahan 2006, daun kelapa sawit mempunyai beberapa bagian, diantaranya kumpulan anak daun dalam satu pelepah leaflets, helai daun lamina, lidi atau tulang daun midrib, tempat lidi dan helaian daun melekat rachis, bagian antara daun dan batang petiole dan seludang daun sheath. Fungsi daun kelapa sawit sama dengan daun tanaman lain yaitu sebagai fotosintetis dan respirasi, oleh sebab itu pemangkasan berlebihan saat panen sangat tidak dianjurkan. Bunga kelapa sawit merupakan bunga berumah satu monoecious. Bunga terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang saling terpisah dalam satu pohon. Bunga ini muncul pada ketiak daun pelepah, namun ada juga tanaman kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan. Antara bunga jantan dan bunga betina sama-sama bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral Pahan, 2006. Masa reseptif putik dapat menerima tepung sari adalah 4 hari. Jika melewati batas tersebut putik akan mengalami perubahan warna menjadi warna hitam. Tepung sari yang digunakan untuk persilangan biasa mencapai umur 10 minggu lamanya. Pengawetan tepung sari dilakukan dengan mengeringkannya didalam oven pada suhu tetap 60 ºC selama 24 jam Risza, 2012. Buah kelapa sawit digolongkan sebagai jenis buah drupe yang terdiri oleh exocarp lapisan luar, mesocarp lapisan tengah, dan endocarp lapisan dalam yang mengandung minyak. Menurut Risza 2012, inti yang menghasilkan minyak inti terdiri dari kulit biji spermodermis, tali pusat funiculus dan inti biji nucleus seminis. Satu tandan kelapa sawit dewasa dapat menghasilkan ± 2000 buah Risza, 2012. Pembentukan satu tandan kelapa sawit membutuhkan waktu ± 6 bulan. Diawal pertumbuhannya buah muda umumnya akan berwarna hitam dan akan berangsur menjadi warna kekuningan dan merah setelah buah berumur ± 5 bulan. Minyak pada daging buah akan terbentuk 3-4 minggu sebelum buah sempurna matangnya secara morfologis. Matang fisiologis akan terjadi 1 bulan setelah matang morfologis. Pahan 2006 menyatakan bahwa buah kelapa sawit memiliki berbagai macam warna pada setiap fase pertumbuhannya yang tergantung varietasnya. Pertama adalah buah kelapa sawit bertipe nigrescens yang berwarna hitam sewaktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang. Kedua adalah tipe virescens yang berwarna hijau ketika muda dan menjadi jingga kemerahan pada waktu matang. Ketiga adalah bertipe albescens berwarna keputih-putihan sewaktu muda dan berubah kekuning-kuningan saat matang Hariyadi, 2008.

2.4. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit