Fasilitas Keadaan Tanaman dan Produksi Panen

administrasi afdeling, kerani afdeling juga dibantu oleh kerani keliling yang bertugas memantau kesesuaian hasil kerja dengan hasil laporan dari mandor. Kepala Tata Usaha KTU, bertanggung jawab dalam bagian administrasi kebun. KTU dibantu oleh kepala gudang dalam hal pelaksanaan dan pengawasan di gudang. Status pegawai di kebun PT. Inti Indosawit Subur terdiri dari atas karyawan tetap SKU dan Pekerja Harian Lepas PHL. Karyawan tetap dibagi lagi menjadi dua yaitu SKU-H dan SKU-B. SKU-H yaitu karyawan tetap yang gajinya berdasarkan hari tergantung jumlah hari dalam satu bulan, sedangkan SKU-B yaitu karyawan tetap dimana gaji tiap bulan tetap.

4.4. Fasilitas

Dilingkungan perkebunan PT. Inti Indosawit Subur memiliki fasilitas yang sudah cukup lengkap, tidak dapat dipungkiri bahwa PT. Inti Indosawit Subur adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang besar sehingga fasilitas pendukungnya baik bagi staf, karyawan atau pekerja dan orang yang datang ke lingkungan PT. Inti Indosawit Subur sudah terfasilitasi. Adapun fasilitas yang terdapat di lingkungan PT. Inti Indosawit Subur antara lain: kantor kebun, kantor afdeling, sport center, perumahan bagi staf, perumahan bagi karyawan atau pekerja, mushalla, dan gereja.

4.5. Keadaan Tanaman dan Produksi

Jenis kelapa sawit yang ditanam di Kebun Buatan, PT. Inti Indosawit Subur adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 x 9 x 9 m dengan jarak antar barisan 7 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga jika di hitung populasi per hektarnya sekitar 158 tanaman. Untuk tahun penanamannya terdiri dari tanaman yang memiliki tahun tanam 1988 sampai 1991. Tabel 3. Data produksi PT. Inti Indo Sawit Subur Asian Agri Grup pada tahun 2013 : Bulan Berat TBS ton Januari 949,353 Februari 1321,623 Maret 1414,901 April 1461,406 Mei 1377,641 Juni 1520,868 Juli 1464,184 Agustus 1260,315 September 1733,13 Oktober 1737,372 November 1412,285 Desember 1878,988 Sumber: Tio, Kevin 2013. V. HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA PROFESI

5.1. Panen

Panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena merupakan sumber pendapatan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang baik dalam pelaksanaannya. Kegiatan panen mencakup pekerjaan memotong pelepah, memotong buah masak, memotong toros atau tandan buah masak, menyusun pelepah, mengumpulkan brondolan dengan memasukkan ke karung goni yang telah disediakan, mengangkut janjang dan berondolan ke Tempat Pengumpulan Hasil TPH.

5.1.1. Persiapan Panen

Persiapan panen di PT. Inti Indo Sawit Subur Kebun Buatan Asian Agri Group yang bertempat di afdeling I satu dimulai dengan penetapan seksi panen yang meliputi penetapan luas hanca kerja pemanen dan penetapan luas hanca kerja per mandor. Selain itu dilakukan persiapan penetapan kriteria panen, rotasi panen, sistem panen, penentuan jumlah tenaga panen, pengetahuan kerapatan panen, sistem pangawasan panen, perlengkapan panen, pembuatan jalan pikul pasar pikul, dan angkutan ataupun transportasi panen.

5.1.2. Kriteria Panen

Kriteria matang panen adalah sebagai pedoman yang digunakan untuk menetukan buah matang, mentah atau busuk atau merupakan indikasi kandungan minyak sawit dalam daging buah maksimal untuk dipanen. Kriteria umum untuk tandan buah dapat dipanen adalah jumlah brondolan yang terlepas dari tandannya dan jatuh ke tanah secara alami. Standar kriteria panen yang berlaku di PT. Inti Indo Sawit Subur Kebun Buatan Asian Agri Group yang bertempat di Afdeling I satu adalah KMP 2 Kriteria Matang Panen 2 yang digunakan untuk kelapa sawit diatas 10 tahun dimana terdapat 10 berondolan di piringan.

5.1.3. Rotasi Panen

Rotasi panen adalah selang atau jarak waktu antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen yang ditetapkan di PT. Inti Indo Sawit Subur Kebun Buatan Asian Agri Group yaitu 67 hari, artinya dalam satu minggu terdapat enam hari panen sehingga terdapat enam kapel panen. Kapel panen adalah pembagian luasan lahan yang merupakan target panenhari yang harus diselesaikan. Satu kapel panen terdiri dari beberapa blok dimana setiap blok terdiri dari beberapa hanca panen. Setiap hanca dalam satu blok di PT. Inti Indo Sawit Subur Kebun Buatan Asian Agri Group luasannya adalah 2,5 ha namun bisa bertambah atau berkurang bergantung pada daerah. Rotasi atau pusingan panen pada tempat yang sama adalah selama 7 hari.

5.1.4. Sistem Panen

Sistem panen diatur dengan baik sehingga blok dan hanca yang dipanen setiap hari muda diawasi oleh mandor panen. Sistem panen yang digunakan di PT. Inti indo sawit subur kebun buatan asian agri group yang bertempat di afdeling I satu adalah sistem hanca tetap. Hanca adalah luasan panen yang dikerjakan oleh satu orang pemanen. Pada sistem hanca tetap luasan yang diberi pada pemanen tidak berubah-rubah sehingga areal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemanen. Sistem ini lebih efektif dalam pengontrolan pekerja dan produksi dibandingkan dengan hanca giring Gambar 1. Gambar 1. Hanca panen kelapa sawit dalam sebuah blok

5.1.5. Alat Panen

Sarana yang digunakan pada proses pemanenan kelapa sawit tergantung dari tinggi dan topografi, namun yang paling berperan dalam penggunaannya adalah umur tanaman. Tanaman yang semakin tua biasanya akan memerlukan alat panen seperti pisau egrek dengan fiber yang panjang dengan menyesuaikannya dengan tinggi tanaman kelapa sawit yang akan dipanen. Tabel 4. Jenis alat-alat panen, spesifikasi dan pemakaiannya No Nama Alat Spesifikasi Kegunaan 1 Dodos kecil Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm. Memotong buah berumur 3-4 tahun 2 Dodos besar Lebar mata 14 c, lebar tengah 12 cm, tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7 cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang total 18 cm. Memotong buah berumur 5-8 tahun. 3 Pisau egrek Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm, panjang pisau 45 cm, sudut Memotong buah berumur 9 tahun. lengkung dihitung pada sumbu 135. 4 Goni bekas Goni yang digunakan berasal dari goni bekas pemupukan dengan berat goni bekas yang digunakan berukuran berat 25 kg. Sebagai tempat untuk mengutip berondolan dengan memasukan butir brondolan yang dikutip ke dalam goni bekas. 5 Ember bekas Ember yang digunakan berukuran 6 kg untuk memasukkan butir brondolan kedalam ember bekas tersebut. Sebagai tempat memasukkan butir brondolan yang dikutip tersebut kedalam ember bekas. 6 Angkong Angkong yang digunakan ber merek Arco yang beroda satu. Untuk mengangkut buah janjangan yang telah dipanen ke tempat pengumpulan hasil TPH. 7 Tali nilon Berukuran 5 cm, pilih 3,1 kg= 43 m untuk 5 pisau egrek. Untuk mengikat pisau egrek. 8 9 10 Fiber egrek Batu Asah Gancu Panjang 10-12 m, tebal 1-1,5 m, berat 2,5-3 kgmeter, diameter ujung 4-5 cm, diameter 5-7 cm Berasal dari bahan batuan Terbuat dari besi beon Sebagai gagang pisau enggrek Sebagai pengasah dodos egrek Untuk mengangkat TBS ke angkong

5.1.6. Pelaksanaan Panen

Pelaksanaan panen dengan sistem hanca tetap dilaksanakan untuk pemanenan Tandan Buah Segar TBS dan butir brondolan. Kegiatan pemanenan dilaksanakan oleh satu orang pemanen dalam satu hanca, namun untuk mempercepat pekerjaan memanen dan mengutip butir brondolan terkadang pemanen mengikut sertakan tenaga lain seperti keluarga baik istri maupun anak. Pemotongan buah dan pengutipan brondolan merupakan satu kesatuan kerja panen dengan tanggungjawab yang sama tetapi denda berbeda jika tidak melaksanakan pemanenan dengan baik. Gambar 2. Pemanenan Tandan Buah Segar Buah yang telah dipanen diletakkan di Tempat Pengumpulan Hasil TPH. Peletakkan Tandan Buah Segar TBS ke TPH menggunakan angkong dan dipikul dengan pundak karena sebagian daerah hanca curam ataupun bergelombang, sehingga apabila hanca panen daerah ataupun lokasi pemanenannya curam ataupun bergelombang maka TBS yang dipanen harus dipikul menggunakan pundak karena daerah pemanenan tersebut tidak bisa dilewati oleh angkong. Dalam menentukan Tandan Buah Segar TBS yang tepat untuk dipanen. Parameter yang digunakan adalah perubahan warna dan butir brondolan yang jatuh ke tanah ataupun di bawah pohon kelapa sawit. Proses perubahan warna yang terjadi pada Tandan Buah Segar TBS adalah warna hijau berubah menjadi kehitaman kemudian menjadi merah mengkilat atau jingga. Gambar 3. Peletakkan TBS dan berondolan ke TPH Setelah TBS diletakkan, pemanen wajib menulis nomor absen namanya pada TBS Gambar 4. Hal ini bertujuan ketika pencatatan oleh mandor panen tidak terjadi kekeliruan. Kesalahan pencatatan buah atau untuk menjaga agar buah yang telah dipanen tercatat oleh pemanen dan kerani panen. Hasil catatan dari ketiga sumber tersebut dicocokan setiap harinya, khususnya mandor panen dan kerani panen. Gambar 4. Penulisan nomor absen pemanen pada TBS

5.1.7. Pengawasan dan Denda Panen

Pengawasan panen bertujuan untuk memastikan buah yang terkirim ke pabrik yang memenuhi standar kualitas atau untuk pemberian sangsi kepada pemanen yang melakukan kesalahan. Pengawasan panen dilakukan oleh asisten perkebunan ataupun asisten afdeling, mandor panen, dan kerani panen. Parameter pengawasan panen meliputi, antara lain: 1. Kualitas buah, terdiri dari: buah mentah, buah matang dan buah busuk. 2. Mutu hanca. 3. Butir brondolan yang tertinggal. 4. Jumlah janjang ataupun TBS yang tertinggal. Pengawasan ini dilaksanakan setiap hari panen oleh asisten afdeling, dan terutama oleh mandor panen. Kerani panen bertugas untuk memeriksa mutu buah dan brondolan, menghitung jumlah janjang panen dan brondolan yang telah terkumpul di Tempat Pengumpulan Hasil Gambar 5. Gambar 5. Pemeriksaan kematangan TBS Denda dilakukan apabila terdapat kesalahan dalam pelaksanaan panen yang tidak sesuai dengan SOP Standar Operasiaonal Prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Besar denda yang dikenakan sesuai dengan jenis dan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh pemanen tersebut. Untuk kesalahan dalam memanen buah yang dipanen mentah maka pemanen didenda berdasarkan jumlah janjangan yang dipanen mentah sebesar Rp.5000janjang, sedangkan untuk butir brondolan yang tidak dikutip dipohon kelapa sawit maka didenda sebesar Rp.50butir brondolan, sedangkan apabila pelepah sengkleh yang disebabkan oleh kesalahan pemanen karena pada saat memanen Tandan Buah Segar TBS pelepah tidak dijatuhkan namun sengaja dibiarkan ataupun disebut pelepah sengkleh maka dikenakan denda sebesar Rp. 150 per pokok kelapa sawit yang pelepahnya sengkleh. Tujuan pemberlakuan sangsi atau denda ini adalah untuk menegakkan disiplin panen dan mencegah kerugian perusahaan.

5.1.8. Premi Panen

Premi panen adalah upah yang diberikan kepada pemanen yang melebihi basis panen. Basis panen adalah jumlah TBS Tandan Buah Segar yang harus dipanen oleh pemanen dalam satu hari panen. Biasanya ditentukan berdasarkan tinggi tanaman dan topografi serta Berat Janjang Rata-Rata BJR. Tujuan dari pemberian premi adalah untuk memberikan penghargaaan kepada pekerja ataupun pemanen apabila hasil kerjanya diatas standar dan basis panen. Basis panen pada PT. Inti Indo Sawit Subur Kebun Buatan Asian Agri Group yang bertempat di Afdeling 1, kalau hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu basis pemanen per hari adalah 41 janjang sedangkan untuk hari Jumat adalah 30 janjang, sedangkan untuk premi janjang Rp.1.339janjang, premi mati Rp. 8.000 dari basis yang telah didapatnya per hari yaitu 41 untuk hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu dan Jumat 30 janjang per hari, premi kerajinan Rp. 150, premi brondolan Rp. 50 per kg, sedangkan gaji pokok pemanen per bulannya adalah Rp. 1.500.000 sementara premi yang didapat pemanen didapat diluar dari basis ataupun gaji pokok yang telah diterimanya, contohnya bila pemanen mendapatkan 100 janjang per hari maka basisnya 41 janjang, sedangkan premi yang didapat pemanen 59 janjang berarti setiap basis dan premi janjang yang didapat pemanen dikalikan dengan premi janjang yaitu 1.339janjang dengan Berat Janjang Rata-Rata BJR 25 kg. Apabila pemanen rajin bekerja dalam sebulan dengan pendapatan 100 janjang per hari, maka pemanen tersebut dapat menerima gaji sekitar 4 juta per bulannya. Apabila pemanen tidak kerja ataupun mangkir maka akan dikenakan denda dengan memotong gaji yang didapatnya per bulan sedangkan kalau pemanen dalam keadaan sakit maka gajinya tidak akan dipotong karena ada keterangan sakit berbeda dengan mangkir yang tanpa keterangan. Apabila premi pemanen yang didapatnya per bulan tinggi ataupun besar maka premi mandor panen juga tinggi ataupun besar.

5.1.9. Pengangkutan Tandan Buah Segar TBS

Tandan Buah Segar TBS yang telah dipanen dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil TPH dan harus segera diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit PKS. Tandan Buah Segar TBS dimuat ke dalam bak truk pengangkut yang dikerjakan oleh pemuat. Pada PT. Inti Indo Sawit Subur Asian Agri Grup yang bertempat di Afdeling 1, Tandan Buah Segar TBS yang dimuat ke dalam truk pengangkut TBS dilakukan oleh dua orang pemuat TBS, basis untuk pemuat TBS adalah lima kali pengantaran truk penuh ke Pabrik Kelapa Sawit PKS setiap harinya, dimana preminya dihitung berdasarkan jumlah berat muatan yang ada di dalam truk pengangkut TBS yang mana perhitungannya adalah Rp. 7.000 per ton, muatan yang dapat diangkut oleh truk pengangkut TBS adalah 5 ton dalam sekali angkut ke pabrik Gambar 6. Maka gaji yang didapat pemuat TBS per harinya adalah sekitar Rp. 175.000 yang mana gaji tersebut dibagi oleh dua orang pemuat TBS, maka gaji setiap pemuat TBS adalah sekitar Rp. 87.500 per harinya. Gambar 6. Pengangkutan TBS oleh pemuat ke truk pengangkut TBS VI. PEMBAHASAN

6.1. Kriteria Panen