F. Paradigma Penelitian LANDASAN TEORI

II. F. Paradigma Penelitian

Keluarg a Utu h Tidak utuh Kematian pasangan Perceraian Duka cita Orangtua tunggal Ay ah Ibu Perubahan hidup Permasalahan menjadi orangtua tunggal: - Masalah ekonomi - Masalah keluarga - Masalah tempat tinggal - Masalah sosial - Masalah seksual - Masalah praktis Mengalami Penderitaan Suffering Mencoba mengambil makna hidup Keterangan: : terdiri dari : mengakibatkan : mempengaruhi : melalui Metode Penemuan Makna Hidup: - Pemahaman diri - Bertindak positif - Pengakraban hubungan - Pendalaman Tri - nilai - Metode ibadah Proses Penemuan Makna Hidup : - Tahap Derita Peristiwa tragis, Penghayatan tanpa makna - Tahap Penerimaan Diri Pemahaman diri, Perubahan sikap - Tahap Penemuan Makna Hidup Penemuan makna dan Penentuan tujuan hidup - Tahap Realisasi Makna Keikatan diri, kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup - Tahap Kehidupan Bermakna Penghayatan bermakna, kebahagiaan Meaningful Meaningless BAB III 7 Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN III.A. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya Krik Miller dalam Moleong, 2002. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2002 metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini juga digunakan untuk menggambarkan dan menjawab pertanyaan seputar subyek penelitian beserta konteksnya. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dipandang dapat menyampaikan dunia responden secara keseluruhan dari perspektif subjek sendiri dan yang menjadi instrumen dalam mengumpulkan data adalah peneliti sendiri Banister, 1994. Padgett 1998 mengemukakan beberapa alasan mengapa menggunakan penelitian kualitatif. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian kualitatif digunakan jika peneliti ingin menggali suatu topik yang masih sedikit diketahui. 2. Jika topik yang ingin diteliti memiliki tingkat kedalaman sensitivitas dan emosional. 3. Penelitian tersebut diharapkan dapat menggambarkan “pengalaman hidup” dari perspektif orang yang hidup di dalamnya dan menciptakan arti darinya. 7 Universitas Sumatera Utara 4. Diharapkan dapat memasuki “kotak hitam” dari program atau intervensi. 5. Seorang peneliti kuantitatif yang mencapai jalan buntu dalam mengumpulkan data atau dalam menjelaskan penemuan. Berdasarkan beberapa alasan yang telah dikemukakan Padget tersebut maka peneliti menilai bahwa pendekatan kualitatif dipandang lebih tepat digunakan untuk mengetahui makna hidup pada wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal. Menurut peneliti, metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati sehingga data-data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui makna hidup pada wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal. Peneliti juga tertarik menggunakan metode kualitatif ini karena permasalahan dan juga makna hidup pada setiap individu bersifat subjektif dan unik, berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Melalui penelitian kualitatif diharapkan peneliti akan dapat memasuki ”kotak hitam” dari permasalahan ini dengan lebih mendalam karena turut mempertimbangkan dinamika, perspektif, alasan dan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwandari 2001 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologis manusia juga sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih ‘etis’ dan kontekstual bila diteliti dalam setting 7 Universitas Sumatera Utara alamiah. Artinya tidak cukup mencari “what” dan “how much”, tetapi perlu juga memahaminya “why” dan “how” dalam konteksnya. Peneliti berharap, dengan menggunakan metode kualitatif dapat menggali informasi yang lebih kaya dan mendalam tentang bagaimana makna hidup pada wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal. III.B. Responden Penelitian III.B.1. Karakteristik Responden a. Jenis kelamin wanita b. Usia dewasa dini 18 – 40 tahun c. Merupakan orang-tua tunggal karena kematian suami. d. Telah mengalami masa duka cita karena kematian suami minimal 1 tahun. Alasan: Masa 1 tahun merupakan masa duka cita yang dianggap normal menurut para ahli. Hal ini dibatasi agar responden dapat menceritakan bagaimana ia melewati masa duka cita tersebut. e. Memiliki anak yang masih dalam tanggungannya. Alasan: Hal ini dibatasi agar terlihat bahwa wanita tersebut masih bertanggung jawab sebagai orang tua atas anaknya. III.B.2. Jumlah Responden Menurut Patton dalam Poerwandari, 2001, desain kualitatif memiliki sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah sampel yang harus diambil dalam penelitian kualitatif. Jumlah sampel sangat 7 Universitas Sumatera Utara tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah tiga orang. III.B.3. Prosedur Pengambilan Responden Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu berjenis kelamin wanita, berusia 18-40 tahun, merupakan orang-tua tunggal karena kematian suami, telah melewati masa duka cita minimal 1 tahun, dan mempunyai anak yang masih ditanggung atau dibiayai sendiri. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar representatif artinya dapat mewakili fenomena yang dipelajari. III.B.4. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Medan sebab peneliti juga berdomisili di kota Medan sehingga memudahkan dalam menemukan responden penelitian sekaligus dapat menghemat biaya penelitian. Lokasi penelitian disesuaikan dengan keinginan dari responden penelitian agar responden merasa nyaman. III.C. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semi 7 Universitas Sumatera Utara terstruktur yaitu wawancara yang pertanyaannya telah ditentukan terlebih dahulu dan berbentuk open-ended question Gay dan Airasian, 2003. III.C.1. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai Bungin, dalam Poerwandari, 2001. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini sifatnya tidak terstruktur. Metode wawancara ini berbeda dari wawancara terstruktur dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respons, yaitu jenis ini jauh lebih bebas iramanya. Wawancara tidak terstruktur memberi kesempatan pada subjek untuk mengeluarkan buah pikiran, pandangan dan perasaannya dengan bebas Moleong, 2006. Jenis wawancara yang digunakan dalam adalah wawancara mendalam in depth-Interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Adapun penggunaan pedoman wawancara berfungsi semata-mata untuk memuat pokok-pokok pertanyaan yang diajukan yaitu open-ended questions, yang bertujuan menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001. Peneliti menggunakan metode wawancara ini agar dapat mengetahui secara mendalam mengenai makna hidup pada wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal. Peneliti juga melakukan observasi pada responden saat wawancara berlangsung. Hal ini dilakukan untuk melihat ekspresi responden saat mengemukakan informasi mengenai dirinya. 7 Universitas Sumatera Utara III.D. Alat Bantu Pengumpulan Data Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisis berdasarkan kutipan hasil wawancara dan observasi. Oleh karena itu, pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, untuk itu diperlukan instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2002. Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, alat perekam tape recorder dan lembar observasi selama wawancara berlangsung. III.D.1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tapi juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab Poerwandari, 2001. Pedoman umum wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan. 7 Universitas Sumatera Utara III.D.2. Alat Perekam Tape-Recorder Poerwandari 2001 menyatakan, sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin subyek. Selain itu penggunaan tape recorder memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang dikatakan oleh subyek, tape recorder dapat merekam nuansa suara dan bunyi serta aspek-aspek dari wawancara seperti tertawa, desahan dan sarkasme secara tajam Padgett, 1998. III.D.3. Lembar Observasi dan Catatan Subyek Lembar observasi dan catatan subyek digunakan untuk mempermudah proses observasi yang dilakukan. Observasi dilakukan seiring dengan wawancara. Lembar observasi antara lain memuat tentang penampilan fisik subyek, setting wawancara, sikap subyek pada peneliti selama wawancara berlangsung, hal-hal yang mengganggu wawancara, hal-hal yang unik, menarik dan tidak biasa dalam wawancara serta hal-hal yang dilakukan subyek dalam menjawab pertanyaan selama wawancara. 8 Universitas Sumatera Utara

III. E. Kredibilitas Validitas Penelitian