E. Kredibilitas Validitas Penelitian

III. E. Kredibilitas Validitas Penelitian

Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikankan konsep validitas Poerwandari, 2001. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian dalam mengungkapkan pemasalahan-permasalahan mengenai makna hidup pada wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal III.F. Prosedur Penelitian III.F.1. Tahap Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa persiapan sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi mengenai makna hidup, informasi tentang wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal serta informasi mengenai duka cita. Peneliti mengumpulkan berbagai informasi, teori-teori dan resensi yang berhubungan dengan makna hidup, wanita yang berperan sebagai orang-tua tunggal serta mengenai duka cita, kemudian peneliti menentukan karakteristik responden yang sesuai dengan penelitian ini berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan peneliti. 8 Universitas Sumatera Utara b. Menyiapkan pedoman wawancara. Dalam tahap ini peneliti menyusun butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang dibahas dan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. c. Menghubungi calon responden yang sesuai dengan karakteristik sampel penelitian Pada waktu peneliti telah memperoleh beberapa orang calon responden, peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Apabila calon responden bersedia, peneliti kemudian menyepakati waktu pertemuan selanjutnya bersama calon responden. d. Membangun rapport kepada calon responden penelitian dan menentukan jadwal wawancara. Menurut Moleong 2002, rapport adalah hubungan antar peneliti dengan responden penelitian yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Dengan demikian responden secara sukarela dapat menjawab pertanyaan atau memberi informasi yang diberikan oleh peneliti. Rapport yang peneliti bangun berbeda dari satu responden dengan responden lain. Berikut ini akan diuraikan mengenai cara peneliti melaksanakan rapport pada responden penelitian. 8 Universitas Sumatera Utara Responden I Sebelum penelitian ini, responden I dan peneliti telah saling kenal karena responden I merupakan rekan kerja dari ibu peneliti. Hubungan antara peneliti dan responden I cukup dekat karena keduanya cukup sering bertemu. Peneliti meminta kesediaan responden I untuk membantu dalam penelitian ini melalui pesawat telepon karena pada saat itu responden I sedang berada di luar kota. Setelah peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian ini, responden dengan senang hati bersedia untuk membantu peneliti. Peneliti kemudian menetapkan jadwal wawancara yang dilaksanakan setelah responden I pulang dari luar kota. Jadwal wawancara ditetapkan pada hari Minggu agar tidak mengganggu waktu kerja responden I. Wawancara dilaksanakan sebanyak 3 kali. Responden II Peneliti mengenal responden II melalui seorang informan yang merupakan rekan kerja ibu peneliti. Responden II adalah tetangga dekat dari informan tersebut. Informan dan peneliti mendatangi rumah responden II untuk membangun rapport. Kedatangan peneliti dan informan disambut dengan baik oleh responden II. Informan kemudian memperkenalkan peneliti kepada responden II. Responden II tidak menyulitkan peneliti dalam membangun rapport. Meskipun peneliti dan responden II baru mengenal namun responden II tidak terlihat canggung. Setelah mengobrol sebentar dengan responden II, peneliti lalu menjelaskan maksud kedatangannya ke rumah responden II dan meminta kesediaan responden II untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitiannya. Responden II kemudian bersedia untuk membantu peneliti. Setelah itu peneliti menanyakan waktu yang 8 Universitas Sumatera Utara tepat pada responden II untuk melakukan wawancara. Responden II dan peneliti kemudian menyepakati hari yang telah ditentukan bersama untuk melakukan wawancara. Selain itu, peneliti juga meminta nomor telepon responden II agar peneliti dapat menghubungi responden sebelum melakukan wawancara. Wawancara dengan responden II dilakukan sebanyak 3 kali. Responden III Responden III adalah tetangga dekat peneliti. Sebelum melakukan penelitian ini, responden III dan peneliti telah saling kenal. Oleh karena itu rapport yang peneliti bangun dengan responden III juga tidak terlalu sulit. Peneliti mendatangi rumah responden III untuk menjelaskan mengenai penelitian dan meminta kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini. Responden III langsung bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti dan responden III kemudian menyepakati hari yang tepat untuk melakukan wawancara. Wawancara dengan responden III dilakukan sebanyak 3 kali. III.E.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian. a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara. Sebelum wawancara dilakukan peneliti mengkonfirmasikan ulang waktu dan tempat wawancara yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara 8 Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan tujuan agar memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara. b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara. Sebelum melakukan wawancara peneliti meminta responden untuk menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu- waktu, serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawncara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden. c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim. Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti menindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding yaitu membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2001. d. Melakukan analisa data. Bentuk transkrip verbatim yang sudah selesai kemudian dibuatkan salinannya dan diserahkan kepada pembimbing. Pembimbing membaca verbatim berulang-ulang untuk mendapat gambaran yang lebih jelas. Setelah itu verbatim wawancara disortir untuk memperoleh hasil yang relevan dengan tujuan dan diberi kode. 8 Universitas Sumatera Utara e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran. Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan, kemudian peneliti menuliskan diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan data dan diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya. III.E.3. Tahap Pencatatan Data Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat perekam dengan persetujuan responden penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripkan secara verbatim untuk dianalisis. Transkrip adalah salinan hasil wawancara dalam pita suara ke dalam ketikan di atas kertas. III.F. Prosedur Analisis Data Data akan dianalisis menurut prosedur penelitian kulitatif, dengan mengumpulkan verbatim wawancara dan mengolah data dengan metode kualitatif. Menurut Poerwandari 2001 proses analisa data adalah sebagai berikut: a. Organisasi data secara sistematis untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. b. Koding dan analisis. Mula-mula peneliti menyusun transkripsi verbatim atau catatan lapangan sedemikian rupa sehingga ada kolom kosong yang 8 Universitas Sumatera Utara cukup besar sebelah kanan dan kiri transkrip untuk tempat kode-kode atau catatan tertentu, kemudian secara urut dan kontinu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip. Selanjutnya, peneliti mulai memberikan perhatian pada substansi data yang telah dikumpulkan. c. Pengujian terhadap dugaan. Peneliti akan mempelajari data yang kemudian akan mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan sementara. Pengujian terhadap dugaan berkaitan erat dengan upaya mencari penjelasan yang berbeda mengenai data yang sama, dalam hal ini peneliti harus mengikutsertakan berbagai perspektif untuk memungkinkan keluasan analitis serta memeriksa bias-bias yang mungkin tidak disadari. d. Strategi analisis. Proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata subyek maupun konsep yang dipilih atau yang dikembangkan peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Kata kunci dapat diambil dari istilah yang dipakai oleh subyek. e. Interpretasi, yaitu upaya untuk memahami data secara lebih ekstensif dan mendalam. 8 Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL ANALISA DATA