OMSK, neurologi epilepsi 17
3.6. Persetujuan Informed Consent
Semua subjek penelitian diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi penyakit yang dialami
dan efek yang ditimbulkan dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kepribadian, hubungan interpersonal serta kehadiran disekolah, bila tidak
dihindari dimana faktor pencetusnya berupa makanan tertentu sangat berhubungan dengan pencetus migren
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian
3.8.1. Cara kerja 3.8.1.1. Data dasar diperoleh dari wawancara dan kuesioner
3.8.1.2. Pasien yang memenuhi kriteria diagnostik migren dilakukan pemeriksaan fisik dan neurologis untuk menyingkirkan kriteria
eksklusi. Pemeriksaan ini dilakukan oleh peneliti dan dokter spesialis konsultan neurologi anak yang sudah diberi
Universitas Sumatera Utara
penjelasan informed consent
sebelumnya dan bersedia mengisi kuesioner
3.8.1.3. Setiap anak diberi kuesioner mengenai jenis makanan yang dapat mencetuskan migren.
18
3.8.1.4. Peneliti dan dokter spesialis neurologi anak menilai faktor makanan yang dapat mencetuskan serangan migren
3.8.1.5. Data dimasukkan dalam tabel dan kemudian dianalisis lebih lanjut
3.8.2. Pengolahan dan analisis data Alur penelitian:
Pelajar SLTPSLTA berusia 13-18 tahun
Kriteria international headache society
diagnostic criteria for migraine headaches
Pemeriksaan fisik
Kuesioner
Penilaian: - Faktor makanan
- Bukan faktor makanan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Alur penelitian
19
3.9. Identifikasi Variabel Variabel bebas
Skala
Jenis makanan nominal dikotom
- Pencetus migren - Bukan pencetus migren
Variabel tergantung Skala
Migren nominal
3.10. Definisi Operasional
3.10.1. Remaja adalah anak yang telah mencapai umur 13 sampai 18 tahun untuk anak perempuan dan 13 sampai 20 tahun untuk
anak laki-laki.
2
3.10.1. Makanan tertentu atau makanan pemicu serangan migren adalah keju, coklat, jeruk sangkis,
snack, seafood, daging
pengawet, produk susu, es krim, kopi, teh, minuman cola,
Universitas Sumatera Utara
pemanis buatan, minuman anggur, alkohol, makanan dan minuman ringan.
2
3.10.3. Nyeri kepala migren adalah suatu sindroma neurovaskular dengan karakteristik berupa serangan sakit kepala berulang
yang berhubungan dengan fotofobia, mual dan muntah.
9
3.10.4. Fonofobia adalah takut pada suara-suara tertentu.
3
3.10.5. Fotofobia adalah kepekaan abnormal terhadap cahaya.
3
20
3.10.6. Aura adalah perasaan atau gejala neurologik fokal yang
mendahului serangan migren.
10
3.10.7. Aura visual adalah berupa fotopsia sensasi kilatan cahaya atau skotoma hilangnya sebagian lapangan pandangan.
Paling khas pada migren ialah teichopsia suatu sensasi penglihatan berupa pola-pola geometrik yang dimulaimuncul
dari titik fiksasi pandangan, kemudian menyebar ke seluruh lapangan pandangan dengan pola zig-zag atau berkilat atau
cahaya berwarna yang berkelap-kelip scintillating
.
7,9
3.10.8. Aura sensoris adalah dialami sebagai parestesia kesemutan lengan dan wajah.
7,9
3.10.9. Sinusitis adalah
adanya pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerah-merahan yang
menunjukkan sinusitis maksila.
3
Universitas Sumatera Utara
3.10.10. Polip hidung adalah masa yang lunak, berwarna putih atau kebiruan yang terdapat di dalam rongga hidung.
3
3.10.11. ISPA adalah hidung tersumbat, sputum berlebihan dan rabas hidung pilek.
3
3.10.12. OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan adanya perforasi membran timpani dan sekret yang keluar di liang
telinga luar terus menerus atau hilang timbul.
3
21
3.10.11. Epilepsi adalah anamnesis di dapatkan adanya riwayat kejang- kejang dengan berbuih mulut dan setelah itu sadar.
4
3.11. Pengolahan dan Analisis Data