Ketentuan domestik merupakan aturan- aturan yang dikeluarkan pemerintah setempat seperti aturan yang berkenaan dengan ekspor
impor, letter of credit, asuransi, bill of lading, bill of exchange, dan lain sebagainya.
C. Hubungan Hukum Para Pihak Yang Terkait Dalam Transaksi Ekspor Impor
Dalam Transakasi ekspor impor, pelaksanaannya lebih menekankan pada pergerakan barang dan dokumen-dokumen pendukungnya. Keadaan tersebut
mempengaruhi semua aspek dalam transaksi perdagangan internasional, termasuk pembiayaannya. Pembeliimportir biasanya tidak dapat secara langsung
memperoleh kredit. Oleh karena itu dibutuhkanlah pihak ketiga bank yang berperan sebagai penyedia dana untuk membiayai transaksi tersebut.
18
1. Hubungan hukum antara pihak pembeli Applicant dan penjual
Beneficiary Sebagaimana halnya transaksi jual beli pada umumnya, dalam
transaksi perdagangan internsional, antara pembeli dan penjual terjadi hubungan hukum, yaitu pembeli berkewajiban untuk membayar harga
barang dan penjual berkewajiban menyerahkan barang yang dijual. Paralel dengan kewajiban tersebut, kedua belah pihak juga memiliki
hak, pembeli berhak menerima barang yang dibelinya dan penjual berhak untuk memperoleh pembayaran atas barang yang dijual. Hal ini
sesuai dengan defenisi jual beli menurut pasa 1457 KUH Perdata yang menyatakan bahwa jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana
18
Ibid, hal. 19.
Universitas Sumatera Utara
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah
diperjanjikan. Dalam transaksi ekspor impor yang menggunakan LC, antara
penjual dan pembeli tampaknya tidak terdapat hubungan langsung, karena pembayarannya dilakukan oleh bank. Pembukaan atas suatu
LC tidak akan menghapus hak penjual atas pembayaran, dan hak itu baru akan hapus jika pihak bank telah membayar harga pembelian
tesebut kepada penjual. 2.
Hubungan hukum pembeli Applicant dengan Issuing Bank Dalam transaksi ekspor impor, LC merupakan cara pembayaran
yang paling banyak digunakan. Maka, pembeli akan memohon pembukaan LC kepada issuing bank atas nama penjual. Hubungan
hukum antara pembeli dengan issuing bank ini dapat dipandang sebagai pemberian kuasa lastgeving dengan pemberian upah.
19
3. Hubungan hukum antara issuing bank dengan advising bank
Namun ada sebagian ahli hukum menganggap hubungan hukum itu lebih tepat dipandang timbul dari suatu perjanjian yang mempunyai
unsur-unsur campuran antara perjanjian pemberian kuasa lastgeving dan perjanjian untuk melakukan beberapa pekerjaan.
Antara issuing bank dengan dan advising bank nominated bank dapat terjadi kerjasama karena antara penjual sebagai beneficiary dan
issuing bank berada di negara yang berbeda dan issuing bank tidak
19
Ibid, hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
memiliki cabang di negara di mana beneficiary berada. Karena itu diperlukan bank lain yang berada di negara tempat beneficiary untuk
menjadi bank koresponden advising bank dan bertugas untuk memberitahu beneficiary bahwa telah diterbitkan LC baginya.
Jika advising bank juga berperan sebagai nominated bank, hubungan hukum yang terjadi bukan hanya saling membantu tapi juga
hubungan hukum pemberian kuasa. Dalam pemberian kuasa ini, kewajiban issuing bank untuk membayar dilimpahkan kepada
nominated bank. Setelah nominated bank membayar kepada beneficiary, maka nominated bank berhak untuk memperoleh
pembayaran kembali dati issuing bank. 4.
Hubungan Hukum Issuing Bank dengan penjual Beneficiary Hubungan hukum antara issuing bank dengan penjual terjadi
karena issuing bank mengambil alih kredibilitas pembeli dalam melakukan pembayaran kepada penjual dan menjamin pembayaran
kepada pembeli. Hubungan hukum antara issuing bank dengan penjual ini
tergantung dari sifat hukum LC tersebut. Teori yang ada menunjukkan bahwa adanya konstruksi hukum yang menganggap bank sebagi
penjamin borg bagi pembeli, lalu bank dianggap sebagai penjamin awal bagi pembeli dan pemenuhan kewajiban yang menggunakan
kredit berdokumen.
20
5. Hubungan Hukum advising bank dengan penjual Beneficiary
20
Ibid, hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal transakasi ekspor impor, apabila advising bank hanya bertindak sebagai bank koresponden, maka advising bank tidak
mempunyai perikatan terhadap beneficiary penjual. Tapi, jika kedudukan advising bank juga sebagai confirming bank, maka
hubungan hukum antara penjual dan advising bank sama dengan hubungannya dengan issuing bank.
Mengenai kewajiban advising bank dapat dilihat dalam pasal 7 UCP 500. Advising bank yang berperan sebagai nominated bank akan
menjadi perantara pembayaran antara issuing bank dengan beneficiary. Nominated bank mengambil alih kewajiban issuing bank untuk
melakukan pembayaran dan memeriksa semua dokumen-dokumen yang diserahkan penjual.
D. Mekanisme Pembayaran Transaksi Ekspor Impor