d. Perhitungan kemudian Open account yaitu sistem pembayaran
dengan cara memindahkan rekening importir ke rekening eksportir dan pembayaran dilakukan di kemudian hari pada tanggal yang telah
ditentukan bersama, setelah pengiriman barang dilakukan. e.
Konsinyasi yaitu pembayaran dilakukan kalau barang telah laku terjual di negara pengimpor dan eksporit tetap memegang hak milik atas
barang selama barang tersebut belum terjual. f.
Sistem pembayaran lainnya yang lazim dalam perdagangan.
E. Letter Of Credit LC
Di dalam dunia perdagangan khususnya dunia perbankan dikenal suatu pembayaran yang disebut dengan LC. Mengenai istilah Letter Of Credit LC ini
masih banyak terdapat keanekaragaman tentang penyebutannya. Ada yang menyebut dengan credit opening creditief opening di mana dalam bahasa
Belanda disbut credietbrief dan dalam bahasa Francis disebut dengan letter de credet, sedangkan di Jerman dikenal dengan nama accreditief dan di negara
Belgia dan Amerika lebih dikenal dengan istilah crediet tetapi bukan dalam arti yang sebenarnya bagi kredit.
Terdapat banyak pendapat mengenai defenisi LC ini. JT. Sianipar memberi defenisi tentang LC yaitu suatu persetujuan atau surat perintah untuk
membayarkan uang dari seorang kepada orang lain dengan syarat. Biasanya surat perintah membayar ini datanganya dari pembeli untuk penjual.
21
21
JT. Sianipar, Asuransi Pengangkutan Laut, Bagian Pertama, PT. Asuransi Jasa Indonesia, Jakarta, 1980, hal. 40.
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia mengatakan LC adalah janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat
dan konsidi LC tersebut. Bank Indonesia berpendapat bahwa inti dari LC adalah janji pembayaran kepada penerima langsung oleh bank penerbit atau bank lain
sebagai kuasanya.
22
Selanjutnya, Emmy Pangaribuan Simanjuntak mengatakan bahwa pengertian LC adalah suatu surat perintah membayar kepada seorang atau
beberapa orang yang dialamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut di dalam surat perintah itu kepada seorang tertentu. Biasanya
yang memberi perintah itu adalah suatu bank dan yang dialamati adalah bank juga. Inti dari defenisi beliau adalah bahwa LC merupakan surat perintah
membayar. Beliau melihat LC sebagai perintah atau kuasa bank penerbit kepada bank pembayar.
23
Kemudian, Amir MS mengatakan LC adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas suatu permintaan importir langganan bank tersebut yang
ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir tersebut, yang memberi hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir
bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu.
24
Sementara itu, UCP mengatakan bahwa LC adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain
untuk melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumen- dokumen misalnya konosemen, faktur, sertifikasi asuransi yang sesuai dengan
persyaratan LC.
25
Dari defenisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa letter of credit LC itu adalah suatu cara pembayaran dimana pembeli atau importir
22
Bank Indonesia, Metode Pembayaran Internasional LC Dan Non LC, Bank Indonesia, Jakarta, 1995, hal. 2.
23
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Loc. Cit.
24
Amir MS, Seluk Beluk Dan Teknik Perdagangan Luar Negeri : Suatu Penuntun Ekspor- Impor, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1995, hal. 37.
25
Uniform Custom and Practice 500, artikel 2.
Universitas Sumatera Utara
memberikan perintah order yang ditujuakan kepada bank untuk membuka LC agar membayar sejumlah uang kepada penjual atau eksportir atas penyerahan
dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan LC oleh penjual atau eksportir tersebut.
Bank-bank umum di Indonesia dalam praktik mengikuti defenisi LC menurut UCP. Hal ini dikarenakan dalam masa berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 1970, Bank Indonesia mengeluarkan Himpunan Ketentuan- Ketentuan Prosedur Lalu Lintas Devisa, sebagai ketentuan pelaksana yang
mengharuskan LC yang diterima dari luar negeri maupun yang diterbitkan dari Indonesia ke luar negeri, tunduk pada UCP yang berlaku yaitu UCP 290 yang
mulai berlaku 1 Oktober 1975. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1970 tersebut beserta dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1976 yang merupakan perubahan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1970, kemudian dicabut oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 1982 sebagai ketentuan pelaksananya, Bank Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia No. 1714ULN tanggal 29 September 1984 yang
mewajibkan LC yang diterbitkan Bank Devisa di Indonesia tunduk pada UCP yang berlaku yaitu UCP 400 yang mulai berlaku 1 Oktober 1984. UCP ini
menggantikan UCP 290. Kemudian, Surat Edaran Bank Indonesia No. 1714ULN tersebut
dicabut dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 2634ULN tanggal 17 Desember 1993 yang mengatur penundukan LC pada UCP yang berlaku yaitu
UCP 500 yang mulai berlaku pada 1 Januari 1994. UCP 500 ini menggantikan UCP 400. Berbeda dengan ketentuan sebelumnya, Surat Edaran Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
No. 2634ULN tersebut memberi pilihan kepada bank devisa menentukan LC yang diterbitkannya tunduk atau tidak pada UCP 500. Dalam praktik bank devisa
masih tetap menundukkan LC pada UCP 500. 1.
Dasar Hukum Letter Of Credit LC
Yang dimaksud sebagai dasar hukum adalah suatu ketentuan yang menjadikan peristiwa, keadaan atau perbuatan mempunyai akibat hukum.
Dasar hukum pelaksanaan LC di Indonesia yaitu Pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1982 Tentang Tata Cara Ekspor
Impor Dan Lalu Lintas Devisa, yaitu : a.
Cara pembayaran ekspor impor dilakukan dengan tunai atau dengan kredit
b. Pembayaran ekpor impor dapat dilakukan dengan metode LC dan
metode non LC Pelaksanaan transaksi ekpor impor kemudian diatur lebih lanjut
dalam Keputusan Menteri Perdagangan Dan Perindustrian RI Nomor 124MPPKep51990 tentang ketentuan umum di bidang ekspor
khususnya Pasal 3 ayat 2 yaitu : ”Pembayaran ekspor dapat dilakukan dengan LC atau dengan cara
pembayaran lain yang lazim berlaku dalam perdagangan internasional sesuai dengan kesepakatan penjual dan pembeli.”
Sedangkan ketentuan pelaksanaanya yang berlaku sekarang adalah Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2634ULN tanggal 17
Desember 1993. Surat Edaran Bank Indonesia tersebut mengatur bahwa Letter Of Credit yang diterbitkan bank devisa boleh tunduk atau tidak pada
Universitas Sumatera Utara
UCP 500. Walaupun demikian, ketentuan nasional di atas secara tersirat kelihatannya menghendaki agar UCP 500 berlaku bagi transaksi Letter Of
Credit. 2.
Jenis-Jenis Letter Of Credit LC LC sebagai cara pembayaran diatur dalam UCP tetapi pada
umumnya pengaturannya tidak rinci. Oleh karena itu, pengaturan UCP tersebut hanya harus dipadukan dengan konsepsi yang berkembang dalam
transaksi perbankan internasional baik yang berasal dari rumusan para pakar LC, putusan pengadilan mengenai LC maupun kebiasaan dan
praktik LC. Jenis-jenis LC dapat digolongkan sebagai berikut : 1.
Jenis-Jenis LC Menurut Keterikatan Bank a.
Revocable Letter Of Credit Yang dimaksud dengan Revocable LC adalah LC yang
dibatalkandirubah oleh bank penerbit setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada penerima. Jenis Revocable LC mempunyai suatu
tanggal expirationhabis waktunya yang tepat sebelum mana dokumen- dokumen itu bisa dinyatakan untuk dinegosiasikan. Meskipun begitu,
penarikan kembali dari LC ini dapat dilakukan oleh salah satu pihak sebelum berlakunya LC tanpa persetujuan pihak lain.
Menurut artikel 8 kalimat pertama UCP 500 menyatakan bahwa : ”Suatu revocable boleh dirubah atau dibatalkan setiap saat tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu kepada beneficiary”. Tetapi dalam praktik, pembatalan atau perubahan harus dengan
suatu pembatasan yaitu apabila Revocable LC telah dinegocieer pada
Universitas Sumatera Utara
suatu tanggal dan pencabutan LC diterimadicounter bank sesudah tanggal negosiasi, maka LC itu akan dibayar oleh opening bank. Hal itu
harus dibuktikan dengan datum post stempel karena itu faktor penanggalan sangat penting.
Bila pencabutan Revocable LC telah diterima, sedang LC belum dipergunakan, maka LC itu batal dan sekali-kali tidak boleh
dipergunakan. Sehubungan dengan itu, maka sesuai dengan ketentuan artikel 8 kalimat kedua UCP 500 yang menyatakan :
”Namun demikian, Issuing Bank harus membayar kembali reimburse kepada bank lain kepada siapa revocable credit tersebut telah dibayarkan
atas unjuk, aksepatasi atau negosiasi, untuk mana pelaksanaan pembayaran, akseptasi atau negosiasi yang telah dilakukan bank lain
tersebut, sebelum diterimanya pemberitahuan perubahan atau pembatalan dilaksanakannya atas dasar penyerahan dokumen-dokumen yang secara
nyata sesuai dengan persyaratan dan kondisi kredit”.
Pengertian Revocable LC ini tidak akan menempatkan penjual dalam posisi yang menguntungkan. Itulah sebabnya kenapa dalam praktik
LC demikian jarang sekali dipergunakan. Dalam praktik, pada umumnya bank penerus memberitahukan perubahan atau pembatalan Revocable LC
kepada penerima. Pemberitahuan ini dilakukan bank sebagai pelayanan jasa demi kesinambungan bisnis antara bank dan nasabah. Walaupun
demikian, secara hukum, bank penerus tidak dibebani kewajiban hukum untuk melakukan pemberitahuan baik kepada penerima maupun pihak
lainnya. b.
Irrevocable LC Pengertian Irrevocable LC adalah LC yang diminta oleh bank
pembuka LC atas permintaan pembeli, yang diterima oleh bank penerus advising bank untuk disampaikan kepada penjualeksportir, dimana
Universitas Sumatera Utara
Irrevocable LC mempunyai bentuk tidak dapat dibatalkandirubah di dalam masa berlakunya LC expiry date oleh pihak manapun juga,
terkecuali bila disetujui oleh semua pihak. Jadi menurut jenis Irrevocable LC ini yang bertanggung jawab
atas pembayaran LC adalah bank pembukapenerbit. Hal ini sesuai dengan fungsi LC yaitu suatu jaminan yang akan diberikan oleh bank penerbit
LC kepada penjual bahwa bank akan membayar berdasarkan dokumen- dokumen yang ditarik sesuai dengan syarat dan kondisi kredit.
Dalam praktik banyak dilaksanakan pembukaan LC dengan irrevocable karena para pihak tidak perlu merasa khawatir bahwa LC
tersebut akan dibatalkandirubah. Meskpiun menurut jenis Irrevocable LC tidak dapat dibatalkandirubah di dalam masa berlakunya LC oleh pihak
manapun juga, terkecuali telah disetujui oleh semua pihak, namun menurut praktik perbankan jenis LC ini dapat dibatalkan sebelum jangka waktu
berlakunya LC habis dan negotiating bank belum mengambil alih LC tersebut.
Jangka waktu berlakunya Irrevocable LC bergantung lamanya waktu yang diterima oleh eksportir, untuk menyiapkan barang-barang dan
dokumen-dokumen sesuai yang diminta pada LC dimana ini telah disetujui lebih dahulu antara penjual dan pembeli sebelum LC dibuka.
Untuk ini jangka waktu yang dibutuhkan harus diperhitungkan benar- benar, hal ini untuk menghindari perpanjangan berlakunya LC yang akan
berakibat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
Apabila irrevocable LC waktunya berlaku telah habis, maka LC itu dengan sendirinya atau secara otomatis batal dan tidak boleh sama
sekali dipergunakandirealisir, terkecuali dengan persetujuan tertuliskawat dari pembeli melalui bank pembukaopening bank.
Jika LC akan diperpanjang masa berlakunya, maka sebelum LC tersebut habis masa berlakunya, semua pihak harus diberi tahu dan
menurut praktik yang bertanggung jawab atas ongkos perpanjangan yaitu orang kepada siapakah perpanjangan LC itu diminta.
Untuk setiap pembukaan LC harus disebutkan secara tegas dan mencantumkan secara jelas apakah irrevocable atau revocable LC. Hal ini
sesuai dengan artikel 6 sub b UCP 500 yang menyatakan : ”Karena itu pada semua kredit harus dengan jelas tercantum petunjuk,
apakah kredit itu bersifat revocable atau irrevocable.” Apabila LC itu sama sekali tidak menyebutkan irrevocable atau
revocable, maka LC tersebut dianggap sebagai irrevocable LC. Ketentuan ini sesuai dengan artikel 6 sub c UCP 500 antara lain sebagai
berikut : ”Dalam hal tidak terdapat perunjuk demikian, kredit tersebut akan
dianggap sebagai irrevocable.” c.
Irrevocable And Confirmed LC Menurut pendapat beberapa sarjana antara lain oleh Molengraf-
Zevenbergen
26
26
Emmy Pengaribuan Simanjuntak, Op. Cit, hal. 43.
, mempersamakan istilah revocable dengan kredit yang tidak dikonfirminconfirmed, sedangkan irrevocable disamakan dengan
Universitas Sumatera Utara
kredit yang dikonfirm. Yang dimaksud dengan irrevocable and confirmed LC yaitu :
Suatu LC yang tidak dapat dibatalkandirubah kecuali apabila ada persetujuan dari para pihak, dalam jenis LC ini yang bertanggung jawab
adalah bank pembukaopening bank selama jangka waktu berlakunya LC, dan bank kedua juga bertanggung jawab atas pembayaran tersebut.
Bank pengkonfirmasi yang mengkonfirmasi LC menjamin kewajiban bank pembukapenerbit dengan menyatakan komitmennya
sendiri untuk membayar LC. Bank pengkonfirmasi tidak dapat menarik diri dari kewajbannya kepada penerima. Bank pengkonfirmasi dan bank
penerbit sama-sama memberikan kepastian pembayaran ganda. Dengan perumusan lain, konfirmasi atas irrevocable LC merupakan janji pasti
dari bank pengkonfirmasi sebagai tambahan terhadap janji pasti dari bank penerbit.
Dalam confirmed LC, bank pengkonfirmasi tidak memiliki hak regres right of recourse terhadap penerima, walaupun cara pembayaran
LC atas dasar negosiasi. Bank pengkonfirmasi baru memiliki hak regres, jika bank pengkonfirmasi melakukan pembayaran kepada penerima
dengan under reserve atau dengan penandatanganan letter of indemnity oleh penerima.
Pembayaran dengan under reserve dilakukan terhadap dokumen- dokumen yaitu memuat discrepancy.
27
27
Discrepancy penyimpangan adalah perbedaan antara dokumen yang diajukan dengan persyaratan LC. Perbedaan tersebut dapat berupa perbrdaan major substansial atau
minor non- substansial. Kedua klasifikasi perbedaan ini baik secara bersamaan maupun masing- masing dapt dijadikan alasan hukum oleh bank untuk menunda atau menolak pembayaran LC.
Bank pengkonfirmasi yang
Universitas Sumatera Utara
melakukan pembayaran atas dokumen-dokumen yang discrepancy berdasarkan kondisi under reserve berhak menagih kembali nilai yang
dibayarkan kepada penerima jika bank pengkonfirmasi tidak memperoleh pembayaran kembali dari bank penerbit atau reimbursing bank.
Pembayaran dengan penandatanganan letter of indemnity ditujukan kepada nasabah pada umumnya, sedangkan under reserve ditujukan kepada
nasabah inti. Pada letter of indemnity nasabah menandatangani pernyataan bersedia membayar kembali kepada bank pengkonfirmasi, sedangkan pada
under reserve, janji membayar kembali pada dasarnya dilakukan secara lisan saja. Istilah under reserve dan letter of indemnity disebut dalam UCP
500 artikel 14 f. 2.
Jenis-Jenis LC Menurut Pihak Yang Mengeluarkan LC a.
Bankers LC Pengertian dari bankers LC yaitu LC yang dibuka oleh suatu
bank, dimana bank membuka LC atas permintaan pembelipemohon tersebut bertanggung jawab atas pembayarannya, bila syarat-syarat LC
dapat dipenuhi. Sehingga LC yang dikeluarkan bank mengandung suatu jaminan yaitu :
A. Jaminan kepercayaan dari bank. Dalam hal ini bank
memberikanmeminjamkan nama saja sehingga pembeli menjadi lebih dipercaya, tanpa melibatkan dirinya untuk bertanggung jawab atas
pembayaran, atau bank mengambil alih seluruh kewajiban membayar, sehingga terjadi substitusi dari kemampuan membayar si pembeli oleh
bank penerbit.
Universitas Sumatera Utara
B. Adanya term and condition, untuk mana si penjual nanti akan dapat
memperoleh pembayaran atas barangnya dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang diminta sesuai dengan syarat LC. Term and
condition isinya antara lain : 1
Invoice harus jelas maksudnya, invoice harus diterbitkan oleh penjual dimana harus menunjukkan nama pembeli sebagaimana
tertera pada LC. 2
Dokumen harus diserahkan kepada paying bank padasebelum tanggal pengapalan berakhir atau tanggal negosiasi.
3 BL harus menyatakan on board :
i. menyatakan tanggal jatuh tempo ;
ii. janji untuk membayar.
Menurut praktik perbankan LC hanya dapat dibenarkan dengan menggunakan banker LC.
b. Merchant LC
Yang dimaksud dengan merchant LC adalah LC yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dan bank biasanya hanya meneruskan
LC tersebut tanpa suatu ikatan maupun tanggung jawab atas pelaksanaan pembayarannya.
Merchant LC ini tidak lazim dipergunakan, disebabkan perkembangan industri dan dagang yang menghendaki modal yang lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dan perputaran yang lebih cepat mengalihkan aktivitas pembiayaan ke tangan perbankan.
Bentuk Merchant LC ini dilarang di Indonesia, yaitu menurut SK Menteri Perdagangan Dan Koperasi Nomor 146KPV1977 tanggal 1 Mei
1977. Bentuk merchant LC ini dengan merugikan penjual dengan resikonya yang terlalu besar.
3. Jenis-Jenis LC Menurut Syarat-Syaratnya
a. Documentary LC
Pengertian documentary LC adalah suatu LC yang mewajibkan eksportir penerima LC untuk menyerahkan dokumen pengapalan yang
membuktikan pemilikan barang serta dokumen penunjang lainnya sebagai syarat untuk memperoleh pembayaran dari dana yang tersedia pada LC
tersebut. Sehingga dalam LC ini, dokumen-dokumen merupakan syarat yang penting yang harus dipenuhi oleh eksportir untuk dapat menerima
pembayaran. b.
OpenClean LC Yang dimaksud dengan clean LC yaitu bahwa di dalam LC ini
tidak dicantumkan syarat lain untuk penarikan wesel, dalam arti tidak diperlukan dokumen-dokumen, bahkan pengambilan kredit yang tersedia,
si penerima hanya akan menyerahakan tanpa terima kuitansi atau bukti lain seperti faktur, debet nota, rekening dan lain-lain tergantung keinginan dari
si pembuka LC dan atau sifat transaksi atau jasa-jasa bersangkutan. 4.
Dilihat Dari Segi Pembayarannya
a. Sight LC
Universitas Sumatera Utara
Sight LC adalah LC yang pembayarannya oleh negotiating bank dilakukan pada saat wesel-wesel diunjukkan oleh eksportir, disertai
dokumen-dokumen lain yang sesuai dengan syarat-syarat LC. Tentang kepada siapa yang harus bertanggung jawab terhadap transaksi tersebut,
maka di dalam LC bersangkutan dicantumkan atas nama siapa wesel bersangkutan harus diterbitkan. Wesel tersebut ada yang diterbitkan atas :
1 Bank Penerus LC Advising Bank ; atau
2 Bank Pembuka Opeing Bank ; atau
3 Bank ketiga yaitu principal dari bank pembuka LC ;
4 Pembeli itu sendiri.
Bila wesel diterbitkan atas dasar pembeli bukan bank, maka dikatakan wesel diterbitkan atas pihak ketiga. Tetapi lazimnya sight LC
senantiasa ditujukan secara khusus kepada bank-bank koresponden di luar negeri, di mana bank-bank pembuka mempunyai rekening pada
koresponden bersangkutan dan bank penerima LC sekaligus juga merupakanbertindak sebagai bank pembayar.
28
b. Usance LC
Usance LC adalah LC yang mengharuskan eksportir penerima LC untuk menarik wesel berjangka dan bukan wesel unjuk sebagaimana
lazimnya. Jangka waktu wesel tersebut bisa bervariasi antara 30 sampai dengan 180 hari.
Untuk usance LC ini pada saat wesel dan dokumen diserahkan negotiating bank tidak melakukan pembayaran, namun eksportir bisa
28
Hartono Hadisoeprapto, Kredit Berdokumen, Liberty, Yogyakarta, 1986, hal. 41.
Universitas Sumatera Utara
mengajukan permintaan agar LC tersebut didiscount dengan pembayaran diskonto yang berlaku.
Unsance LC biasa diterbitkan pada waktu-waktu hubungan yang normal tidak dapat dijalankan lagi, dimana keinginan pembeli tidak dapat
dipaksakan kepada penjual. Kemingkinan yang lain si penjual menerima tawaran untuk melaksanakan pembayaran dengan usance LC bila pembeli
itu langganan baik dan sudah dipercaya. Di dalam transaksi ini, bank memegang peranan sebagai tersangkutbank pembayar.
5. Dilihat Menurut Hak Beneficiary
a. Transferable LC
UCP mengatur relatif rinci mengenai LC yang dapat dialihkan ini Transferable LC. UCP mengatur bahwa LC dapat dialihkan oleh
penerima kepada pemasok melalui perantaraan bank jika bank penerbit menyatakan demikian dalam LC. Pengalihan ini hanya dapat dilakukan
satu kali proses kecuali LC mencantumkan sebaliknya. Pengalihan dapat dilakukan terhadap sebagian atau keseluruhan LC dan dapat dialihkan
kepada satu atau lebih pemasok.
29
Transferable LC hanya dapat dipindahkan dengan ketentuan, bahwa syarat-syarat dari pemindahan tersebut harus sama dengan LC
pokoksemula, terkecuali yang mengenai jumlah, harga, tanggal habis berlaku LC LC expiry date dan tanggal habis pemuatan shipping expiry
date. Semuanya ini masing-masing atau seluruhnya dapat dikurangi,
29
Uniform Custom and Practice 500, artikel 48.
Universitas Sumatera Utara
dipotong, mengenai jumlah, dipermudah mengenai tanggal, tegasnya tidak boleh melewati syarat-ayarat dari LC pokok.
Alasan dan pengecualian tersebut adalah bahwa jumlah LC akan lebih rendah dari jumlah sebenarnya dan kesatuan harga yang telah
dikurangi, selisih inilah yang menjadi beneficiary pertama sebagai pedagang perantara.
b. Non Transferable LC
Merupakan kebalikan dari transferable LC, oleh kerena itu non transferable LC berarti LC yang tidak dapat ditransfer sehingga
beneficiary yang namanya tercantum pada LC itu yang berhak.
30
6. Jenis-Jenis LC Khusus
a. Revolving LC
Revolving LC merupakan LC yang dipakai berulang-ulang oleh penerima dalam jumlah tertentu selama jangka waktu tertentu yang
ditetapkan dalam LC yang bersangkutan tanpa perlu menerbitkan LC yang baru atau melakukan perubahan LC yang bersangkutan. Revolving
LC diterbitkan kepada penerima untuk kegiatan bisnis yang berkesinambungan dengan pemohon. Segera setelah dilakukan
pembayaran kembali atas penarikan LC, nilai LC kembali tersedia kepada penerima sebesar nilai semula.
30
Hartono Hadisoeprapto, Op. cit, hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
Revolving LC dapat bersifat kumulatif atau non kumulatif. Revolving LC berlaku selama periode tertentu dan meng-cover wesel-
wesel dari semua transaksi selama periode tersebut. Revolving LC pada umunya bersifat revocable agar dapat dibatalkan sewaktu-waktu oleh bank
penerbit jika wesel yang telah dinegosiasikan tidak dibayar kembali oleh pemohon.
31
b. Back To Back LC
Transaksi LC anak back to back LC melibatkan suatu LC sebagai pelindung atau pengaman untuk LC yang lain yang diamankan
LC induk. Kedua LC tersebut berdasarkan hukum LC masing-masing berdiri sendiri, tetapi persyaratannya sama kecuali untuk nilai LC dan
tanggal jatuh tempo LC. LC sebagai jaminan yang disebut juga LC induk master LC nilainya relatif lebih besar dibanding nilai LC anak.
Dan tanggal jatuh tempo induk lebih lama dibanding tanggal jatuh tempo LC anak.
Selisih nilai antara LC induk dan LC anak merupakan keuntungan penerima LC induk. Sementara, tanggal jatuh tempo LC
induk lebih lama dibanding tanggal jatuh tempo LC anak dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada penerima LC induk untuk mengganti
faktur dan wesel yang diterima dari penerima LC anak untuk disesuaikan dengan nilai LC induk. LC anak lahir karena penerima dari LC induk
tidak memiliki barang-barang yang diminta LC induk dan oleh karena itu
31
Ramlan Ginting, Op. Cit, hal. 49.
Universitas Sumatera Utara
harus menerbitkan kepada pemasok LC anak dengan perlindungan dari LC induk tersebut. Sebagai pemohon terhadap LC anak, penerima
berkewajiban mereimburs bank penerbit dan LC anak yang telah melakukan reimburs LC anak kepada bank pembayar. Reimburs ini wajib
dilakukan oleh penerima terlepas dari apakah penerima sudah dibayar atau belum berdasarkan LC induk.
32
c. Red Clause LC
Red Clause LC adalah LC yang dibayar dimuka. Di dalam jenis LC ini dimuat suatu klausul yang secara tradisional dicetak dengan warna
merah red clause yang isinya memungkinkan penerima menarik pembayaran LC di muka sebelum dilakukan pengiriman barang.
Penarikan di muka tersebut dapat terhadap seluruh nilai atau terhadap sebagian nilai LC. Klausul red clause menggambarkan kepercayaan
pemohon terhadap penerima.
33
”The red clause credit accordingly witnesses an intimate relationship of trust and knowledge between the applicant for credit and the beneficiary,
since the app;icant is extending a loan through his bank to the beneficiary without documentary security.”
Lazar Sarna pakar hukum Kanada, mengatakan :
34
Fasilitas pembayaran di muka diberikan kepada penerima tanpa disertai dengan pengajuan dokumen-dokumen kepada bank pembayar pada
32
Ibid , hal. 47.
33
Raymond Jack, Documentary Credits, Butterworths, London, Dublin, Edinburgh, 1993, hal. 24.
34
Lazar Sarna, Letter Of Credit – The Law And Current Practice, Carswell, Toronto, Calgary, Vancouver, 1986, hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
saat menerima pembayaran di muka. Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan diproses dan disampaikan kepada bank pembayar sama
dengan halnya dengan LC pada umumnya. Dokumen-dokumen diajukan kepada bank pembayar setelah dilakukan pengiriman barang oleh
penerima. Informasi yang diperlukan dari penerima pada saat penerimaan pembayaran di muka oleh penerima adalah bukti keberadaan, produksi dan
penyimpanan barang yang akan dikapalkan,
35
d. Standby LC
yang merupakan dokumen yang berbeda dengan bukti pengiriman barang yang merupakan dokumen-
dokumen yang diajukan dalam rangka pembayaran LC pada umumnya.
Penggunaan standby LC di dalam suatu transaksi telah menimbulkan pertanyaan apakah ini merupakan LC atau garansi bank
atau bukan. Ciri-ciri dari kredit berdokumen yaitu untuk mereakisasi pembayaran disertai dengan dokumen-dokumen yang disyaratkan, juga
standby LC ini mempunyai ciri-ciri pula tetapi penekannya berbeda. Dalam kredit berdokumen ini, dokumen-dokumen akan dinyatakan untuk
menerima pembayaran, sedangkakan dalam standby LC untuk terlaksananya pembayaran tidak memerlukan dokumen.
Sehubungan tersebut di atas, maka perngaertian dari standby LC adalah LC yang dimaksud untuk menjamin suatu transaksi, dimana LC
tersebut baru dapat direalisasi apabila transaksi tersebut tidak dipenuhi.
36
Bernard S. Wheble
37
35
Ibid, hal. 25.
36
Hartono Hadisoeprapto, Op. Cit, hal. 61.
37
Bernard S. Wheble, yang mengutip 12 C.F.R. Seksi 7 1160 1981, Problem Children Standby LC And Simple First Demand Guarantee, 24 Arixona law Review. Hal. 301.
mengatakan bahwa standby LC adalah ;
Universitas Sumatera Utara
”Any letter of credit, or similar aggrement, however named or described, which represents an obligation to the beneficiary on the part of the issuer
1 to repay money borrowed by or advanced to or for the account of the account party, or 2 to make payment an account of any indebtedness
undertaken by the account party, or 3 to make payment on account of any default by the account party in the performance of an obligation.”
Standby LC harus memuat persyaratan minimal bersifat tidak dapat diubah atau dibatalkan, keterikatan bank penerbit untuk membayar
atas pengajuan keterangan atau pernyataan yang menyatakan wanprestasi, tanggal jatuh tempo dan pernyataan tunduk pada UCP.
38
Menurut E.P. Elinger, standby LC dikembangkan oleh perbankan di Amerika setelah Perang Dunia II. Standby LC merupakan
instrumen yang memungkinkan bank-bank domestik Amerika untuk bersaing dengan bank-bank asing dalam melaksanakan transaksi bisnis
internasional. Bank-bank asing diberi kewenangan untuk menerbitkan Garansi Bank, tetapi bank-bank domestik Amerika dilarang menerbitkan
Garansi Bank. Standby LC bukanlah Garansi Bank karena standby LC merupakan kewajiban utama primary obligation dari bank penerbit.
39
Hakikat standby LC adalah bahwa bank penerbit siap-siap untuk melaksanakan kewajibannya dalam hal pemohon wanprestasi.
Standby LC dapat digunakan untuk menjamin pembayaran kembali kepada obligee jika obligor gagal melaksanakan prestasi yang
diperjanjikan dalam kontrak. Dalam standby LC, obligee adalah penerima dan obligor adalah pemohon.
40
38
Wunnicke, Standby Letter Of Credit, John Wiley And Sons, New York : Chichester, Brisbane, Toronto, Singapura, 1989, hal. 3.
39
EP. Ellinger, Standby Letter Of Credit, 6
th
Int’l Business Law, 1978, hal. 604.
40
Wunnicke, Op. Cit, hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
Selain standby
LC menjamin pelaksanaan kewajiban pembayaran, standby LC juga menjamin kewajiban lainnya yang
diperjanjikan dalam kontrak yang memungkinkan obligee memperoleh dana dalam hal terjadi wanprestasi. Kewajiban lainnya tersebut misalnya
kewajiban obligor untuk mengirim barang dengan kualitas tertentu, jika ternyata tidak dipenuhi oleh obligor, maka obligee dapat mencairkan
standby LC tersebut. Kemudian, pelaksanaan kontrak tidak tepat waktu, dalam hal demikian standby LC juga dapat dicairkan oleh obligee.
Seterusnya, pengiriman barang dilakukan ke tempat tujuan yang keliru, dalam hal ini standby LC juga dapat dicairkan oleh obligee. Singkatnya
standby LC yang nerupakan alat penjamin dapat digunakan untuk jaminan pelaksanaan performance guarantee secara tidak terbatas.
41
Boris Kozolchyk mengatakan standby LC dibayar atas dasar pengajuan dokumen yang menyatakan adanya wanprestasi atas transaksi
dasar. Sebagai jaminan pembayaran atas dasar pengajuan dokumen yang dipersyaratakan beserta wesel atau permintaan pembayaran, standby LC
dapat mencakup setiap kewajiban apa saja. Standby LC dilaksanakan dalam hal terjadi wanprestasi berupa pemohon gagal melaksanakan atau
tidak sebagaimana mestinya kewajiban terhadap penerima dalam kontrak dasar. Negative actecedent ini dalam standby LC bertentangan dengan
positive antecedent dalam LC. Penerbitan LC dilaksanakan untuk menggerakkan penerima agar mengajukan dokumen-dokumen yang
41
Boris Kozolchyk, The Emerging Law Of Standby Letter Of Credit And Bank Guarantee, Arizone Law Review, Arizona, 1982, hal. 319-320.
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan persyaratan LC kepada pemohon melalui perantaraan bank.
42
42
Ibid, hal. 320.
Standby LC mengambil alih bentuk hukum dari LC dan sama- sama tunduk kepada ketentuan dasar yang sama, yaitu UCP. Namun,
sejak tanggal 1 Januari 1999 standby LC dapat juga tunduk pada International Standby Practices ISP 98 yang juga diterbitkan oleh ICC.
Sama halnya dengan LC, standby LC merupakan kontrak yang terpisah dari perikatan dasarnya. Standby LC dan LC sama-sama
merupakan jaminan pembayaran yang didasarkan pada kesesuaian dokumen-dokumen yang diajukan dengan persyaratan masing-masing
instrumen tersebut. Baik dalam LC maupun standby LC, bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen dan bank berkewajiban meneliti
dokumen-dokumen yang diajukan kepada bank. Selanjutnya, terhadap standby LC, sama halnya dengan LC, berlaku ketetuan mengenai
perlunya ketegasan dan kepastian instruksi atas dokumen. Standby LC dan LC sama-sama berlaku ketentuan masa berlaku atas batas waktu
pengajuan dokumen. Ketentuan-ketentuan lainnya dalam UCP hanya berlaku
terhadap LC, tidak terhadap standby LC. Hal itu disebabkan standby LC berlaku untuk transaksi jasa, sedangkan LC pada dasarnya berlaku
untuk transaksi penjualan barang. Kebanyakan artikel UCP berlaku untuk transaksi penjualan barang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DOKUMEN-DOKUMEN DALAM TRANSAKSI EKSPOR IMPOR