Transaksi ekspor impor Sumber Hukum dalam Transaksi Ekpor Impor

BAB II TINJAUAN TENTANG LETTER OF CREDIT LC

A. Transaksi ekspor impor

Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Adanya perbedaan kebutuhan inilah yang menyebabkan adanya suatu kegiatan jual beli yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara yang lain. Kegiatan ini disebut dengan ekspor impor. Ekspor adalah suatu kegiatan menjual barang yang diproduksi di dalam negeri untuk kemudian dijual kepada pembeli yang berada di luar negeri untuk dipasarkan di negara pembeli tersebut. Sedangkan impor adalah suatu kegiatan membeli barang dari penjual yang ada di luar negeri untuk dipasarkan di dalam negeri. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing negara memiliki keunggulan dan disisi lain juga memiliki kekurangan. Perbedaan inilah yang mendorong negara negara di dunia untuk melakukan kegiatan ekspor impor. Disamping untuk memenuhi kebutuhan suatu negara, kegiatan ekspor impor juga dapat menambah devisa negara serta untuk memajukan perekonomian negara tersebut. Universitas Sumatera Utara Kegiatan ekspor impor merupakan jual beli yang dilakukan secara internasional, artinya dilakukan antar negara. Menurut Gunawan Widjaja Ahmad Yani , Jual beli merupakan suatu perbuatan hukum antara pihak penjual di satu pihak dengan pihak pembeli di lain pihak mengenai suatu barang. 14

B. Sumber Hukum dalam Transaksi Ekpor Impor

Menurut pasal 1457 KUH Perdata, jual beli didefenisikan sebagai perjanjian antara penjual dengan pembeli dimana pihak penjual mengikatkan diri untuk menyerahkan benda dan pihak pembeli untuk membayar harga yang sudah diperjanjikan itu. Jadi, ekspor impor yang dilakukan oleh satu negara dengan negara lain harus didahului dengan negosiasi yang dilakukan oleh pengusaha antar kedua negara. Dalam negosiasi ini akan menghasilkan suatu kontarak yang berisi kesepakatan untuk mengadakan suatu kegiatan jual beli terhadap suatu barang. Dalam kontrak ini pula akan ditentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak serta cara pembayaran atas jual beli tersebut Terms of Payment. Di dalam pelaksanaan ekspor impor, kedua belah pihak haruslah mengetahui apa yang menjadi sumber hukum di dalam kegiatan perdagangan internasional tersebut agar proses jual beli yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kontrak yang dibuat oleh kedua belah pihak harus sesuai dengan sumber hukum yang berlaku dalam perdagangan internasional tersebut. Sumber hukum 14 Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional Ekspor-Impor Imbal Beli, Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal. 9. Universitas Sumatera Utara inilah yang mengatur dan mengendalikan beroperasinya kontrak tersebut. Mulai dari saat awal pembentukan kontrak hingga saat pelaksanaan kontrak tersebut. 15 1. Provisi kontrak Contract Provision Sumber – sumber hukum di dalam transaksi ekspor impor adalah sebagai berikut : Provisi kontrak merupakan hal – hal yang diatur dalam kontrak yang dibuat oleh kedua belah pihak. Provisi kontrak ini merupakan dasar hukum utama bagi suaru kontrak. Apa yang diatur dalam provisi kontrak terserah pada para pihak. Hukum hanya memberikan batasan batasan untuk melindungi berbagai kepentingan lain yang lebih tinggi, misalnya keadilan, ketertiban umum, kepentingan negara da lain sebagainya. Menurut pandangan Soedjono Dirdjosisworo, provisi kontrak adalah apa-apa yang telah diatur dalam kontrak tersebut oleh kedua belah pihak. Hukum memandang kontrak sebagai your own business. Artinya terserah pada para pihak mau mengatur bisnisnya secara bagaimana dalam kontrak tersebut. 16 15 Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Hukum dagang Internasional, Refika aditama, Bandung, 2006, hal. 23. 16 Ibid.. Jika provisi suatu kontrak tidak dapat menampung aspirasi kedua belah pihak, misalnya dalam hal pelaksanaan perjanjian yang tidak diatur sama sekali dalam kontrak, hukum akan menyediakan optional law hukum yang mengatur untuk mengisi kekosongan hukum dalam masyarakat. Dalam konteks perdagangan internasional, kedua belah pihak, yaitu eksportir dan Universitas Sumatera Utara importir diberi kebebasan seluas-luasnya untuk menentukan isi kesepakatan dalam kontrak. 2. General Contract Law Hukum Kontrak Umum Tiap – tiap negara memiliki general contract law tersendiri. Di Indonesia, general contract law ini dapat dilihat dalam ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku Ketiga. Dalam buku ketiga ini diatur secara umum dan berlaku bagi seluruh kontrak, seperti jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, dan sebagainya. Di dalamnya diatur asas-asas dan prinsip-prinsip suatu kontrak. Keentuan itu ada yang dapat dikesampingkan oleh para pihak dan ada pula yang tidak dapat dikesampingkan. 3. Specific Contract law Hukum Kontrak Khusus Selain ketentuan-ketentuan umum, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata juga mengatur tentang ketentuan khusus yang berkenaan dengan kontrak-kontrak tertentu. Dalam perjanjian jaul beli internasional misalnya, jika yang berlaku adalah Hukum Indonesia, maka berlaku juga ketentuan tentang perjanjian jual beli yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang diatur dalam pasal 1457 sampai dengan 1540 yang pada prinsipnya mengatur tentang : a. Ketentuan-ketentuan umum b. Kewajiban-kewajiban penjual c. Kewajiban pembeli d. Hak membeli kembali Universitas Sumatera Utara e. Ketentuan-ketentuan khusus mengenai jual beli piutang dan hak-hak tidak berwujud lainnya 4. Kebiasaan-kebiasaan Kebiasaan-kebiasaan merupakan salah satu sumber hukum. Demikian halnya dengan kebiasaan di dalam transaksi perdagangan Trade UsageCustom yang merupakan salah satu sumber hukum dan dapat menjadi pedoman dalam menginterprestasi kontrak termasuk kontrak transaksi ekspor impor. 5. Yurisprudensi Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Yurisprudensi dapat menjadi dasar hukum bagi berlakunya kontrak. Yurisprudensi akan terasa maknanya jika ada hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang, atau yang memerlukan penafsiran- penafsiran terhadap suatu Undang-Undang. Namun demikian, dalam hukum transaksi perdagangan internasional, peranan yurisprudensi kurang begitu berarti karena biasanya penyelesaian suatu kasus dalam Transaksi Perdagangan Internasional menggunakan Arbitrase. 6. Kaidah Hukum Perdata Internasional Kaidah Hukum Perdata Internasional banyak digunakan karena pada umunya setiap transaksi ekspor impor melibatkan berbagai pihak dan berbagai negara. Berkaitan dengan hal itu, jika ada perselisihan tentang hukum mana yang berlaku bilamana hal tersebut tidak diatur dalam kontrak, maka dipergunakanlah kaidah-kaidah Hukum Perdata Internasional Conflict of law ini. Universitas Sumatera Utara Salah satu yang cukup terkenal adalah teori The Most Characteristic Connection Rule. Menurut teori ini hukum para pihak yang mempunyai perstasi yang sangat karakteristik. Dalam bidang jual beli internasional, maka ketentuan hukum dari pihak penjual yang berlaku karena dianggap mengandung paling banyak karakteristik yang unik dalam setiap transaksi perdagangan. 17 7. Konvensi Internasional International Convention Konvensi Internasional adalah kesepakatan-kesepakatan internasional yang sedang, telah, atau sedang diratifikasi oleh negara- negara di dunia. Agar suatu konvensi dapat mengikat, maka negara kedua belah pihak tersebut harus merupakan peserta dari konvensi internasional tersebut dan telah meratifikasi sehingga telah menjadi bagian dari hukum nasional masing-masing negara. Ketentuan-keterntuankonvensi-konvensi internasional ada juga yang mengatur mengenai perjanjian jual beli internasional. konvensi-konvensi internasional yang khusus mengatur mengenai jual beli internasional adalah sebagai berikut : a. United Nations Convention on Contracts for the International sale of Goods b. Convention on the Limitation Period in the International sale of Goods. 8. Ketentuan – ketentuan domestik lainnya 17 Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Op. Cit, hal. 15. Universitas Sumatera Utara Ketentuan domestik merupakan aturan- aturan yang dikeluarkan pemerintah setempat seperti aturan yang berkenaan dengan ekspor impor, letter of credit, asuransi, bill of lading, bill of exchange, dan lain sebagainya.

C. Hubungan Hukum Para Pihak Yang Terkait Dalam Transaksi Ekspor Impor