BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah prioritas di bidang kesehatan. Berdasarkan data
World Health Organization WHO pada tahun 2005, bahwa setiap tahun wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari
500.000 orang Winkjosastro, 2005. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia SDKI pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu
AKI di Indonesia yaitu 262100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi AKB yaitu 321000 kelahiran hidup.
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan pemeriksaan hemoglobin Hb. Nilai hemoglobin yang rendah
berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia. Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12gdl.
Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gdl pada trimester I dan trimester III atau
kadar 10,5gdl pada trimester II Prawiroharjo dan Winkjoastro,1999.
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan
prevalensi anemia pada wanita hamil lebih besar dari 50. Juga banyak dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada trimester III
berkisar 50-79. Affandi menyebutkan bahwa anemia kehamilan di Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 1990
adalah 60.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian selama tahun 1978-1980 di 12 rumah sakit pendidikan rujukan di Indonesia menunjukkan prevalensi wanita hamil dengan
anemia yang melahirkan di RS pendidikan rujukan adalah 30,86. Prevalensi tersebut meningkat dengan bertambahnya paritas. Hal
yang sama diperoleh dari hasil SKRT 1986 dimana prevalensi anemia ringan dan berat akan makin tinggi dengan bertambahnya paritas.
WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55 dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga
dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama
anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan
dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992 bahwa sekitar 70 ibu hamil di Indonesia menderita
anemia gizi.
Di Indonesia, prevalensi anemia pada tahun l970βan adalah 46,5β 70. Pada SKRT tahun 1992 dengan angka anemia ibu hamil
sebesar 63,5 sedangkan data SKRT tahun 1995 turun menjadi 50,9. Pada tahun 1999 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil
sebesar 39,5. Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2006 angka kematian ibu si Sumatera Utara empat tahun
terakhir secara berturut-turut adalah tahun 2002 terdapat 360 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2003 terdapat 345 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2004 terdapat 330 per 100.000 kelahiran hidup dan 2005 terdapat 335 per 100.000 kelahiran hidup Dinkes Propinsi
Sumut, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun
sel otak, dan kekurangan hemoglobin Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawaditransfer ke sel
tubuh maupun ke otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan. Studi
lain menunjukkan bahwa risiko kejadian berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur dan kematian perinatal meningkat pada wanita
hamil dengan kadar hemoglobin kurang dari 10,4 grdl. Pada usia kehamilan sebelum 24 minggu dibandingkan kontrol mengemukakan
bahwa anemia merupakan salah satu faktor kehamilan dengan risiko tinggi.
Menurut Ikatan Bidan Indonesia 2000 untuk mendeteksi anemia pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin Hb ibu
hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilan dan minggu ke 28. bila kadar hemoglobin 11gdl pada
kehamilan dinyatakan anemia dan harus diberi suplemen tablet zat besi secara teratur 1 tablethari selama 90 hari.
Pemeriksaan kadar hemoglobin yang dianjurkan pada trimester pertama dan ketiga kehamilan, sering hanya dapat dilaksanakan pada
trimester ketiga karena kebanyakan ibu hamil baru memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua kehamilan. Sehingga
pemeriksaan hemoglobin Hb pada kehamilan tidak berjalan dengan seharusnya Ikatan Bidan Indonesia, 2000.
Saya melakukan kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu hamil apakah menderita anemia berdasarkan kadar hemoglobinnya.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah