2.2 BIODATA PEMILIK PENGURUS PERUSAHAAN
1. Nama
: Nella Armayanti 2.
Jabatan : Pimpinan
3. T.Tgl Lahir
: Medan, 19 Juni 1991 4.
Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan
5. Nomor Telepon
: 081361922055 6.
Alamat Email : nellaarmayahoo.com
7. Pendidikan Terakhir
: Diploma III
1. Nama
: Riri Anggriani 2.
Jabatan : Anggota
3. T.Tgl Lahir
: Medan, 2 Januari 1990 4.
Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan
5. Nomor Telepon
: 081261940001 6.
Alamat Email : Riri-anggrianiyahoo.com
7. Pendidikan Terakhir
: SMA
1. Nama
: Panji Lesmana 2.
Jabatan : Anggota
3. T.Tgl Lahir
: Medan, 31 Januari 1989 4.
Alamat Rumah : Jl.Sumber Amal No.23 Marendal
5. Nomor Telepon
: 083197732779 6.
Alamat Email : panji_lesmanaymail.com
7. Pendidikan Terakhir
: SMA
1. Nama
: Winda Gusti Ningsih 2.
Jabatan : Anggota
3. T.Tgl Lahir
: Padang, 21 Mei 1991 4.
Alamat Rumah : Jl.Menteng Raya Gg.budi
5. Nomor Telepon
: 082163884422 6.
Alamat Email : windagustiyahoo.com
7. Pendidikan Terakhir
: SMA
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Keripik Udang Rebon
Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena dengan struktur organisasi dapat memahami bagian dan kerja masing – masing
setiap anggota yang mana ini juga mencerminkan sikap profesionalisme suatu perusahaan atau organisasi.
Untuk saat ini dalam struktur organisasi terdiri dari 4 orang termasuk penulis yang terlibat dalam pengelolaan rencana ini. Diharapkan di masa
mendatang tenaga kerja untuk bisnis keripik udang rebon ini akan lebih banyak lagi, serta seluruh anggota dapat memberikan ide – ide yang nantinya berguna
untuk kemajuan perusahaan.
PIMPINAN NELLA ARMAYANTI
ANGGOTA PANJI LESMANA
ANGGOTA RIRI ANGGRIANI
ANGGOTA WINDA GUSTI N
2.4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 2.4.1 Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan Tjiptono, 2002. Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang
perlu dilakukan menyangkut produk output, terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
1. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri – ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku udang rebon ini
disajikan dalam bentuk keripik, dengan lebih menonjolkan rasa dari udang rebonnya. 2.
NilaiManfaat Produk Produk keripik udang rebon ini yang ditawarkan memiliki manfaat yang
positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik udang rebon. dari bahan bakunya udang rebon memiliki banyak kandungan gizi
yang bermanfaat. Produk keripik udang rebon ini sendiri juga memiliki protein benefit manfaat potensial seperti menjaga lingkungan dan mempedulikan
kesehatan pelanggan.
Tabel 2.1 Kandungan gizi udang rebon per 100 g
Kandungan Gizi Udang Rebon
kering Udang Rebon
Basah Energikkal
299 81
Protein g 59,4
16,2 Lemak g
3,6 1,2
Karbohidrat g 3,2
0,7 Kalsium mg
2.306 757
Fosfor mg 265
292 Besi mg
21,4 2,2
Vitamin A SI 60
Vitamin B1 mg 0,06
0,04 Air g
21,6 79,0
Sumber:direktorat gizi Depkes, 1992
3. KegunaanFungsi Produk
Produk Konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir pemakai akhir. Keripik udang rebon merupakan produk yang dapat dinikmati
kapan saja, bisa dimakan saat santai, dan bisa juga dijadikan pelengkap saat makan.
2.4.2 Keunggulan Produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain: 1.
Rasanya yang sangat renyah dan gurih. 2.
Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen. 3.
Lebih mengunggulkan rasa dari udang rebon. 4.
Dalam proses produksi tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pewarna makanan yang pada saat ini banyak digunakan pemilik usaha kecil supaya
produknya lebih menarik peminat dari segi warna yang mencolok.
5. Tidak banyak masyarakat yang bisa mengolah udang rebon ini menjadi makanan,
karena biasanya udang rebon digunakan untuk pembuatan terasi dan abon.
2.4.3 Gambaran Pasar
Pada tahapan ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari gambaran pasar bisnis secara ringkas serta data penjualan beberapa tahun terakhir.
• Perkiraan prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk. • Proyeksi penawaran dalam beberapa periode tahun mendatang. Proyeksi
penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x per tahun sesuai pertumbuhan proyeksi permintaan.
2.4.4 Target Pasar atau Segmen Pasar yang Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat – sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri –
ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri – ciri yang sama dengan pembeli, maka barulah berarti mereka
membentuk suatu pasar sasaran Situmorang, 2008. Dalam suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar
yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh perusahaan. Target pasar memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan produk
keripik udang rebon ke beberapa tempat misalnya saja kedaiwarung, di koperasi- koperasi, bahkan dapat dipasarkan di supermaket-supermaket jika sudah memiliki
izin usaha. Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target pasar sebelumnya melalui berbagai media cetak dan elektronik.
Disini penulis juga memilki target atau segmen pasar yang dituju yaitu penduduk dari Medan Denai yang berkisar lebih kurang 10.000 jiwa. Selain dari
penduduk Medan Denai sendiri target pasar yang dituju adalah masyarakat kota Medan yang berkunjung ke tempat usaha ini. Usaha keripik udang rebon ini juga
berdekatan dengan salah satu sekolah sehingga para pelajar menjadi salah satu target pasar. Dalam segmen pasar, usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang
menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih
berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjiakan dan demografi yang baik untuk usaha ini.
2.4.5 Target Perkembangan Pasar
Masyarakat indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini, termasuk keripik udang rebon. Dengan demikian, perusahaan yakin ketika usaha ini
telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia ysng cukup baik dan selera masyarakat
untuk mencoba suatu produk yang unik. Dari analisis perkembangan pasar yang dilakukan beberapa bulan yang lalu,
pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi trend perkembangan pasar. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena tingkat pendapatan
yang baik maka minat masyarakat untuk membeli suatu produkbarang juga akan semakin tinggi.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan perusahaan. Dikarenakan inflasi tinggi makan akan berimbas pada bahan baku
penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha. Namun ketika inflasi
turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada harga produk usaha penulis. Sedangkan inflasi 5 tahun terakhir mengalami
penurunan, Penurunan berasal dari inflasi inti dan inflasi pangan. Inflasi inti turun dari posisi 6 persen pada 2007 menjadi 4-5 persen pada April 2012. Sedangkan
harga-harga bahan pangan volatile food turun dari 12 persen pada 2007 menjadi sekitar 7 persen saat ini Tempo, Jakarta.
Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi
ketika usaha dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan
usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat suku bunga.
2.4.6 Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua peralatan dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan.
Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkat yang rinci semuanya akan mengacu pasa hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang
bersangkutan. Kapasitas produksi biaya dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu tahun, bulan, minggu, hari, atau jam. Untuk petencanaan strategis, proyeksi
kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
2.4.7 Analisis Pesaing
Menurut Syafrizal Helmi 2009, ada lima kekuatan pesaing yaitu :
1. Ancaman masuknya pendatang baru
Pendatang baru dalam industri perdagangan biasanya dapat mengancam para pesaing yang ada. Karena pendatang baru sering kali membawa kapasitas baru, serta
sering kali pula memiliki sumber daya yang besar. Beberapa hambatan memasuki suatu industri adalah :
a. Skala Ekonomi Economics of Scale
b. Diferensiasi Produk Product Differentiation
c. Persyaratan Modal Capital Requirement
d. Biaya Peralihan Pemasok Switching Cost
e. Akses ke Saluran Industri
f. Kebijakan Pemerintah
2. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang ada
Rivalitas Rivalry dikalangan pesaing yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti persaingan harga,
peran iklan, industri produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepara pelanggan, intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa
faktor seperti : a.
Adanya beberapa pesaing yang seimbang b.
Pertumbuhan industri yang lambat c.
Kurangnya diferensiasi atau switching cost d.
Pertambahan kapasitas yang tinggi e.
Pesaing yang berbeda – beda f.
Hambatan pengunduran diri yang tinggi
3. Tekanan dari Produk Pengganti
Produk penggantibarang substitusi merupakan salah satu persaingan dari perusahaan – perusahaan. Ancama dari produk susbtitusi ini kuat jika konsumen
dihadapkan pada sedikit switching cost dan jika produk sustitusi tersebut mempunyai harga lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk – produk
makanan ringan yang lain.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang termurah dengan meminta kualitas yang tinggi dan pelayanan yang terbaik. Hal ini membuat
persaingan antara perusahaan dalam industri rumah tangga yang sama. Biasanya kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi :
a. Pembeli membeli dalam jumlah besar
b. Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi.
c. Penjual memperoleh laba yang rendah
5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara menaikkan harga serta menutunkan kualitas barang yang dijualnya. Tetapi kami
menjual produk dengan harga yang tetap apabila terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok kami akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon supaya pelanggan
tidak merasa terbebani dalam membeli produk, dan akan menaikkan harga produk apabila harga kebutuhan pokok sudah terlalu tinggi, perusahaan nantinya akan
kembali menyesuaikan harga produk yang akan dipasarkan. Salah satu contoh yaitu usaha kerupuk adapun keunggulan dan kelemahan
dari produk kompetitor sebagai berikut:
Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon PESAING
KELEMAHAN KEUNGGULAN
Usaha Kerupuk
1. Cepat masuk angin.
2. Lebih banyak
menggunakan zat pewarna.
3. Menggunakan
penyedap. 1.
Harga lebih ekonomis. 2.
Gurih dan lebih ringan untuk dijual.
3. Tidak menggunakan zat
pewarna makanan.
2.5 ASPEK PRODUKSI 2.5.1 Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah suplier,
kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah dihitung berdasarkan kebutuhan per hari :
Tabel 2.3 Rencana Bahan Baku Keripik Udang Rebon No.
Bahan Baku Banyak
Jumlah Harga
1. Minyak Goreng
4 Kg 10.000
40.000 2.
Tepung Terigu 5 Kg
7.000 35.000
3. Udang Rebon
1 Kg 10.000
10.000 4.
GaramBumbu – bumbu ½ Kg
9.500 9.500
Total Rp. 94.500
2.5.2 Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan – tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud.
Bentuk proses produk keripik udang rebon ini dibahas dalam bentuk resep. Resep pembuatan keripik udang rebon yaitu:
Resep Keripik Udang Rebon • Tepung roti
• Udang kecepe • Garambumbu-bumbu
Cara Membuat
•
Semua bumbu digiling sampai halus.
• Tepung dan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan tadi dijadikan satu, lalu
tambahkan air, diaduk hingga rata.
• Lalu ambil adonan 1 sendok makan, masukkan udang kecepe kedalam sendok
tadi lalu masukkan kedalam minyak goreng yang sudah dipanaskan.
Gambar 2.1 Contoh hasil olahan keripik udang rebon
2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk perencanaan pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Tabel 2.4 Peralatan yang dibutuhkan Nama Peralatan
Merk Jumlah
Unit Harga
Jumlah Harga
1. Kompor + Gas Rinai
3 200.000
600.000 2.
Kuali Maxim
2 200.000
400.000 3.
Teflon Maxim
1 160.000
160.000 4.
Timbangan Tanita
1 150.000
150.000 5.
Baskom Ultra
3 15.000
45.000 6.
Sudip 555
2 20.000
40.000 7.
Sendok Doll
3 8.000
24.000
Total Rp. 1.419.000
Bahan pembantu dari keripik udang rebon ini yaitu: • Seperangkat alat pengemas = Rp 150.000,-
• Alat pembungkus Merk = Rp 61.250,- per hari. Dimana dari masing – masing unit produk dikenakan biaya Pembungkus Merk sebanyak Rp 350,-
per Unitnya.
2.5.4 Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak lay-out yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air,
telepon, internet dan lain-lainnya dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan :
Tabel 2.5 Sarana Penunjang Jenis Biaya
Jumlah Biaya
1. Listrik
Rp. 150.000 2.
Air Rp. 150.000
Total Biaya Sarana Penunjang Rp. 300.000
Sumber : Penulis 2012
2.6 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA
Kompetensi adalah ciri – ciri yang harus dimiliki oleh seseorang sehingga dia dapat mencapai performasi prima dalam suatu bidang pekerjaan Hutagalung, 2010.
Pada indikator kompetensi karyawan, kita harus melihat 3 tiga hal sisi, yaitu sisi pertumbuhan, efisiensi, dan stabilitas.
Di sisi pertumbuhan, akan memantau durasi kerja, tingkat pendidikan dan biaya pelatihan masyarakat. Selain itu tingkat turn over karyawan dan juga
kemampuan meraih pelanggan juga bisa termonitor. Sementara itu di sisi efisiensi, harus dilihat proporsi para professional karyawan dengan keahlian tertentu. Begitu
juga dengan nilai tambah per karyawan dan professional serta keuntungan yang dihasilkan oleh masing – masing pada bagian tersebut. Adapun sisi stabilitas akan
terlihat dari turn over professional di suatu perusahaan. Perencanaan tenaga kerja langsung TKL, juga perlu memperhatikan hal – hal mengenai kualifikasi, tarif
upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karena dalam usaha ini pemilik merupakan investor aktif yang berarti pemilik
juga menjalankan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini
usaha pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan dikarenakan masih dapat mengelola usaha ini sendiri.
2.7 RENCANA PENGEMBANGAN PASAR 2.7.1 Strategi Produksi