Usahatani Padi Organik Biaya Produksi Usahatani Padi Organik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Usahatani Padi Organik

Usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dilaksanakan secara organik oleh petani sebagai bentuk kepedulian petani terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan. Selain itu bertujuan untuk mengurangi biaya produksi untuk meningkatkan pendapatan petani sehingga kesejahteraan petani menjadi lebih baik. Proses produksi pada usahatani padi organik sampai hasil dimulai dari pelaksanaan pengolahan tanah luku tanah, pembuatan tapak bibit, tabrak tanah, persemaian bibit, perbaikan benteng, cabut bibit, penanaman, pemeliharaan dan panen. Pengolahan tanah bertujuan agar mendapatkan struktur tanah yang baik untuk tanaman. Prosesnya dimulai dari luku tanah adalah pembalikan tanah pada petakan sawah. Pembuatan tapak bibit yaitu sebagian dari tanah yang telah dibalik dijadikan sebagai tempat penyemaian bibit padi organik. Tabrak tanah yakni setelah bibit disemaikan lanjut tanah yang sudah dibalik pada tahap pertama kemudian ditabrak atau diratakan kembali sehingga mudah dalam pengontrolan air. Proses tabrak tanah tidak dilakukan pada bagian tanah yang menjadi tempat penyemaian bibit. Persemaian bibit yaitu bibit padi yang akan ditanam, disemaikan pada bagian lahan sawah atau penamburan bibit padi pada tapak bibit. Perbaikan benteng atau kikis benteng yaitu bagian pinggir sawah yang menjadi batas-batas petakan sawah diperbaiki, pelaksanaannya setelah 10 hari bibit ditanam. Selanjutnya cabut bibit yaitu bibit yang telah disemaikan dan menjadi bibit dicabut untuk selanjutnya ditanam. Penanaman bibit yaitu bibit yang dicabut ditanam pada tanah yang telah siap tanam. Satu hari sebelum bibit ditanam, air pada petakan sawah dikurangi. Panen yaitu mengambil atau pemotongan tanaman padi yang sudah cukup umur atau buah dan daun menguning yaitu pada usia enam bulan.

5.2 Biaya Produksi Usahatani Padi Organik

Pelaksanaan usahatani padi organik membutuhkan biaya-biaya dalam proses produksinya. Biaya produksi yaitu biaya yang digunakan atau dipakai oleh petani padi organik untuk melaksanakan usahataninya. Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi, seperti biaya penyusutan alat pertanian, biaya pengairanirigasi dan biaya pajak bumi dan bangunan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik untuk satu kali produksi yang mempengaruhi jumlah produksi. Biaya variabel yaitu biaya saprodi sarana produksi dan biaya tenaga kerja. Jumlah biaya tetap dengan biaya variabel merupakan total biaya dari usahatani padi organik. Biaya tersebut dikeluarkan sesuai dengan tingkat biaya dari masing-masing proses produksi. Berikut penjelasan biaya produksi usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas.

A. Biaya Variabel Usahatani Padi Organik

Hasil pengamatan selama penelitian sarana produksi yang digunakan yakni bibit, pupuk organik, pupuk organik cair poc dan tenaga kerja. Ketersediaan sarana produksi sesuai dengan kebutuhan memerlukan sejumlah biaya. Biaya tersebut merupakan biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani padi organik. 1 Biaya Bibit Biaya bibit yang dikeluarkan oleh petani tidak sama. Harga bibit yang dibeli petani yaitu Rp 6.000 – Rp 10.000kg. Kebutuhan bibit padi yaitu banyaknya bibit yang disemaikan untuk ditanam pada lahan. Petani menggunakan bibit padi sebanyak 1,5 kgrante atau 37,5 kghektar sampai 2 kgrante atau 50 kghektar. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut disajikan tabel 13 total biaya bibit : Tabel 13. Total Biaya Bibit No. Sampel Total Biaya Rp 1 462.000 2 75.000 3 48.000 4 250.000 5 200.000 6 48.000 7 200.000 8 72.000 9 240.000 Jumlah 1.595.000 Rata-rata 177.222 Sumber : Lampiran 3 Diolah Berdasarkan tabel 13 diperoleh total biaya bibit usahatani padi organik adalah Rp 1.595.000 dengan biaya rata-rata Rp 172.222. Biaya bibit tertinggi yaitu Rp 462.000 dan biaya terendah Rp 48.000. 2 Biaya Pupuk Biaya pupuk organik yang dikeluarkan oleh petani pada usahatani padi organik sama yaitu Rp 1.000kg. Namun penggunaan pupuk organik masing- masing lahan milik petani berbeda. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut disajikan tabel 14 total biaya pupuk organik : Tabel 14. Total Biaya Pupuk Organik No. Sampel Total Biaya Rp 1 2.640.000 2 200.000 3 150.000 4 2.000.000 5 1.000.000 6 150.000 7 800.000 8 360.000 9 1.000.000 Jumlah 8.300.000 Rata-rata 922.222 Sumber : Lampiran 3 Diolah Berdasarkan tabel 14 diperoleh total biaya pupuk organik usahatani padi organik adalah Rp 8.300.000 dengan biaya rata-rata Rp 922.222. Biaya pupuk organik tertinggi yaitu Rp 2.640.000 dan biaya terendah Rp 150.000. 3 Biaya Pupuk Organik Cair POC Biaya pupuk organik cair yaitu berkisar Rp 20.000 – Rp 25.000liter. Penggunaan sesuai kebutuhan lahan milik petani. Dari hasil penelitian satu petani yang tidak menggunakan pupuk organik cair pada lahan miliknya. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut disajikan tabel 15 total biaya pupuk organik cair : Tabel 15. Total Biaya Pupuk Organik Cair No. Sampel Total Biaya Rp 1 396.000 2 80.000 3 75.000 4 400.000 5 - 6 125.000 7 25.000 8 60.000 9 80.000 Jumlah 1.241.000 Rata-rata 155.125 Sumber : Lampiran 3 Diolah Berdasarkan tabel 15 diperoleh total biaya pupuk organik cair usahatani padi organik adalah Rp 1.241.000 dengan biaya rata-rata Rp 155.125. Biaya pupuk organik cair tertinggi yaitu Rp 400.000 dan biaya terendah Rp 25.000. 4 Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja usahatani padi organik mulai dari pengolahan tanah, persemaian bibit, perbaikan benteng, cabut bibit, penanaman, pemeliharaan dan panen. Upah yang dibayar oleh petani menggunakan sistem borong. Harga ditentukan oleh pekerja yang diupah oleh petani. Biaya pengolahan tanah yaitu Rp 1.000.000 – Rp 1.250.000hektar. Biaya persemaian bibit yaitu Rp 200.000 – Rp 300.000hektar. Biaya perbaikan benteng yaitu Rp 300.000 – Rp 375.000hektar. Biaya cabut bibit yaitu Rp 425.000 – Rp 875.000hektar. Biaya penanaman yaitu Rp 700.000 – Rp 1.000.000hektar. Biaya pemeliharaan yaitu Rp 375.000 – Rp 1.000.000hektar. Biaya panen yang dikeluarkan petani yaitu Rp 400.000ton. Penjelasan biaya tenaga kerja dapat dilihat pada lampiran 4. Berikut disajikan tabel 16 total biaya tenaga kerja : Tabel 16. Total Biaya Tenaga Kerja No. Sampel Total Biaya Rp 1 9.306.000 2 1.220.000 3 1.245.000 4 7.850.000 5 2.470.000 6 1.265.000 7 2.380.000 8 1.506.000 9 4.460.000 Jumlah 31.702.000 Rata-rata 3.522.444 Sumber : Lampiran 4 Diolah Berdasarkan tabel 16 diperoleh total biaya tenaga kerja usahatani padi organik adalah Rp 31.702.000 dengan biaya rata-rata Rp 3.522.444 . Biaya tenaga kerja tertinggi yaitu Rp 9.306.000 dan biaya terendah Rp 1.220.000. 5 Total Biaya Variabel Total biaya variabel adalah total biaya bibit, pupuk organik, pupuk organik cair dan biaya tenaga kerja. Berikut disajikan pada taber 17 total biaya variabel : Tabel 17. Biaya Variabel Usahatani Padi Organik No. Sampel Total Biaya Rp Biaya Variabel Per Luas Lahan Rp 1 12.804.000 9.700.000 2 1.575.000 7.875.000 3 1.518.000 7.590.000 4 10.500.000 10.500.000 5 3.670.000 9.175.000 6 1.588.000 7.940.000 7 3.405.000 8.512.500 8 1.998.000 8.325.000 9 5.780.000 7.225.000 Total 42.838.000 76.842.500 Rata-rata 4.759.778 8.538.056 Sumber : Lampiran 6 Diolah Berdasarkan tabel 17 diperoleh total biaya variabel usahatani padi organik adalah Rp 42.838.000 dengan biaya rata-rata adalah Rp 4.759.778. Biaya variabel tertinggi yaitu Rp 12.804.000 dan biaya terendah yaitu Rp 1.518.000. Sedangkan biaya variabel per luas lahan tertinggi milik petani adalah Rp 10.500.000 dengan biaya terendah yaitu Rp 7.225.000.

B. Biaya Tetap Usahatani Padi Organik

Biaya tetap usahatani padi organik dari hasil penelitian adalah biaya penyusutan alat pertanian dan kendaraan, biaya pengairanirigasi dan biaya pajak bumi dan bangunan. 1 Biaya Penyusutan Alat Pertanian Proses produksi usahatani padi organik menggunakan alat-alat pertanian yang terdiri dari cangkul, penyemprot, parang, pisau, sabit, babat, garpu, gudang serta kendaraan yang dipakai untuk mendukung pengolahan dan hasil padi organik. Ketersediaan alat dan kendaraan yang digunakan bertujuan untuk memperoleh produksi. Alat-alat tersebut mengalami penurunan nilai yang disebut dengan biaya penyusutan. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 12. Berikut disajikan tabel 18 total biaya penyusutan alat pertanian : Tabel 18. Total Biaya Penyusutan Alat Pertanian No. Sampel Total Biaya Rp 1 6.027.750 2 373.500 3 105.750 4 198.000 5 157.500 6 337.500 7 1.748.250 8 272.250 9 333.000 Total 9.553.500 Rata-rata 1.061.500 Sumber : Lampiran 12 Diolah Berdasarkan tabel 18 diperoleh total biaya penyusutan alat pertanian usahatani padi organik adalah sebesar Rp 9.553.500 dengan biaya rata-rata yaitu Rp 1.061.500. Biaya penyusutan alat pertanian tertinggi yaitu Rp 6.027.750 dan biaya terendah yaitu Rp 105.750. 2 Biaya PengairanIrigasi Lahan sawah yang akan ditanam padi organik menggunakan jasa pengairanirigasi untuk memenuhi kebutuhan air. Pengaliran air pada setiap petakan sawah milik petani padi organik mengeluarkan biaya. Biaya pengairan dibayar petani kepada petugas pengairan. Pembayaran dilakukan pada saat musim panen dalam yakni dalam bentuk padi sebanyak 75 KgHa. Semakin luas lahan yang dimiliki akan besar pula biaya yang dikeluarkan. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 13. Berikut disajikan tabel 19 total biaya penyusutan alat pertanian usahatani padi organik : Tabel 19. Total Biaya PengairanIrigasi No. Sampel Total Biaya Pengairan Rp 1 435.600 2 58.500 3 63.000 4 315.000 5 115.500 6 63.000 7 127.500 8 68.400 9 234.000 Total 1.480.500 Rata-rata 164.500 Sumber : Lampiran 13 Diolah Berdasarkan tabel 19 diperoleh total biaya pengairanirigasi usahatani padi organik adalah Rp 1.480.500 dengan biaya rata-rata adalah Rp 164.500. Biaya pengairanirigasi tertinggi yaitu Rp 435.600 dan biaya terendah yaitu Rp 58.500. 3 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan PBB Penggunaan lahan sawah yang ditanami padi organik mengeluarkan biaya dalam bentuk pajak yang disebut dengan pajak bumi dan bangunan. Biaya tersebut merupakan ketentuan atas kepemilikan lahan yang dibayar secara berkala oleh petani kepada pemerintah. Pembayaran pajak pada tiap petani padi organik ada yang sama ada juga yang berbeda, hal ini berdasarkan luas lahan dan letak lahan yang dimiliki oleh petani padi organik. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 14. Berikut disajikan tabel 20 total biaya pajak bumi dan bangunan : Tabel 20. Total Biaya Pajak Bumi dan Bangunan PBB No. Sampel Total Biaya PBB Rp 1 198.000 2 25.000 3 30.000 4 125.000 5 60.000 6 30.000 7 40.000 8 28.800 9 115.000 Total 651.800 Rata-rata 72.422 Sumber : Lampiran 14 Diolah Berdasarkan tabel 20 diperoleh total biaya pajak bumi dan bangunan usahatani padi organik adalah sebesar Rp 651.800 dengan biaya rata-rata adalah Rp 72.422. Biaya pengairanirigasi tertinggi yaitu Rp 198.000 dan biaya terendah yaitu Rp 25.000. 4 Total Biaya Tetap Biaya tetap usahatani padi organik dari hasil penelitian yaitu biaya penyusutan alat pertanian dan kendaraan, biaya pengairanirigasi dan biaya pajak bumi dan bangunan. Berikut disajikan tabel 21 total biaya tetap usahatani padi organik : Tabel 21. Total Biaya Tetap Usahatani Padi Organik Sumber : Lampiran 15 Diolah Berdasarkan tabel 21 diperoleh total biaya tetap usahatani padi organik adalah sebesar Rp 11.685.800 dengan biaya rata-rata adalah Rp 1.298.422. Biaya tetap tertinggi yaitu Rp 6.661.350 dan biaya terendah Rp 198.750. Biaya per luas lahan tertinggi adalah Rp 5.046.477 dan biaya per luas lahan terendah Rp 638.000.

C. Total Biaya Usahatani Padi Organik

Total biaya yang digunakan dalam proses produksi padi organik merupakan jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Berikut disajikan tabel 22 total biaya usahatani padi organik : No. Sampel Total Biaya Tetap Rp Biaya Tetap Per Luas Lahan Rp 1 6.661.350 5.046.477 2 457.000 2.285.000 3 198.750 993.750 4 638.000 638.000 5 333.000 832.500 6 430.500 2.152.500 7 1.915.750 4.789.375 8 369.450 1.539.375 9 682.000 852.500 Jumlah 11.685.800 19.129.477 Rata-rata 1.298.422 2.125.497 Tabel 22. Total Biaya Usahatani Padi Organik Sumber : Lampiran 16 Diolah Berdasarkan tabel 22 menunjukkan total biaya usahatani padi organik adalah Rp 54.523.800 biaya rata-rata Rp 6.058.200. Total biaya tertinggi adalah Rp 19.465.350 dan biaya terendah adalah Rp 1.716.750.

5.1.2 Penerimaan Usahatani Padi Organik

Penerimaan usahatani padi organik adalah total produksi padi organik dikali dengan harga jual padi organik. Petani padi organik menjual hasil produksinya dalam bentuk gabah. Petani lebih memilih menjual gabah basah karena tidak semua petani padi organik memiliki halaman atau tempat penjemuran gabah. Selain itu bila menjual dalam bentuk gabah kering petani tidak bisa menjamin kadar air gabah yang sudah jemur. Petani mengeluarkan biaya lagi untuk tenaga kerja penjemuran gabah dan faktor cuaca yang menjadi alasan petani untuk menjual hasil panen padi dalam bentuk gabah basah. Penjelasan dapat dilihat pada lampiran 17. Berikut disajikan tabel 23 total penerimaan usahatani padi organik : No. Sampel Total Biaya Variabel Rp Total Biaya Tetap Rp Total Biaya Rp 1 12.804.000 6.661.350 19.465.350 2 1.575.000 457.000 2.032.000 3 1.518.000 198.750 1.716.750 4 10.500.000 638.000 11.138.000 5 3.670.000 333.000 4.003.000 6 1.588.000 430.500 2.018.500 7 3.405.000 1.915.750 5.320.750 8 1.998.000 369.450 2.367.450 9 5.780.000 682.000 6.462.000 Jumlah 42.838.000 11.685.800 54.523.800 Rata-rata 4.759.778 1.298.422 6.058.200 Tabel 23. Total Penerimaan Usahatani Padi Organik Sumber : Lampiran 17 Diolah Berdasarkan tabel 23 menunjukkan total penerimaan usahatani padi organik adalah Rp 135.752.500 dengan total produksi 32.575kg. Penerimaan rata- rata adalah Rp 15.083.611 dengan rata-rata produksi 3.619 kg. Penerimaan tertinggi adalah Rp 43.560.000 yaitu total produksi 9.900 kg dan terendah adalah Rp 4.387.500 dengan total produksi 1.125 kg.

5.1.3 Pendapatan Usahatani Padi Organik

Pendapatan usahatani padi organik adalah selisih dari total penerimaan dengan total biaya yang digunakan dalam proses produksi. Berikut disajikan tabel 24 total pendapatan usahatani padi organik : No. Sampel Jumlah Produksi Kg Total Penerimaan Rp 1 9.900 43.560.000 2 1.125 4.387.500 3 1.200 5.040.000 4 8.000 33.600.000 5 2.800 10.780.000 6 1.200 5.040.000 7 2.700 11.475.000 8 1.650 6.270.000 9 4.000 15.600.000 Jumlah 32.575 135.752.500 Rata-rata 3.619 15.083.611 Tabel 24. Total Pendapatan Usahatani Padi Organik Sumber : Lampiran 18 Diolah Berdasarkan tabel 24 menunjukkan total pendapatan usahatani padi organik adalah Rp 82.528.700 dengan total rata-rata Rp 9.169.856. Pendapatan tertinggi Rp 24.094.650 dan pendapatan terendah Rp 2.375.500.

5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Padi Organik

Penilaian kelayakan suatu usaha adalah mengetahui usahatani tersebut layak atau tidak layak untuk diusahakan. Pada usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas analisis kelayakan usahatani padi organik menggunakan kriteria analisis RC ratio, BC ratio dan break even point atau titik impas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

5.3.1 Analisis RC Ratio

Analisis RC ratio merupakan gambaran tentang keberlanjutan usahatani padi organik yang dilakukan termasuk layak atau tidak layak. RC adalah total penerimaan usahatani padi organik dibagi dengan seluruh biaya yang digunakan atau total pengeluaran. Berikut disajikan tabel 25 nilai RC usahatani padi organik: No. Sampel Total Penerimaan Rp Total Pengeluaran Rp Total Pendapatan Rp 1 43.560.000 19.465.350 24.094.650 2 4.387.500 2.032.000 2.355.500 3 5.040.000 1.151.750 3.888.250 4 33.600.000 11.138.000 22.462.000 5 10.780.000 4.003.000 6.777.000 6 5.040.000 2.018.500 3.021.500 7 11.475.000 4.785.750 6.689.250 8 6.270.000 2.167.450 4.102.550 9 15.600.000 6.462.000 9.138.000 Jumlah 135.752.500 53.223.800 82.528.700 Rata-rata 15.083.611 5.913.756 9.169.856 Tabel 25. Nilai RC Usahatani Padi Organik Sumber : Lampiran 20 Berdasarkan tabel 25 menunjukkan total penerimaan usahatani padi organik adalah Rp 135.752.500 dengan rata-rata Rp 15.083.611. Total pengeluaran Rp 54.523.800 dengan rata-rata Rp 6.058.211. Pada usahatani padi organik diperoleh rata-rata nilai RC sebesar 2,48. Berdasarkan kriteria kelayakan usahatani padi organik dengan perhitungan RC 1 maka usahatani padi organik dikatakan layak untuk diusahakan.

5.3.2 Analisis BC Ratio

Analisis BC ratio adalah membandingkan keuntungan usahatani padi organik dengan total biaya yang digunakan. Berikut disajikan tabel 26 nilai BC ratio usahatani padi organik : No. Sampel Total Penerimaan Rp Total Pengeluaran Rp RC LayakTidak Layak 1 43.560.000 19.465.350 2,2378 Layak 2 4.387.500 2.032.000 2,1592 Layak 3 5.040.000 1.716.750 2,9358 Layak 4 33.600.000 11.138.000 3,0167 Layak 5 10.780.000 4.003.000 2,693 Layak 6 5.040.000 2.018.500 2,4969 Layak 7 11.475.000 5.320.750 2,1567 Layak 8 6.270.000 2.367.450 2,6484 Layak 9 15.600.000 6.462.000 2,4141 Layak Jumlah 135.752.500 54.523.800 2,4898 Layak Rata-rata 15.083.611 6.058.200 2,4898 Layak Tabel 26. Nilai BC Usahatani Padi Organik Sumber : Lampiran 21 Berdasarkan tabel 26 menunjukkan keuntungan usahatani padi organik adalah Rp 81.228.700 dengan rata-rata Rp 9.025.411. Total pengeluaran petani padi organik Rp 54.523.800 dengan rata-rata Rp 6.058.200. Pada usahatani padi organik diperoleh rata-rata nilai BC sebesar 1,48. Berdasarkan kriteria kelayakan usahatani padi organik dengan perhitungan BC 1 maka usahatani padi organik dikatakan layak untuk diusahakan.

5.4 Analisis BEP Usahatani Padi Organik

Break Even Point adalah nilai titik impas usahatani padi organik. BEP dapat terbagi atas titik impas penerimaan, produksi dan harga. Titik impas penerimaan yaitu penerimaan yang didapatkan oleh petani padi organik dengan tidak memperoleh keuntungan ataupun mengalami kerugian. Titik impas produksi adalah jumlah produksi dari usahatani padi organik pada saat tidak memproleh keuntungan ataupun menderita kerugian. Titik impas harga yaitu tingkat harga jual padi organik untuk menutupi biaya yang dikeluarkan petani dalam usahanya dengan tidak mendapatkan keuntungan ataupun mengalami kerugian. Berikut No. Sampel Keuntungan Rp Total Pengeluaran Rp BC LayakTidak Layak 1 24.094.650 19.465.350 1,2378 Layak 2 2.355.500 2.032.000 1,1592 Layak 3 3.323.250 1.716.750 1,9358 Layak 4 22.462.000 11.138.000 2,0167 Layak 5 6.777.000 4.003.000 1,693 Layak 6 3.021.500 2.018.500 1,4969 Layak 7 6.154.250 5.320.750 1,1567 Layak 8 3.902.550 2.367.450 1,6484 Layak 9 9.138.000 6.462.000 1,4141 Layak Jumlah 81.228.700 54.523.800 1,4898 Layak Rata-rata 9.025.411 6.058.200 1,4898 Layak perhitungan masing-masing titik impas usahatani padi organik dari hasil penelitian. BEP Penerimaan Rp = FC 1 – VC S Berikut disajikan pada tabel 27 perhitungan BEP penerimaan usahatani padi organik : Tabel 27. Total BEP Penerimaan Usahatani Padi Organik No. Sampel Total Biaya Tetap Rp Total Biaya Variabel Rp Total Penerimaan Rp BEP Penerimaan Rp 1 6.661.350 12.804.000 43.560.000 9.434.444,6 2 457.000 1.575.000 4.387.500 712.919,6 3 198.750 1.518.000 5.040.000 284.412,07 4 638.000 10.500.000 33.600.000 928.000 5 333.000 3.670.000 10.780.000 504.885,87 6 430.500 1.588.000 5.040.000 628.539,64 7 1.915.750 3.405.000 11.475.000 2.724.261,67 8 369.450 1.998.000 6.270.000 542.168,67 9 682.000 5.780.000 15.600.000 1.083.421,9 Jumlah 11.685.800 42.838.000 135.752.500 16.843.054 Rata-rata 1.298.422 4.759.778 15.083.611 1.871.450 Sumber : Lampiran 23 Berdasarkan tabel 27 menunjukkan total BEP penerimaan usahatani padi organik adalah Rp 16.843.054 dengan rata-rata Rp 1.871.450 adalah keadaan usahatani padi impas atau tidak untung dan tidak rugi. Sedangkan hasil rata-rata penerimaan usahatani padi organik sudah lebih besar dari BEP penerimaan yaitu Rp 15.083.611 Rp 1.871.450. Sehingga usahatani padi organik dikatakan layak untuk diusahakan. Break Even Point produksi usahatani padi organik yaitu biaya tetap usahatani padi organik dibagi selisih harga jual dengan biaya variabel per unit. BEP Produksi = FC P − AVC Berikut disajikan pada tabel 28 perhitungan BEP produksi usahatani padi organik : Tabel 28. Total BEP Produksi Usahatani Padi Organik No. Sampel Total Biaya Tetap Rp Harga Jual RpKg Biaya Variabel Per Unit Rp BEP Produksi Rp Produksi Kg 1 6.661.350 4.400 1293,3 2.144,2 9.900 2 457.000 3.900 1400 182,8 1.125 3 198.750 4.200 1265 67,717 1.200 4 638.000 4.200 1312,5 220,95 8.000 5 333.000 3.850 1310,7 131,14 2.800 6 430.500 4.200 1323,3 149,65 1.200 7 1.915.750 4.250 1261,1 640,95 2.700 8 369.450 3.800 1210,9 142,69 1.650 9 682.000 3.900 1.445 277,8 4.000 Jumlah 11.685.800 36.700 11.822 3.957,9 32.575 Rata-rata 1.298.422 4.078 1313,5 439,77 3.619 Sumber : Lampiran 24 Berdasarkan tabel 28 menunjukkan total BEP produksi usahatani padi organik adalah 3.957,9 kg dengan rata-rata 439,77 kg adalah keadaan usahatani padi impas atau tidak untung dan tidak rugi. Sedangkan hasil produksi rata-rata padi organik sudah lebih besar dari BEP produski yaitu 3.619 kg 439,77 kg. Sehingga usahatani padi organik dikatakan layak untuk diusahakan. Break Even Point harga usahatani padi organik yaitu biaya tetap usahatani padi organik dibagi selisih harga jual dengan biaya variabel per unit. BEP Harga = TC Y Berikut disajikan pada tabel 29 perhitungan BEP harga usahatani padi organik : Tabel 29. Total BEP Harga Usahatani Padi Organik No. Sampel Total Biaya Rp Produksi Kg BEP Harga RpKg Harga Jual RpKg 1 19.465.350 9.900 1.966 4.400 2 2.032.000 1.125 1.806 3.900 3 1.716.750 1.200 1.431 4.200 4 11.138.000 8.000 1.392 4.200 5 4.003.000 2.800 1.430 3.850 6 2.018.500 1.200 1.682 4.200 7 5.320.750 2.700 1.971 4.250 8 2.367.450 1.650 1.435 3.800 9 6.462.000 4.000 1.616 3.900 Jumlah 54.523.800 32.575 14.728 36.700 Rata-rata 6.058.200 3.619 1.636 4.078 Sumber : Lampiran 25 Berdasarkan tabel 29 menunjukkan total BEP harga usahatani padi organik adalah Rp 14.728 kg dengan rata-rata Rp 1.636 kg yaitu keadaan usahatani padi impas atau tidak untung dan tidak rugi. Sedangkan harga jual rata-rata padi organik sudah lebih besar dari BEP harga yaitu Rp 4.078kg Rp 1.636kg, sehingga usahatani padi organik dikatakan layak untuk diusahakan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN